EMPATPULUHSEMBILAN

68 6 1
                                    

"Lihat keluargamu sudah rapih tinggal kalian berdua aku rapih kan, tolong kerjasama yah"

"Cepat bantu aku untuk mengikat dua orang tua ini"

Pria misterius itu membalikan kursi vilas dan dakara menjadi berhadap hadapan dan tidak lupa melepas ikat tangan vilas dan juga dakara. mereka mengikat kedua kaki dakara dan kaki vilas ke kursi seusai melakukan itu dia berbicara.

"Jangan kau coba coba ingin memukulku yah dakara! , baik pertunjukannya seperti ini. aku akan memberikan pistol ini kepada kalian dan seterusnya kalian Akan saling hmmm... "

"Saling apa hah! " Dakara berbicara

"kalian menungguku untuk lanjut berbicara yah Hahaha... Tunggu sebentar akan ku beri tahu kalian"

"Jadi seperti ini kalian Akan saling menembak satu sama lain pasti itu serukan"

"KAU GILA! "

"Kau baru tahu aku gila yah"

"Cepat lakukan kalau tidak mau ya sudah aku ganti dengan yang lainnya"

Vilas dan dakara akhirnya mengambil pistol yang di berikan Mereka mengarahkan pistol kearah satu sama lain.

"Aku hitung satu sampai tiga kalian harus segara menebak yah dengar! "

"Satu"

"Dua"

"Ti... Ga"

"Maafkan aku vilas"

"Maafkan aku dakara"

DUAR... DUARRR

Dakara menembak vilas, vilas menembak dakara.

"LEPASKAN MEREKA CEPAT! "

Sein dan chandie di lepaskan mereka lansung berlari dan berteriak memanggil papa mereka ke arah vilas dan dakara ketika ingin menghampiri tiba tiba lampu ballroom mati dan menyala kembali seketika tubuh papanya vilas dan tubuh omnya dakara sudah tidak berada di tempat sein dan chandie saling berpadangan bingung orang tua mereka tidak ada di sini begitu cepat, dan sein langsung memutarkan badannya ke segala arah betapa ia kaget melihat semua keluarga juga tidak ada di tempat.

"Kemana perginya mereka chandie? "

"Mengapa begitu cepat hati hati! kaka sein"

"Kemari jangan di situ, genggam tangan ku chandie"

Chandie mendekat dan mengenggam tangan sein.

" Kita harus cepat segera  pergi dari sini chandie"

Chandie dan sein berlari kearah pintu ballroom ketika tangan sein ingin mengapai pintu ballroom seketika lampu ballroom mati dan terdengar suara.

"Tunggu jangan pergi kalian! "

Sein dan chandie berbalik badan seketika lampu sorot menyorot pria misterius itu.

"Aku hitung sampai tiga"

"Satu"

"Kenapa dia berhitung kaka sein kita harus segara pergi dari sini"

Sein dan chandie berbalik badan kembali untuk membuka pintu ballroom tapi ketika sein mecoba membuka ternyata pintu itu terkunci sein terus mencoba membuka pintu ballroom tapi tetap tidak terbuka.

"DUA"

Chandie dan sein berbalik badan kembali chandie tanpa sadar memeluk sein dengan erat.

"TIGA"

DUARRR , DUAAR DUARRR, DUARRR.

Chandie dan sein ketika mendengar suara ledakan saling memeluk satu sama lain dan menutup mata meraka tanpa sadar.

"HAPPY BIRTHDAY SEIN DAN CHANDIE", ucap mereka serentak.

Kembang api di nyalakan sein dan chandie membuka mata dan sedikit terkaget-kaget melihat keluarganya kembali di depan mata termasuk juga sein sama kagetnya melihat keluarganya berada di depan mata tanpa kurang suatu apa pun mereka tanpak bingung sein dan chandie tanpa di sadari pria misterius itu sudah berada di depan hadapan chandie dan sein, sein yang berusaha menghilang keterkejutannys pun mencoba menghalangi pria misterius itu dari chandie.
Sein memberi isyarat dengan mata kepada pria misterius itu.

"Tidak aku hanya ingin mengucapkan selamat ulang tahun kepada kalian berdua khususnya untuk chandie ku"

"Siapa kau berani memanggi chandie seperti itu"

"Aku, hmmm aku siapa yahh kira kira aku siapanya chandie. Mari berkenalan?"

Sein tidak menyambut uluran tangan pria misterius itu sein hanya melihat saja, pria misterius itu pun menarik kembali tangannya.

"Kau tidak ingin berkenalan denganku, baik kalau begitu.

" Siapa kau lepas topeng mu bodoh"

"Aishhh.... Aku lupa masih memakai topeng ini ya sudah kalo aku sudah melepas topeng ini kau mau berkenalan denganku kan dan yah satu lagi menyikirlah aku ingin mengucapkan selamat untuk chandie"

"Tidak tidak akan sebelum kau melepaskan topengmu itu"

"Baik aku akan melepasnya", pria misterius itu melepaskan topeng sambil berucap.
" Hai.... Princess selamat ulang tahun"

"Bro....shaa dia... kaka ku"

"Maksudnya apa semua ini, aku dan kalian yang akan memberikan kejutan untuk chandie mengapa sekarang aku yang terkejut"

"Jadi begini sein, awalnya papa dan juga kamu dan om dakara tentunya merencanakan kejutan untuk chandie tapi tanpa sepengetahuan kamu papa dan om vilas membuat rencana diluar tanpa dirimu jadi ini kejutan untukmu dan chandie selamat ulang tahun sein " Ucap papa vilas.





A Bittersweet farewell  ( Sudah Lengkap Mari Di Baca) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang