44

3.7K 218 3
                                    

Promo pdf
100k dapat 3 judul.

Buruan sebelum ku tutup promo nya. Bebas pilih judul
Hub: 085271367230

Sanggala dan Bia memasuki halaman rumah Ibu nya saat waktu sudah menunjukkan jam lima sore.

Mereka baru pulang karena Sanggala mengurung Bia seharian di apartemen tanpa keluar selangkah pun. Ia tidak membiarkan Bia pergi jauh dari jangkauannya. Bahkan gerak sedikit saja Sanggala langsung menyekap Bia kembali.

Bia benar-benar kehabisan tenaga melayani nafsu Sanggala yang tidak hanis-habisnya. Semua ruang di apartemen sudah mereka beri stempel seharian ini. Kamar tidur, kamar mandi, dapur, ruang santai. Semua itu tidak luput dari jejak rekam percintaan membara Sanggala dan Bia.

Mereka benar-benar full untuk melepas hasrat seharian.

" Kok baru pulang, Bang?" Inggit pertama kali menyapa ketika mereka berpapasan di pintu depan.

" Memang kenapa, dek?"

" Nggak papa sih. Nanya aja aku tuh!" Inggit berlalu.

" Itu apa?" tanya Sanggala menatap kantong kresek yang dibawanya.

" Sampah." Jawab Inggit cepat. Sanggala menaikkan alis heran. Ia menatap Bia yang mengangkat bahunya pertanda tidak tahu juga.

Sanggala menggenggam tangan Bia.

" Kita cari Ibuk dulu ya!"

" Iya, Masga."

" Ibukk," Sanggala memanggil. Ia mencari ke dapur. Kalau di mar rasanya tidak.

" Buukk. Ibukk!!!"

" Di belakang." Suara teriakan Ibu terdengar.

Sanggala dan Bia pergi ke belakang. Ternyata Ibu sedang mengarahkan ayam masuk kandang. Ayamnya merupakan sejenis ayam kampung.

" Ohh Ibu disini!"

" Lho, kalian sudah pulang toh?"
Ibu menutup kandang ayamnya supaya tidak keluar lagi.

" Iya, Buk. Baru sampai!" Sanggala duduk di pondok belakang rumah. Ia berjalan sedikit berbelok menapaki bebatuan yang memang dibuat khusus sebagai jalan.

Bia baru pertama kali ke sini. Ia tidak tahu kalau ada tempat santai yang asyik dan tentram di belakang rumah.

Bia menatap hamparan bunga yang rimbun dan warna warni. Sungguh ia suka sekali dengan pemandangan ini.

Ada berbagai macam buah-buahan juga dalam pot besar.

Ada buah jambu juga yang sudah berbuah.

" Wahh. Bia nggak tau kalau ada tempat ini di sini, Mas!"

" Kenapa?? Suka??"

Bia mengangguk. Tangan nya meraba bunga mekar yang ia tidak tahu namanya.

" Suka banget." Jawabnya ceria. Bia mencium wangi Bunga. " Hhm, harum sekali. Bunga apa ini Masga?"

" Mas juga nggak tau sayang."

" Itu namanya bunga kacapiring." Sahut Anita dari belakang. Bia dan Sanggala sontak menatap Anita uang membawa baki berisi minuman dan cemilan.

" Kacapiring?"

Anita mengangguk. Ia meletakkan baki diatas meja yang tersedia dalam pendopo tersebut.

" Wanginya lebih harum lagi ketika malam hari." Sambung Anita.

" Bunga nya cantik Buk!"

" Iya, memang Ibu pertama kali melihatnya berbunga langsung jatuh cinta."

40 Th Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang