EMPATPULUHDELAPAN

36 6 0
                                    

Sein dan chandie di giring menuju tengah tengah ballroom.

Chandie dan sein di dudukan di kursi yang saling membelakangi, salah satu dari mereka membuka ikat mata chandie kemudian selanjutnya sein. ketika sein dan chandie di bukakan penutup mata semuanya terlihat gelap. dan seketika lampu di nyalakan membuat kedua mata sein dan chandie sedikit silau mereka mengerjapkan kedua mata dan betapa kagetnya, sein dan chandie melihat papanya vilas dan juga papa dakara diikat seperti dirinya. Sein memangil papanya.

"Papa...paa..."

Chandie tersadar dari keterkejutan nya ia pun ikut memangil papanya dakara.

"Papa.. ini chandie di sini papa.. Tolong.."

"Chandie sein kalian di sini" Ucap mereka bersamaan.

"Kenapa kalian bisa tertangkap aku sudah menyuruh kalian untuk pergi jauh jauh agar kalian tidak tertangkap bagaimana bisa ini sein" . Vilas berbicara.

"Tadi aku menelpon mereka untuk pergi  jauh jauh, tapi ketika aku ingin berbicara sudah di rebut oleh mereka!, Dan aku harus berbohong bahwa aku yang menjemput padahal itu adalah suruhan mereka vilas! Maafkan aku.." .Timpal dakara penuh penyesalan.

"Haii...kalian semua apa kabar"

Semua orang yang berada di sana langsung terdiam. sein yang penasaran mencoba memutarkan kepalanya kebelakang.

"Hai gadis manis" Sapa orang misterius kepada chandie

"Santai saja jangan terburu buru sein kau pasti juga akan dapat giliran melihatku."

"Hai sein apa kabar?,kabarmu baik bukan?,Oww... Pasti baik kau kan berada di tanganku betul tidak.

" Siapa kau! Mau apa kau dariku pengecut lepas topengmu itu!"

"Ushhh... Hey tidak perlu terburu- buru kataku kau akan tau siapa aku"

" Dan untuk kalian di sana lihat anak anak kalian ada di tanganku tempat di depan mataku, apa yang bisa ku berbuat untuk mereka yah"

"Awas sampai kau menyentuh anakku!" Saut dakara dengan lantang.

"Apa- apa kau mau coba apakan aku hah!, memukulku mecubit pipiku saja tidak bisa. bodoh kau dakara, kau ini ada di tanganku bisa saja aku memasukkan pistol ini kedalam mulutmu itu! "

Dakara terdiam marah.

"Aku mohon...jangan apa apakan papa dakara... Aku mohon" Ucap chandie sambil menangis.

"Uhhh jangan menangis gadis manis hatiku teriris melihat air matamu mengalir seperti itu, mau aku bantu usapkan? "

"Tidak perlu! " Ucap chandie sambil memalingkan wajah karena tidak ingin terusap wajahnya oleh tangan orang lain.

"Mahal sekali yahh"

"Jangan kau apa apa kan keponakanku! "

"Anakmu sedangku tawan. kau malah menghawatirkan yang lain, dia ini pewaris mu vilas, atau kau mau aku tambah yang mana yang harus ku tawan satu atau dua, balin atau sein, dua duanya saja yah bagaimana? "

Panggil anak ingusan itu kemari biar dia berkumpul dengan keluarga yang malang ini atau panggil semuanya kemari agar mata mereka keluar terkaget kaget melihat semua keluarga nya aku tawan agar aku tidak perlu bersusah payah mengotori tanganku ini cepat! "

"Baik kami akan membawanya"

Mereka membawa keluarga chandie dan juga sein kedalam ballroom, balin di seret begitu pula juga ada mama rena mama rania dan juga ambu ira dan pak agus berserta bibi pengasuh chandie.

"Lihat!ini keluargamu semua berada di sini termasuk para penjaga rumah kalian! "

"Jangan apa - apakan mereka aku mohon
Kepadamu tolong" 'Mohon dakara kepada pria misterius itu.

"Tidak papa, tidak jangan gegabah" 'Timpal chandie menolak permohonan papanya.

"Biar aku saja, aku yang akan menerimanya lepaskan mereka semua kau ingin dirikukan, lakukan jangan kepada mereka"

"Uhhh persahabatan ini erat sekali rupaya yah, rasa aku ingin bersahabat dengan kalian mengorbankan nyawa satu sama lain agar yang lain tidak terluka tapi.. Tidak aku tidak ingin satu aku ingin dua orang kira kira siapa yah yang cocok"

"Hmmm sepertinya istrimu cocok bukan begitu dakara. aku akan mengambil satu dari keluarga mu dan satu dari keluarga vilas jadi seimbang bukan"

"Jangan! Jangan istriku kau gila hah! Biar aku saja jangan istriku! "

"Ya sudah baik aku revisi jadi kau dan vilas yang akan aku pilih"

"Papa tidak! papa tidak! Jangan pah sein mohon... "

"Suttt... Jangan berisik sein, revisi tidak ada lagi tidak ada tawar menawar kembali, heyy kalian bariskan mereka dengan benar sebentar lagi ada pertunjukan dan khusus untuk sein dan chandie tolong kalian lepas dia dari kursi dan longgar kan sedikit ikat tangan mereka, agar mereka bisa berlari memeluk ayah mereka satu persatu setelah pertunjukan usai ,salam perpisahan maksudku, oh ya longarkan sedikit trus kalian pengang tangan mereka agar tidak melarikan diri"

Semua sudah berbaris rampih dengan tangan di ikat dan kaki bersimpuh.
kecuali chandie dan sein, mereka berdiri dan tangan di ikat longgar dan empat pesuruh pria misterius itu memegangi kedua tangan chandie dan sein agar tidak kabur, sesuai intruksi pria misterius itu chandie dan sein akan dilepaskan setelah pertunjukan selesai.















A Bittersweet farewell  ( Sudah Lengkap Mari Di Baca) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang