Arkana menyanggah dagunya dengan kedua tangannya dalam posisi duduk di kursi depan teras rumahSeorang pria muda yang terlihat masih mahasiswa itu menghampiri sang keponakan secara diam-diam lalu--
Dorrr
"Ehh ayam--ayam!!"teriak Arkana berjengit kaget lalu berdiri sembari mengelus dadanya
"Paman."keluhnya
"Kalau jantung Arta copot gimana? kalau Arta langsung wassalam waktu Paman ngagetin gimana?"
"Arta keponakan Paman yang paling gemesin, buktinya gak tuh! lagipula Paman Udah sering banget ngagetin Arta tapi Arta belum sampai wassalam kan."balas Paman sembari mencubit pipi Arkana
Arkana hanya bisa pasrah pipinya dicubit sampai memerah
"Arta ngapain bengong di teras rumah nanti kesurupan baru tau rasa?"
"Gak bakal kesurupan itu kata guru agama, karena ini bulan puasa! setan lagi pada dikurung."jelas Arkana mengangguk-angguk setuju dengan jawabannya sendiri
Paman dari Arkana itu hanya terkekeh geli
"Ya udah mau Paman anterin ke taman komplek gak! sekalian cari teman baru disana?"
Arkana menatap sang Paman
"Tapi di komplek ini gak ada anak yang seumuran Arta, semuanya lebih kecil dari Arta."balas Arta
Dia masih sebal dengan sang Paman yang kemarin meninggalkan dirinya sendirian di taman dan parahnya para ibu-ibu komplek malah minta buat dia ngawasin anak-anak mereka yang main di sana,
alhasil dia gak jadi main dan malah repot ngawasin anak-anak kecil itu.
Paman dari Arkana itu hanya terkekeh menanggapi
"Ya udah kita mainnya agak jauhan dikit, kebetulan Paman ada janji sama temen Paman mungkin Arta bisa ketemu teman disana."
Tidak mendapat tanggapan dari Arta yang justru bengong
Paman dari Arkana itu langsung menggendong Arkana ala penculik dan memasukkannya ke dalam mobil sembari berucap
"Ayo kelamaan mikir kamu, Paman lagi di tungguin ini."
•••••••
Keesokkan paginya
"Arta ini kenapa piring masih ada di meja makan, padahal matahari sudah beranjak tinggi."omel Dwi paman dari Arkana sambil berkacak pinggang
"Tadi kan Arta tinggal buat kuliah subuh bareng sama Paman."balas Arkana
"Beresin!! Selama kamu tinggal sama Paman kamu harus bisa beresin tempat makan kamu sendiri."ucap Dwi mengambil sarung dan sajadah dari tangan Arkana dan membawanya naik
Dengan wajah cemberut Arkana membawa peralatan makanannya ke wastafel
"Artaaa!!! Ini kenapa tempat tidur kamu belum dibereskan, sampah dari makanan ringan juga belum dibuang!!"seru Dwi dari lantai atas
"Iya Paman nanti Arta beresin."
"Nanti-nanti kapan nantinya cepat beresin sebelum kamu berangkat sekolah."ujar Dwi menatap Arkana dari lantai atas
"Paman!! Aku kan lagi puasa nanti aku gak ada tenaga buat sekolah."keluh Arkana manja
"Gak usah manja! Paman bukan ayah kamu."balas Dwi
Arkana memonyongkan bibirnya
"Hiss anak ini, cepat Arta!!"seru Dwi
•••••••••
Author note
Aryatama Dwi Hadi (anak bungsunya kakek Agung dan nenek Sutrisari)
KAMU SEDANG MEMBACA
jadi antagonis?? (END)
RandomCerita ini pertama kali ditulis 30 Oktober Pertama kali dipublikasikan 6 Mei End 20 Oktober 2023 Revisi dimulai 31 Desember - 10 Maret 2024