15

7.2K 420 20
                                    

Selamat pagi....

Hai hai haiii...
Aduhh!!! Belum juga terpenuhi syarat dari akuu. Pqdagal udah siap-siap mau double up. Padahal yang baca itu lebih loh dari 100 an masa vote nya gk nyampe 100. Sedih loh akuu ituu😭.

Oke deh! Happy reading yaa!!!





Jam istirahat sudah habis. Bia kembali ke ruangannya. Tiba di sana ia di sambut dengan tatapan penasaran teman-temannya.

" Bia, lo dari mana aja? Kita hubungi nggak lo angkat." Kalina   bertanya cepat. Ia bahkan bangkit dari tempat duduknya menghampiri meja Bia.

" Sorry. Nih hp gue tertinggal." tunjuk Bia setelah mengambil hp nya dalam tas.

" Perasaan tadi sebelum jam istirahat lo di suruh Bu Winda anterin berkas ke bos kan?" Setyo pun bertanya.

Bia mengangguk lesu.

" Trus lo ngapain aja di sana? Kok baru balik?"

" Gue nunggu sekretaris Pak Bos. Pas gue nyampe sana orangnya nggak ada. Gue tungguin. Ternyata orang nya keluar baru nyampe barusan."

Elak Bia berbohong. Sepertinya nilai Bia sangat bagus dalam berbohong. Akhir-akhir ini sudah berapa kali ia berbohong.

" Lo tungguin selama itu?"

Bia mengangguk.

" Ya Tuhan. Kenapa nggak lo tarok aja di atas meja. Biasanya kalau Pak Dery nggak ada letak aja di atas meja. Ngapain lo tungguin selama itu?"

" Gue kan nggak tahu. Secara gue anak baru di sini "

" Aduh." Kalina menepuk jidatnya. " Trus lo nggak ketemu Pak Bos?"

Ketemu. Malah gue yang suapin dia makan siang.

" Nggak."

" Berarti lo belum makan siang dong?" Potong Setyo.

" Belum." Bia meringis.

" Lo makan aja deh. Lo bawa bekal kan?"

" Nggak usah. Gue nggak lapar kok. Lagian jam makan siang kan sudah habis."

" Nggak papa kali, Bia. Lo kan tadi ada urusan. Ntar kalo ada yang nanyain tinggal jawab aja. Susah amat sih. Jangan nyiksa diri deh. Ntar lo pingsan siapa yang rugi coba." Kalina memberi nasehat.

" Loh, Bia? Udah datang?" Sukma tiba-tiba masuk ke dalam ruangan.

" Barusan. Ternyata nih anak nungguin Pak Dery sejam an di atas. Gila kan?"

" Serius?"

" Tanya aja kalau nggak percaya."

Bia mengangguk kecil. Sukma menggelengkan kepalanya.

" Padahal kita nyariin lo tadi."

" Sorry." Ucap Bia pelan.

" It's oke. Yang penting sekarang lo udah balik."

Mereka kembali ke meja nya masing-masing melanjutkan pekerjaan yang tertunda dan tidak ada habisnya.

***

Sudah jam sepuluh  malam tapi Sanggala belum juga pulang. Bia kembali melirik handphone nya ragu-ragu untuk menelpon.

Bia kembali mematut siaran tv yang menayangkan acara sinetron.

" Apa gue telpon aja ya?" bisik Bia pelan.

Bia menimbang-nimbang. Perkara menghubungi Sanggala saja ia harus berpikir seperti ini. Akhirnya Bia sudah tidak tahan. Ia memencet nomor Sanggala.

Bia menunggu si penerima mengangkat telponnya. Nomor nya aktif tapi belum di angkat.

" Kok nggak di angkat sih?"

Bia kembali menghubungi. Masih juga tidak di angkat. Bia kesal. Ia sudah mengantuk sekali rasanya.

Bip bip bip

Bia tersentak. Ia menunggu pintu terbuka yang memperlihatkan sosok yang di tunggunya dengan penampilan yang kusut.

Bia mendekat.

" Malam sekali baru pulang, Pak." bukan sebuah pertanyaan melainkan pernyataan yang dilontarkan Bia.

Sanggala mengangguk.

" Ia tadi ketemu temen dulu. Kamu belum tidur?"

" Belum. Saya nunggu Bapak."

Sanggala menatap Bia heran. Tumben! Begitu pikirnya.

" Bapak sudah makan?"

" Sudah di luar."

Bia mengangguk lemes.

" Kalau begitu biar saya simpan saja makananya buat besok."

Bia meninggalkan Sanggala dan langsung menyimpan makanan yang sudah di masak nya tadi

Sanggala tidak mau ambil pusing. Ia lelah sekali rasanya. Ia  menaiki tangga menuju kamarnya dan bersih-bersih.

***

Ini hari minggu. Bia dan Sanggala libur ke kantor. Sanggala sejak pagi tadi sudah keluar pergi jogging. Biasanya kalau libur Sanggala akan menyempatkan untuk jogging sebentar.

Sedangkan Bia masih asyik bergelung dengan selimutnya. Ia semalam bergadang setelah tiba-tiba bangun pukul satu. Matanya tidak bisa tidur lagi jadilah dirinya bergadang menonton drakor sampe menjelang subuh.

Sanggala sudah kembali jogging dari luar. Ia tidak melihat tanda-tanda keberadaan Bia. Bahkan suasana ruang tamu sangat sepi.

" Apa dia belum bangun?" Pikir Sanggala.

Sanggala mengetuk pintu Bia. Tiga kali diketuk tidak ada juga suara.

Tok tok tok

" Sabia. Kamu di dalam?" panggil Sanggala.

" Sabia. Sabiaaaa."

Tok tok tok

" Sab--" pintu terbuka menampilkan Bia dengan penampilan nya yang bikin jakun Sanggala naik turun.

Bia mengucek mata nya. Ia masih mengantuk tapi suara Sanggala menganggu tidurnya.

Pandangan Sanggala tidak lepas dari penampilan Bia yang cuma memakai Bra dan celana pendek sepaha. Rambut nya tergerai acak-acakan khas bangun tidur.

" Masih ngantuk saya, Pak!" beritahu Bia bersandar pada sanding pintu.

Sanggala menelan ludah mendengar suara sexy khas bangun tidur milik Bia. Dada yang menyembul dan tampak padat itu menggoda Sanggala. Apalagi perut ramping Bia melemahkan iman Sanggala.

Sanggala berdehem dan berusaha fokus menatap wajah Bia

" Ya---ya sudah. Kamu balik tidur saja!".

Tanpa aba-aba Sanggala segera meninggalkan pintu kamar Bia dan naik ke kamarnya lebih tepatnya kamar mandi.

" Sialan." Celana olahraga Sanggala terasa sesak. Sepertinya butuh pelepasan dan mandi air dingin kalau tidak mau sakit kepala.

Baamm

Pintu kamar mandi jadi sasaran amukan Sanggala. Ia segera menyiram kepalanya dengan air dingin agar bayangan tubuh Bia tidak terus berseliweran di kepalanya.

Tbc!

22/06/23

Aaduhh kasiann si Bapak. Celana nya bengkak pak? Mau saya tuntasin gak??  Wkwkwkkwwk

Punya istri tapi nggak bisa di apa-apain. Kasihan banget sih Pak. Yang sabar ya.😁😁.

Yok vote dan komen yahh!!

40 Th Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang