Selamat pagiiii semuaaa.
Kembalii uppdate nihhh. Siapa yang semakin penasarann sama kelanjutann adegan demi adegan yang diperankan Bia dan Sanggala ?? Wkwkkwkw
Di Karyakarsa udah Bab 33 ya bestieee. Yuk yang nggak sabar boleh melancong dulu ke sanaa!!!
Selamat membacaa!!!
🧚🧚🧚🧚🧚
Bia tergopoh gopoh menuruni tangga saat bel berbunyi. Ia membuka pintu dan terkejut melihat Andi sedang memapah Sanggala.
" Loh Masga? Kenapa?" Raut Panik langsung bersarang di wajah Bia.
" Bisa saya masuk, Bu?"
Bia tergagap. " Oh ya, bisa. Tolong bawa sekalian ke atas ya." Pinta Bia. Andi mengangguk. Bia memegang erat lengan Sanggala yang terasa panas.
"Sebenarnya suami saya kenapa?" tanya Bia setelah mereka sampai di kamar dan membaringkan Sanggala.
Andi terkejut mendengar perkataan Bia menyebut Sanggala suaminya. Namun ia segera mengendalikan tubuhnya. Ia tidak tahu jika atasan nya sudah menikah. Dan lebih parahnya yang ia tahu perempuan di depannya merupakan salah satu pegawai di kantor.
" Pak Sanggala demam, Bu!"
" Demam?" Beo Bia.
Andi mengangguk." Iya, Bu. Sejak tadi siang Bapak sudah bilang kalau tubuhnya sedang tidak sehat. Sore tadi demam Bapak makin tinggi. Namun, Bapak tidak mau meninggalkan pekerjaan. Sewaktu pulang Bapak oleng. Makanya saya berinisiatif mengantar Bapak, Bu." Jelas Andi. Bia menatap cemas Sanggala.
" Kalau begitu saya pamit dulu,Bu. Kalau ada apa-apa Ibu bisa menghubungi saya."
Bia mengangguk. " Baik. Terima kasih sudah mengantar suami saya, Pak."
" Andi saja cukup, Bu." Tidak etis rasanya istri atasannya memanggil Bapak. Di lihat dari postur tubuh dan fisik nya mereka tidak beda jauh umurnya.
" Ya, terima kasih Andi."
" Sama-sama. Mari, Bu!"
Bia segera mengantar Andi ke bawah. Setelah itu ia bergegas mengambil kompresan untuk mendinginkan suhu tubuh Sanggala.
Bia segera naik ke atas lagi. Bia segera menanggalkan sepatu dan pakaian Sanggala.
Badan Sanggala sangat panas. Bia memutuskan tidak memakaikan baju dan hanya celana boxer saja.
Bia mengompres kening Sanggala. Sesekali Sanggala merintih dalam tidurnya. Sejam Bia mengompres kening Sanggala.
Bia ketiduran hingga terbangun lagi saat mendengar suara rintihan.
" Masga," bisik Bia. Sanggala seperti kedinginan. Bia menyentuh kening Sanggala yang masih panas tapi Sanggala tampak menggigil.
" Masga, bangun Mas!" pinta Bia. Ia menggoncang bahu Sanggala. Ia tadi sudah mengambil obat penurun panas sebelum tidur.
Sanggala membuka mata. Tatapannya tampak sayu.
" Sa-----yang." bisik Sanggala parau.
" Iya, Mas. Bia disini. Masga bangun dulu. Minum obat sebentar ya!" bujuk Bia ikutan panik. Namun, ia berusaha mengendalikan dirinya supaya tenang.
" Di....dingiiin." ucap Sanggala pelan dan bergetar.
" Iyaa, Mas. Minum obat sebentar."
Bia memasukkan obat ke dalam mulut Sanggala dan memberikan air minum. Bia menopang punggung Sanggala agar bisa minum.
KAMU SEDANG MEMBACA
40 Th
RomanceSanggala Pramujaya berumur empat puluh tahun. Sudah memasuki usia yang sangat matang untuk berumah tangga dan menikah. Namun malang, tidak ada satu pun perempuan yang mau dinikahinya. Entah apa penyebabnya. Tidak ada yang tahu selain Tuhan dan dir...