ten

66 49 1
                                    

Sein pun terbangun , sambil meraba batal ada sesuatu yang terpegang oleh tangan sein, sebuah foto perempuan cantik, sein pun meraba dan tersenyum getir melihat foto itu.

Tidak ada yang bisa menggantikannya, tidak ada yang selembut dia, sein rindu .

Sein kebawah untuk pergi keluar,
Sein menyalakan mobil, sein hanya ingin keluar malam hari ini tidak tahu kenapa , sein ingin makan sop buntut di kedai pinggir jalan, sein pun turun dari mobil, dan memesan satu mangkok sop buntut.

Selesai makan sein pun lanjut pulang,
Dan termangu di depan jedela kamarnya.

Sambil memegang foto wanita penyebuh  luka nya, sein pun membuka laptop, ingin melihat lihat , kampus yang akan jadi pilihannya nanti .

Hari ini sein pergi ke sekolah, seperti biasanya .

Hari ini vilas dan rena pulang menuju ke Indonesia , vilas sudah sampai changi airport, untuk terbang pulang ke Indonesia , didalam pesawat vilas, melihat , sahabat karibnya ,satu pesawat dengannya niat vilas ,ingin menyapa tapi tak jadi,vilas berfikir untuk menjahilinya

" Haiii , boleh berkenalan" sapa vilas sambil mengulurkan tangan. pada istri dakara, rania yang di sampa ,pun begitu kaget dan menolehkan wajah, vilas membuka topi nya dan mengedipkan matanya pada rania, untuk bekerja sama menjahili dakara,

"Nona, biarku bantu angkat barangnya"

" Oh iya, terimakasih"

"Awas hati hati nona, terbentur"

Vilas sengaja memegang tangan dan pinggang rania, sedangkan rena kesal walaupun ini hanya candaan.

Dakara yang melihatnya pun kesal, enak saja memegang tangan , dan pinggang istrinya.

"Biar saya saja, saya suaminya! "

" Tidak apa apa saya bantu"

"Tidak perlu"

Vilas pun tertawa sambil melepaskan topi nya. dakara yang melihatnya kesal lalu meninju bahu vilas, sedangkan rania tertawa , dan rena tertawa palsu.

"Dia sangat pecemburu , rania! "
Cakap vilas.

" Memang, sangat ,tak pernah berubah"

Akhirnya vilas, dakara berpelukan melepas rindu, walaupun, Indonesia, Singapore, dekat tapi mereka jarang sekali bertemu, kali pertama setelah 12 tahun silam.

" Bagaimana dengan binismu, vilas semakin lancar saja aku memantau"

"Yahh aku bersyukur semakin, pesat saja perusahaan ini"

" Bagaimana denganmu?"

" Ya sama sangat bersyukur, sedang sangat stabil"

"Bagaimana, dengan anakmu vilas? "

" Ohh balin sangat baik dia menjadi anak pintar dan penurut" saut rena.

"Tidak maksudku anak sulung vilas, aku tidak tahu kau mempunyai anak lagi vilas"










A Bittersweet farewell  ( Sudah Lengkap Mari Di Baca) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang