EMPATPULUHENAM

44 6 0
                                    

"Chandie heyyy......dengarkan kataku semuanya akan baik baik saja"

"Coba tolong ulangi apa yang aku bilang? "

"Semu... anya... akan... ba... ik... baik.... Saja.. "

"Iya good chandie" Ucap sein sambil menciumi pucuk kepala chandie dari belakang.

"Apa kau masih ingin menangis, kalau masih ingin menangis kita tidak ada waktu. kita harus menyelamatkan diri kita chandie sebelum mereka menyadari mobil itu kosong"

" Baik, tolong bantu aku untuk berdiri kaka sein"

Sein membantu chandie untuk berdiri, sein dan chandie pergi ke sebrang tebing.

"Chandie dengarkan aku, aku dan kau akan melompat kebawah. ini tidak terlalu tinggi untukku tapi tidak untukmu jadi aku yang akan melompat dahulu setelahnya kau, aku akan menangkapmu dari bawah mengerti! "

"Baik kaka sein aku mengerti"

Sein melompat ke pantai dengan selamat.

"Sekarang giliranmu chandie, tutup mulutmu supaya tidak berteriak"

Chandie menutup mulut dan melompat , chandie berteriak tertahan, karena kalau ia berteriak bisa bisa mengundang mereka kembali.

"Kita akan menyusuri pingiran pantai ini sampai ke hotel, aku sedang mencari hotel mana yang dekat ,hotel kita menginap atau hotel papa metting"

"Ternyata chandie, di maps, hotel papa metting paling dekat, mari kita berjalan menyusuri pantai."

Chandie dan sein menyusuri pantai bersama, setengah perjalanan mereka lalui, chandie tampak lelah.

"Kaka sein aku tidak kuat istirahat dulu ya sebentar"

"Tapi chandie kita sedang terburu buru papa harus segara kita selamatkan"

"Tapi.... "

"Chandie....! "

"Ya sudah ayo kita pergi"

Chandie berdiri hendak berjalan lagi, tapi  di hentikan oleh suara deringan ponsel miliknya.

"Haahhh... Kaka sein akhirnya ada yang menelpon"

"Coba tolong aku saja yang bicara"

"Baik ,ini kaka sein"

Sein mengambil alih handphone di tangan chandie dan mengangkatnya.

"Halo, om dakara ini sein, chandie dan sein, butuh bantuan om untuk menjemput kami di pinggiran pantai sekitar tiga kilo meter dari hotel nata tempat kami tadi metting om bisa tidak menyuruh anak buah om menjemput kami"

"Apa om mendengar suara kami? "

"Ma..af ini bukan om dakara saya asisten bapak dakara asnawi"

"Oh baik, bisa tolong berikan ke bapak dakara? " Ucap sein.

"Bi.. bi.. sa, ini bapak dakara juga sudah mendengar nya , yang Anda sampai tadi di telepon"

"Halo sein, ini om dakara , om akan mengirimkan helikopter sebentar lagi ke sana, om sudah melihat titik gps chandie di handphone om sebentar lagi mereka datang, sein bisa tolong menjauh sedikit dari tempatmu sekarang sedikit jauh berbicara nya dari chandie"

"Hati hati sein, jaga dirimu aku titip chandie padamu"

"Hey kau sedang apa hah!, berikan handphonenya kepada kami"

"Halo om apa semuanya baik baik saja, tolong jawab aku, om dakara, om dakara Halo om"

Kenapa teleponnya terputus, sein menelepon lagi nomor tapi tidak di angkat .

"Ada yang aneh"

"Apanya yang aneh kaka sein? "

"Tidak, tidak ada, cepat kau duduk di sana sebentar lagi kita akan di jemput orang suruh om dakara.

A Bittersweet farewell  ( Sudah Lengkap Mari Di Baca) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang