Selamat siang.
Promo PDF 100k 3 judul, bebas pilih.Gercep 085271367230
Winda masuk ke dalam ruangan dengan ekspresi yang tidak biasanya.
" Eh Buk Winda. Ada apa Buk?" Kalina menatap Winda heran.
Bia mendongak dari layar komputer saat Winda sudah berada di depan meja.
" Bia kamu di panggil sama bos. Di suruh ke atas?"
" Bos?" tanya Kalina dan Sukma berbarengan. Setyo menatap Bia dengan alis terangkat.
" Iya. Makanya saya kesini. Kamu ada urusan apa sama Bos kita?" tanya Winda dengan nada penuh selidik.
Sial! Masgaaa awas kamu!!
" Nggak tau, Bu. Kenapa ya?" Kalina dan Sukma berpandangan. Mereka mengangkat bahu tanda tidak tahu.
" Loh kok kamu nanya balik. Kalau nggak ada apa-apa kenapa bos bisa manggil kamu yang cuma pegawai baru?"
" Saya juga nggak tahu, Bu!" Sahut Bia cepat. Winda mencari kebohongan di wajah Bia. Namun, ia tidak mendapatkannya. Bia terlalu berekspresi datar.
" Yaudah, Bi. Sana lo naik ke atas. Udah di tungguin sama bos pasti. Ya kan Bu winda?" Setyo bersuara. Winda berdehem.
" Saya permisi dulu, Bu Winda!"
Bia bangkit dari kursi dan keluar ruangan. Bia segera memasuki lift.
" Andi, Bapak ada di dalam?" Andi segera berdiri melihat kedatangan istri pemilik perusahaan.
" Ada, Bu. Silahkan masuk! Sudah di tunggu Bapak!"
Bia langsung membuka mata setelah memberikan anggukan kepada Andi.
Sanggala mendongak. Ia langsung tersenyum mendapati Bia sudah berada dalam ruangannya.
" Sayang." Panggil Sanggala berdiri hendak memeluk Bia. Namun Bia menolak. Ia berkacak pinggang.
" Masga tau nggak kesalahan Maga apa?"
" Kesalahan?" Beo Sanggala. " Memang Mas ada buat salah?" Raut wajah Sanggala bingung.
" Ya jelas ada." Sahut Bia agak ngotot. " Masga tau nggak itu Bu Winda udah curiga Mas tiba-tiba manggil aku ke sini. Belum lagi teman-teman seruangan."
" Ooh." Sanggala mengangguk santai. Bia menatap tak percaya melihat respon Sanggala.
" Ooh? Hanya itu respon Mas?" Bia mulai kesal.
" Sayang jangan marah. Mas itu kangen loh." bujuk Sanggala. " Kangen boleh Mas! Boleh banget. Tapi lihat keadaan juga. Ini kan kita masih di kantor, Masgaa!" Bia bener bener geregetan.
Sanggala memijit keningnya. " Sayang marah mas panggil kesini?" tanya Sanggala lembut. Bia tersadar. Sanggala masih saja berkata lembut sedangkan ia sudah memberikan nada keras kepada suaminya.
" Maafkan Bia Masga. Bukan maksud Bia marah. Tapi Bia cuma takut orang kantor curiga. Masa Bia yang cuma pegawai biasa aja bisa di panggil sama pemilik perusahaan." Bia memeluk pinggang Sanggala. Ia merasa bersalah karena sudah marah-marah.
Sanggala balas memeluk pinggang Bia. " Mas yang harus minta maaf sayang. Mas nggak tahu kalau sayang masih nggak mau kalau orang kantor tahu kalau kita suami istri. Mas pikir Sayang udah mau di publish. Kalau udah kan, mas bisa kapan saja mau ketemu sama sayang mas ini."
Sanggala mengecup lembut kening Bia.
" Masga kenapa panggil Bia?" rengek Bia memegang dada Sanggala. Ia memainkan kancing kemeja Sanggala.
KAMU SEDANG MEMBACA
40 Th
RomanceSanggala Pramujaya berumur empat puluh tahun. Sudah memasuki usia yang sangat matang untuk berumah tangga dan menikah. Namun malang, tidak ada satu pun perempuan yang mau dinikahinya. Entah apa penyebabnya. Tidak ada yang tahu selain Tuhan dan dir...