33

5.8K 312 19
                                    

Selamat siangg semuaaa.

YANG NANYA PART YANG NGGAK ADA DI SINI. LENGKAPNYA ADA DI KARYAKARSA YA.

BUKA APLIKASINYA LALU CARI JUDUL 40 Th Applelove31.

Pengingat ya supaya nggak ketinggalan ceritanya masukin ke library follow akun akunya. Biar langsung bunyi notifikasi bisa baca langsung begitu update ya.

Karena sekali tiga hari atau dua hari setelah update aku bisa saja hapus part yang idah post ya bestie semuaa.

Selamat membaacaa!!!


Menjelang pukul sepuluh mereka baru bangun dari tidur. Hujan sudah di gantikan dengan cahaya matahari yang bersinar melalui celah ventilasi dan jendela kamar.

Bia sudah kembali dalam keadaan segar sehabis mandi. Wajah Bia kembali terasa panas saat mengingat apa yang di lakukannya dengan Sanggala dalam kamar mandi.

Suaminya itu masih belum puas juga tadi malam. Buktinya yang terjadi barusan dalam kamar mandi. Padahal sudah berjanji tidak akan macam-macam murni memandikan Bia karena tidak sanggup berjalan ke kamar mandi. Akhirnya adegan mandi tersebut menjadi mandi mandian ala mereka berdua.

" Masgaa,"

" Apa sayanngku??" jawab Sanggala secerah matahari di luar. Wajahnya sungguh berseri dan berbinar. Dalam hati Bia mengapresiasi dirinya karena alasan Sanggala berekspresi seperti itu karena dirinya tentu saja.

" Itu!" Tunjuk Bia ke arah seprai kasur. " Kotor. Ada bekas darahnya Mas." ringis Bia. Sanggala segera menarik alas kasur dan melipatnya.

" Mau diapain mas?"

" Dibawa pulang." jawab Sanggala santai. Bia membeo. Bagusnya memang dibawa pulang saja. Kalau di biarkan, tidak bagus. Secara itu kan darah perawannya.

" Sudah semua sayang?"

" Sudah, Mas!"

"Ayo keluar!"

Bia dan Sanggala bergandengan keluar kamar. Sampai di depan ada Pak Sabirin sedang menyapu halaman. Mungkin karena angin dan hujan semalam membuat halaman rumput ini di penuhi daun-daun yang jatuh dari pohonnya.

" Sayang masuk duluan ya. Mas mau ngomong sama Bapaknya."

Sanggala memberikan alas kasur yang sudah dilipatnya tadi.

Bia masuk ke dalam mobil dan memperhatikan Sanggala sedang berbicara dengan Pak Sabirin. Sanggala kembali masuk bersama Pak Sabirin kemudian keluar lagi dengan sendirian.

"Kok masuk lagi tadi Mas?" tanya Bia heran.

" Iya tadi bayar uang penginapan sama alas kasurnya."

" Oh Bapak itu mau di ganti."

" Mau sayang. Kita berangkat?"

" Let's go."

Sanggala mengusap pipi Bia gemas.

Sanggala menjalankan mobilnya. Mereka melihat bekas-bekas pohon tumbang dan ranting pohon sudah terkumpul di tepi jalan.

" Sepertinya sudah di bereskan pohonnya ya Mas!"

" Kayaknya iya sayang. Cepat juga warga di sini geraknya."

" Eh kayaknya itu orangvminta sumbangan deh." Tunjuk Bia.

Sanggala memelankan mobilnya lalu dan berhenti sebentar di samping warga yang minta sumbangan.

" Sumbangan nya Pak!" ucap seorang anak laki-laki.

40 Th Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang