50

6.5K 206 20
                                    

Ebook udah ready ya gaesss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ebook udah ready ya gaesss. Silahkan ke playstoreee 💃💃💃

" Pulang malam lagi, Mas?"

Sanggala tersentak saat mendapati istrinya sudah berdiri di hadapannya.

Sanggala berdehem. " Iya, sayang. Mas lembur!"

Bia tersenyum sinis.

" Mas nggak lagi bohong kan?"
Mata Sanggala sedikit terkejut namun ia berusaha tetap santai.

" Bohong. Kenapa sayang berpikiran seperti itu. Sayang nggak percaya lagi sama Mas?"

" Menurut Mas bagaimana?"
Bia mendekap tangannya di dada.

" Sayang kok ngomong nya begitu?" Sanggala mendekati Bia. Namun Bia mundur selangkah.

Sanggala kaget melihat reaksi Bia.

" Tadi siang kemana? Kenapa nggak angkat telpon?"

Sanggala memijit keningnya. " Maaf sayang. Tadi Mas habis meeting."

" Meeting?"

" Iya. Handphone Mas tinggal di ruangan."

" Meeting sama siapa?"

" Ya sama karyawan lah sayang. Kenapa sih? Kok sayang seperti mewawancarai Mas sih?"

Bia menatap Sanggala kecewa. Sanggala telah mulai berbohong kepadanya.

" Mas capek loh sayang. Jangan di perpanjang ya masalah ini. Boleh Mas istirahat?"

Bia mengangguk. Sanggala menaiki tangga menuju kamar. Sedangkan Bia berusaha menahan air mata nya yang tumpah.

Sanggala tidak jujur. Apa yang sedang di sembunyikan Sanggala. Apakah suami nya itu telah mendua.

Bia memutuskan untuk duduk di sofa. Ia tidak bisa menatap Sanggala dengan baik-baik saja. Hatinya mulai kecewa.

Bia menghapus setitik air mata nya yang turun. Pernikahannya baru seumur jagung kenapa sudah di timpa masalah seperti ini.

Bia merebahkan badannya di sandaran kursi. Ia memejamkan mata berusaha untuk selalu berpikir positif terhadap sang suami.

Sanggala keluar dari kamar mandi. Ia mengernyit Bia tidak ada di dalam kamar. Bahkan pakaiannya pun tidak di siapkan oleh Bia.

Sanggala mencari pakaiannya sendiri. Ia turun ke bawah dan melihat Bia yang tertidur di sofa.

Sanggala mendekat. Ia mencium kening Bia. Sanggala mengusap rambut Bia

Maafkan Mas sayang. Mas tidak jujur. Maafkan Mas!

Sanggala merasa bersalah terhadap Bia. Sanggala menggendong tubuh Bia ke kamar dan merebahkan tubuh istrinya di atas tempat tidur.

Sanggala ikut menyusul. Ia memeluk tubuh Bia dari belakang.

40 Th Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang