26

7.7K 372 29
                                    

Selamat Pagii!!!

Bab 23,24,25 ada di karyakarsa yaa!!!






🧚🧚🧚🧚🧚

Bia menggeliat. Tubuhnya terasa kaku. Bia meregangkan tubuh seraya membuka mata.

Bia menyesuaikan pencahayaan yang masuk ke dalam retina. Bia menguap menghilangkan sisa-sisa kantuk yang bersemayam di mata.

Bia melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul enam pagi. Bia menoleh dan langsung di hadapkan wajah polos Sanggala masih tidur.

Bia tersenyum. Ia mengelus pipi Sanggala tak lupa memberi kecupan sedikit di sudut bibir. Bia segera menyibak selimut. Tangannya tertahan dengan mulut terbuka.

Tidak ada pakaian yang melekat di badannya selain underwear saja. Bia termenung lalu kembali mengingat apa yang terjadi semalam.

Terakhir ia ingat masih duduk di pangkuan Sanggala setelah peristiwa hebat yang di dapatnya semalam. Muka Bia langsung menghangat saat mengingat momen tersebut. Lalu Bia ingat saat Sanggala minta lebih namun Bia sudah terkulai lemas.

Akhirnya Sanggala tidak jadi menuntaskan hasrat nya. Sanggala menggendong Bia ke atas kasur dan membuka semua pakaian Bia hingga menyisakan bra dan celana dalam saja.

Sanggala juga melakukan hal yang sama seingatnya. Bia pelan-pelan mengangkat selimut dan mengintip bagian bawah Sanggala dengan muka memerah. Bia membuang nafas lega. Ternyata masih terpasang. Lalu Bia menatap dirinya. Kenapa Bra nya tidak ada. Semalam masih ada. Bia menatap wajah Sanggala. Sudah pasti Sanggala biang nya. Apalagi ada tanda kemerahan di Breast Bia.

Bia menggeleng heran saat matanya menangkap Bra nya sudah berada di bawah tempat tidur.

Bia segera ke kamar mandi. Ia harus cepat. Setelah bersih-bersih dan membilas rambutnya, Bia keluar dari kamar mandi. Tidak ada bathrobe dalam kamar mandi. Jadilah Bia memakai handuk saja keluar.

Bia terkejut menatap Sanggala sudah bangun dan sedang bersandar di kepala ranjang. Bia mendekat.

" Masga sudah bangun?"

Sanggala mengangguk. Tatapannya tidak fokus melihat keseksian Bia dengan handuk pendek sebatas paha saja dengan rambut basah terurai.

Matanya yang masih sayu langsung terbuka lebar. Kantuk nya hilang sudah melihat pemandangan segar dan menggairahkan di pagi hari.

Sanggala segera menarik pinggang Bia dan sudah duduk di atas pahanya persis posisinya seperti semalam.

Bia terpekik saat merasakan tubuhnya melayang sepersekian detik. Jantung Bia hampir copot rasanya. Bia melotot dan memukul dada Sanggala.

" Hampir aja jantungku lepas dari rongga nya." Bia mengusap dadanya  sembari memajukan Bibir nya ke depan.

Sanggala tertawa ringan.  Ia menatap hangat mata Bia.

" Morning kiss, sayang!" Pinta Sanggala.

Bia menggeleng.

" Nggak. Udah tadi."

" Kapan?"

" Pas Masga bobok." jawab Bia cepat.

Sanggala cemberut.

" Itu nggak sah namanya sayangku. Mas kan nggak sadar jadi nggak kerasa. Ulangi lagi dong!"

Bia menepuk tangan Sanggala yang sudah merambat ke pahanya melalui celah handuk.

" Tangannya ya Masga! Tolong dikondisikan!"peringat Bia cepat.

" Tangannya jalan sendiri sayang." Kilas Sanggala. " Ayo morning kiss." pinta Sanggala sekali lagi.

40 Th Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang