40

4.5K 236 14
                                    

Extra part 7,8,9 udah update di karyakarsa yaa gaess.

Yang penasaran banget bisa kesana yaa

🧚🧚🧚🧚

" Sayang nanti kalau sudah selesai telpon Mas aja ya. Nanti Mas jemput!"

" Nggak Papa ,Masga. Nanti Bia naik taxy aja. Repot kalau Masga bolak balik ntar."
Bia menolak. Saat ini mereka dalam mobil. Sanggala mengantar Bia untuk bertemu dengan Jeje. Ia sudah ada janjian dengan Jeje siang ini di salah satu mall yang ada di kota.

" Nggak. Mas bakal tetap jemput. Nanti habis dari kebun langsung jemput sayang."

" Hm, yaudah deh kalau Masga maksa." Bia tersenyum. Sanggala mengacak rambut panjang Bia.

" Sayang ini memang suka di paksa ya." Sanggala menggoda sembari sebelah mata mengedip.

Bia memukul bahu Sanggala.

" Eh nggak ya, Mas." Bia melotot. " Mana ada seperti itu." Bia mengerucutkan bibirnya.

Sanggala tertawa. " Terus kalau nggak suka di paksa maunya apa?"

" Iihh nggak tau ah. Jangan bahas ini lagi."

" Loh memang kenapa? Pasti sayang pikirannya jelek."

Wajah Bia memerah malu. " Maaasss!!!!" Bia merengek. Sanggala menarik bibirnya tersenyum lepas.

" Apa sayang?" tanya Sanggala lembut dan mendayu.

Sabia menggembungkan pipi dan memicing marah ke arah Sanggala.

" Jangan buat tampang gitu sayang. Nanti Mas khilaf! Kita lagi di mobil loh."

" Nah kan," Bia mengangkat tunjuknya ke arah Sanggala. " Siapa yang berpikiran aneh aneh sekarang. Terbukti kan. Masga lah yang selalu berpikiran ke arah situ."

" Hahahaha..." Sanggala tertawa sampai matanya menyipit.

" Memang sayang. Mas akui pikiran Mas kalau lihat istri mAs langsung kesitu. Maunya narik Sayang ke ranjang terus lalu bercinta dengan panas."

"MAS!!" Pekik Bia malu dengan ucapan Sanggala yang terang-terangan.

Sanggala mengaduh saat tangan Bia memukul keras bahu nya.

" Iya, iya. Bercanda sayang. Lagian kalau serius nggak masalah toh. Orang yang diajak istri mas sendiri kok. yang dengar juga istri mas kan?"

Bia menggeleng geleng heran berusaha maklum.

"Jangan ngomong lagi Mas. Tuh udah sampai." Ucap Bia menunjuk salah satu Mall terbesar di kota.

" Bia mengambil tas nya dan melepas seatbelt saat mobil sudah berhenti. Bia menatap Sanggala dan mengulurkan tangan mau salim. Sanggala pun mengangsurkan tangannya. Lau Sanggala mengecup seluruh wajah Bia.

" Jangan genit-genit ya sama pria lain."

" Iya Masku. Genit nya cuma sama Mas seorang kok." Jawab Bia lembut.

Sanggala mengangguk. " Ada yang ketinggalan? Handphone nya udah?"

Bia mengangguk. " Udah."

" Uang ada?"

" Ada, banyak kalau uang mah. Fyp, suamiku holang kaya." Sahut Bia lebay sedikit.

Sanggala mengangguk menyetujui. Ia tersenyum menatap istrinya.

" Yaudah. Bia pamit. Mas hati-hati bawa mobil!"

" Iya sayang. Mas akan ingat ucapan sayang."

Bia membuka pintu. Sebelum turun ia menatap Sanggala.

40 Th Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang