22

7.5K 417 26
                                    

Selamat pagi semuaa!!!

Ketemu lagi sama si abang dan bia.

Di Karyakasa udah post bab 23 &24 ya.  Di jaminn baper akuutt.

Yang nggak sabar nunggu boleh kesanaa!!

Ketik judul 40 Th applelove31


Bia bolak balik sejak tadi kemuar masuk kamar mandi. Tubuhnya sudah lemes sekali rasanya. Bia memegang perut saat keluar dari kamar mandi. Wajahnya sudah pucat.

Sanggala masuk ke dalam kamar. Ia barus saja dari bawah.

" Kenapa??" Sanggala menatap wajah pucat Bia.

" Sakit perut." Bahkan untuk sekedar berbicara saja seperti ya Bia sudah tidak mampu.

Keringat mulai keluar dari pori-pori Bia.

" Aduhhh!!" Bia meringis. Ia mencengkram perutnya membungkuk.

Bia kembali berlari ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian ia keluar.

Sanggala memberikan minum air hangat ngilu kuku kepada Bia. Ia baru saja kembali ke bawah mengambil minuman.

" Sakit banget, Pak!" Lirih Bia menahan sakit.

" Duduk di sini! Saya ambil obat dulu!"

Bia menurut. Ia langsung meringkuk di atas tempat tidur. Tangannya tidak lepas mencengkram perut.

Sanggala kembali ke bawah. Ia mencari kotak obat dalam lemari di dapur.

Setelah ketemu ia segera kembali ke atas.

" Ini minum obat dulu. Ayo duduk!"

Sanggala membantu Bia duduk. Bahkan minum obat juga Sanggala bantu memasukkan ke dalam mulut Bia.

" Minum!"

Bia segera meneguk air dalam gelas. Setelah cukup Sanggala meletakkan gelas tersebut di meja nakas.

" Saya sebenarnya ingin marah dan mengomeli kamu saat ini. Tadi sudah saya peringatkan jangan banyak-banyak cabenya, tapi kamu bandel. Sekarang ini resiko yang harus kamu terima. Makanya kalau di bilangin itu harus nurut."

" Iya, Pak!" Sahut Bia lemah. Ia tidak kuat melawan Sanggala saat ini. Karena apa yang dikatakan Sanggala memang benar. Ia yang salah telah memasukkan banyak cabe.

Sanggala pun tidak tega. Ia kasian dan khawatir menatap Bia.

Sanggala menyeka keringat di pelipis Bia.

" Masih sakit?" tanya Sanggala melembut.

Bia mengangguk.

" Mau saya saja yang elus?"

Bia lagi-lagi mengangguk. Ia lemas. Sanggala menatap perut ramping Bia. Sanggala segera menggantikan tangan Bia untuk mengelus perut Bia agar sedikit mengurangibrasa sakit.

Hangat dan nyaman dirasakan Bia saat tangan Sanggala menempel di perutnya.

Sanggala berusaha mengenyahkan isi kepalanya yang bergeser saat merasakan kulit perut Bia yang halus.

" Nyaman sekali, Pak!" bisik Bia seraya menutup mata.

" Yaudah, kalau bisa kamu langsung tidur saja!" ujar Sanggala tersenyum.

Sanggala menatap wajah Bia yang mulai tenang. Ia terus mengusap perut Bia lembut sesekali memijatnya agar semakin Bia rileks.

Tak terasa saja Bia ketiduran mungkin efek obat dan lemes. Saat dirasa sudah cukup. Sanggala menyudahi kegiatannya. Ia menyusul merebahkan badannya di samping Bia. Kali ini Sanggala memberanikan dirinya untuk memeluk tubuh Bia dari belakang.

40 Th Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang