21

1.1K 119 0
                                    

                         ..............

Setelah sampai ke tempat tujuan Axel tampak gugup mengikuti Pratama, sampai mereka terhenti di salah satu ruangan di mana di sana sudah ada 2 orang petugas polisi yang berjaga di depan pintu.

Tidak berapa lama seorang guru dan dokter keluar dari ruang rawat itu, mereka berbicara sebentar dengan suara pelan, sebelum guru itu menghampiri Pratama dan saling berbisik.

Guru itu menatap Axel menarik nafas panjang sebelum mendekatinya.

"Axel bapak harap kamu bisa tenang mendengarkan penjelasan bapak."ujar Pak guru memegang tangan Axel dan mendudukkannya di salah satu bangku disana.

Axel hanya diam, dia merasa ada hal buruk yang akan disampaikan oleh gurunya.

"Nak, adik kamu mengalami Sakau di sekolah tadi pagi saat jam pertama ujian."ujar guru itu to the points

"Bapak jangan bohong!! adik saya gak mungkin memakai barang haram itu!" balas Axel berdiri tidak terima

  Adiknya memang agak bandel tapi dia masih tahu batasannya

"Tenang Xel," ujar Pratama sembari memegang pundak Axel

"Tapi om, adik saya anak baik-baik,"

"Iya om ngerti, kamu tenangkan diri kamu dulu kita dengar penjelasan guru oke."ujar Pratama pelan kembali mendudukkan Axel di bangku.

Setelah Axel tenang guru itu kembali melanjutkan penjelasannya

"Adik saya melakukan perilaku aneh saat ujian jam pertama?"tanya Axel

"Iya dan setelah di tes darah dan urine, adik kamu positif memakai narkoba sejenis sabu."lanjut guru itu

"Pak adik saya gak bakal masuk penjara kan?"tanya Axel memegang tangan gurunya dengan raut wajah pucat

"Bapak tidak bisa mengambil keputusan, pihak sekolah dan polisi masih menyelidiki sumber dari peredaran barang haram itu, kamu tenang pihak sekolah akan mengusahakan yang terbaik untuk adik kamu."jelas guru itu

Axel menunduk

"Xel, kamu hari ini pulang bersama Om."tawar Pratama

"Aku mau ketemu adik aku dulu."

"Jangan, adik kamu baru saja tidur tadi lebih baik kamu pulang dulu besok kamu kesini lagi."saran guru itu mencegah Axel

Axel hanya pasrah menerima saran dari orang dewasa, Pratama kembali berbicara dengan guru tadi dengan suara pelan sebelum berpamitan untuk pulang.

                              ..........

Rumah Arkana

Ruang makan

"Xel, dimakan jangan bengong aja."ujar Arkana sembari menyenggol Axel, sebenarnya tadi dia sempat kaget saat ayahnya membawa pulang Axel ke rumah.

   Tapi setelah menguping percakapan ayahnya, nenek, dan kakeknya kurang lebih dia mengerti apa yang terjadi pada Axel.

  Axel tertunduk menatap makanannya dengan ekspresi enggan

'tapi kurang sopan kalau makanannya gak habis.'monolog batinnya sembari menghabiskan makanannya dengan pelan.

                          ..........

"Kenapa ngeliatin aja gak dihampiri?"tanya Pratama pelan pada putranya yang berdiri di depan pintu menatap Axel yang terduduk di bangku teras.

"Gak, mau dekati juga Kana bingung mau ngomong apa?"Jawab Arkana

"Ya udah, biar papah aja."ujar Pratama lalu beranjak menghampiri Axel

"Kenapa masih mikirin yang tadi siang?"

"Iya om, saya lagi mikirin gimana nasib adik saya nanti."jawab Axel pelan

"Kamu tenang aja, itu biar jadi urusan orang dewasa, urusan kamu sekarang hanya belajar."

Axel menatap Pratama

"Udah lebih baik kamu masuk dan tidur sekarang udah malam!"

"Iya om."

Sementara itu di sisi Arkana

"Walau ini agak kejam gue seneng kalau kasus ini yang seharusnya menjadi pembukaan nasib sial bagi Arkana justru menimpa orang lain."monolog nya

"Maaf Xel, gue malah seneng liat adik Lo yang kena kasus."bisik Arkana lalu berbalik memasuki rumah

TBC

publish 10 Juni 2023

Revisi 20 Februari 2024

Re-publish 23 Februari 2024

 

jadi antagonis?? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang