8

10.5K 439 16
                                    

Episode 6-7 ada di karyakarsa yaa!!

Yuk melancong dulu kesana!!
Ketik 40Th applelove31

Lihatlah perempuan yang di panggil Sanggala bocah dan sudah sah menjadi istri nya itu keluar dari kamar mandi. Ia tampak santai seolah tidak ada yang terjadi.

Padahal bekas lipstik nya saja masih membekas di tulang selangka Sanggala.

Sialan!!!

Bocahhh nakal kiranya.

Sanggala menatap tubuh Bia yang sudah tertutupi oleh bathrobe. Ingin sekali rasanya ia membalas perlakuan Bia barusan.

Masih belum puas membuat Sanggala menggeram tertahan, sekarang Bia membuat ulah lagi.

Sanggala berpikir Bia memang sengaja menggoda nya. Lihat saja sekarang perempuan itu sibuk mengusap rambut basah nya dan mengibaskannya dengan cara yang menurut Sanggala memang sengaja untuk menggodanya. Aahh bahkan percikan air nya mengenai wajah Sanggala.

Sanggala tidak tahan lagi. Keterlaluan sekali Bia ini atau memang hormon tubuh nya yang begini. Sanggala mengacak rambutnya kesal.

Sanggala harus segera mandi dan menghilangkan setan-setan yang berkeliaran di kepalanya saat ini.

" Abang tidak mandi?" tanya Bia memecah kesunyian.

" Ya." sahut Sanggala jutek. Bia mengernyitkan alis pertanda bingung. Ia memperhatikan punggung Sanggala yang menghilang di balik pintu kamar mandi.

" Ada apa dengan dirinya. Kenapa wajahnya kayak orang marah begitu?" bisik Bia bertanya sendiri.

Bia mengangkat bahunya acuh. " Ah, biarkan saja. Bukan urusan ku juga."

Bia segera mengeringkan rambutnya dan berpakaian sebelum Sanggala keluar dari kamar mandi.

***

Bia dan Sanggala sudah berada di jakarta. Ya memang secepat itulah roda kehidupan Bia berputar. Tadi pagi ia masih di kampung. Sekarang tiba-tiba ia sudah berada di kota metropolitan ini.

Bia mengikuti Sanggala dari belakang sembari menggeret koper.

Sejak tadi ia sibuk mengangumi tempat hunian mewah ini. Ia bahkan tidak pernah bermimpi untuk menginjaki kakinya di gedung pencakar langit yang sedang di tempatinya sekarang.

Bip bip bip

Sanggala membuka pintu apartemen dan Bia mengikuti dari belakang.

Sanggala menghidupkan lampu yang membuat ruangan dari gelap gulita bermandikan cahaya.

Bia otomatis kembali mengitari ruangan dengan mata telanjang.

" Di apartemen ini kebetulan kamarnya ada dua. Jadi, kamu bisa menempati salah satunya. Kamar saya ada di atas. Kamu bisa menggunakan kamar yang di bawah."

Bia mengangguk tanpa bersuara.

" Saya lelah dan pengen istirahat. Jadi, kamu jangan ganggu saya. Di sini yang memegang kendali saya. Kamu dilarang ikut campur dan menyentuh privasi saya, paham?"

Bia kembali mengangguk. Aura yang dikeluarkan Sanggala terasa berbeda saat mereka sudah menginjakkan kaki ke tanah jawa ini.

Bahkan, Bia tida berani bersuara sejak datang dan cuma mengangguk saja. Ia paham kondisi.

Ia berpikir mereka akan tidur sekamar. Untunglah pemikirannya tidak benar. Memang seperti ini yang Bia inginkan. Walaupun mereka sah suami istri tapi kamar mereka harus terpisah.

Mereka menikah juga tidak seperti pasangan lainnya yang memang saling mencintai. Mereka saja baru mengenal. Bahkan tidak cukup dua minggu mengenal mereka sudah menikah.  Semua nya karena perjanjian itu. Coba saja ia tidak mengenal Sanggala. Mungkin hidupnya tidak seperti sekarang. Melainkan masih sibuk kabur dan bersembunyi dari kejaran lintah darat.

Bia mendesah pelan merenungi nasib dirinya yang tak sesuai dengan keinginan. Bia membuka handle pintu kamar dan melangkah ke arah kasur. Ia merebahkan tubuhnya da memejamkan mata.

Setitik air mata jatuh mengalir di pipi. Bia membiarkan tanpa menyeka dan membuka mata. Pikirannya sibuk berkelana meratapi hidup.

Mungkin karena efek lelah, Bia ketiduran tanpa mandi. Peduli setan. Tidak ada juga yang membaui tubuhnya. Ia tidur juga sendiri. Jadi, ia bebas mau mandi apa tidak. Tubuhnya lebih membutuhkan kasur untuk saat ini.

***

Sanggala menuruni tangga seraya menjinjing tasnya. Pakaiannya sangat rapi khas pekerja kantoran.

Sanggala hampir saja terlonjak kaget jika tidak cepat-cepat menan keseimbangannya ketika melihat sosok Bia duduk di meje pantry.

Kepala nya menempel di atas meja dengan rambut terurai.

" Kamu ngapain tidur di sini?" Sanggala mendekat lalu berputar membuka kulkas. Cuma ada air mineral yang tersedia.

" Aku lapar!" Beritahu Bia dengan wajah nelangsa khas orang bangun tidur.

Sanggala lupa jika mereka baru sampai semalam dan belum belanja.

Sanggala membuka dompet nya dan memberikan sebuah kartu  pada Bia.

Di bawah ada supermarket. Kamu bisa belanja keperluan kamu dan dapur ini. Terserah mau beli apa. Saya tidak banyak waktu belikan kamu makanan. Kamu belanja saja di bawah."

Bia membalik-balik kartu di tangannya.

" Bapak mau kemana pagi-pagi begini. Sudah rapi saja."

" Bekerja!"

Sanggala kembali mengambil tasnya dan meninggalkan Bia yang dalam keadaan bengong.

" Saya berangkat. Kamu baik-baik di rumah!"

Setelah kepergian Sanggala, Bia segera bergegas. Ia mandi dan siap-siap pergi ke supermarket yang dikatakan Sanggala barusan. Jujur saja perutnya sudah perih karena kelaparan. Semalam ia juga tidak makan.

Setelah berjibaku dengan penampilannya. Bia keluar dengan penampilan sederhananya. Bahkan Bia tidak memakai bedak atau lipstik. Wajahnya natural tanpa di poles.

Bia dengan hati riang gembira keluar dari apartemen. Ia akan belanja sepuasnya. Mumpung kartu Sanggala ada di tangannya.

Tbc!
09/06/23

Aahh ayoo Biaa habisinn aja duit sanggala. Kuras terus sampe kosong iai nya😅😅😅.

Ayoo dong komen part berikutnya mau kayak gimnaaa dramaaa nya gaess???

40 Th Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang