.......
Mereka berempat dengan tambahan pak Helmi kini berada di kantin rumah sakit.
"Jadi gimana pak perkembangan kasus adik saya?"tanya Axel
"Dari yang bapak dengar, anak-anak yang terbukti mengonsumsi narkoba itu tidak tahu bahwa yang dia konsumsi adalah narkoba."
" Lah kok bisa pak?"tanya Jaenandra penasaran
"Karena zat narkobanya tersembunyi di dalam rokok yang biasa dikonsumsi oleh anak-anak itu, padahal sudah di beri tahu berkali-kali anak sekolah gak boleh merokok tapi tetap saja dilanggar, bahkan ada yang merokok di area sekolah."jawab pak Helmi sambil mengeluh
"Jadi secara gak langsung adik saya ditangkap karena saya dong."ujar Axel pelan
"Lah kenapa jadi salah kamu?"tanya pak Helmi
"Karena saya melarang adik saya merokok, jika saya tidak melarangnya adik saya tidak akan mengalami sakau."balas Axel dengan ekspresi murung
"Bodoh! secara tidak langsung kamu itu menyelamatkan adik kamu, coba bayangkan jika kamu tidak melarang adik kamu dan dia mengalami kecanduan dan berakhir menjadi pemakai."ujar pak Helmi pada Axel dengan nada tegas
Muka Axel langsung pucat jika hal itu terjadi sudah pasti adiknya tidak akan memiliki masa depan.
"Ya setidaknya adikmu sekarang masih bisa ditolong dan belum terlambat."ujar pak Helmi menepuk pundak Axel.
'akhirnya gue tau kenapa bisa ditemukan benda diduga sabu di kamar Arkana di dalam novelnya. ternyata alasannya karena ini sebelum gue masuk tubuh Arkana, dia itu kan perokok dan kemungkinan dia menyimpan rokoknya di rumah tanpa tahu apa yang ada didalamnya.'monolog batin Arkana
............
Pak Helmi berpamitan pada ketiganya sebelum beranjak pergi.
"Yuk pulang."ajak Arkana
"Ayok."balas jaenandra
"Gue mau nungguin ayah gue Ar, gue mau bicara sama dia."balas Axel
Arkana menatap Priyatno
"Gak Ar, gue sekalian mau gantian sama ayah gue mumpung gue udah di rumah sakit."balas Priyatno karena kebetulan rumah sakit tempat Romi dirujuk merupakan rumah sakit tempat kakak perempuannya di rawat.
"Ya udah kita pamit ya."ujar Jaenandra melambaikan tangan diikuti Arkana
"Gue juga pamit ke ruang rawat kakak gue ya, kalau ada apa-apa, Lo tau gue dimanakan?"
Axel hanya mengangguk menanggapi
..........Setelah lama menunggu Axel akhirnya melihat ayahnya yang tengah berjalan bersama seorang polisi segera saja dia menghampiri ayahnya.
"Ayah."panggilnya
Ayah Axel langsung berhenti mendengar panggilan putranya
"Bapak pergi saja dulu nanti saya menyusul."
"Baik pak Rendi kalau begitu saya pamit."ujar petugas polisi itu
Rendi segera menarik Axel ke tempat yang sepi
"Kenapa manggil ayah, Romi ngadu kalau ayah pukul dia!"
"Ayah boleh tegur Romi, tapi gak seharusnya ayah memakai kekerasan"
"Kamu tau apa sih, udah cara didik ayah udah paling benar, seharusnya dia juga gak pernah ada."
"Ayah keterlaluan Romi ada juga salah ayah, kalau ayah gak bisa rawat, lebih baik ayah kembalikan Romi pada ibunya."
"kamu gila mau jadi apa anak itu, kalau di kembalikan kepada wanita murahan itu, mengikuti jejak ibunya menjadi PSK."
"Ayah!!"bentak Axel
"Udahlah capek ayah bicara sama kamu, mending kamu pulang ke rumah Pratama sekarang juga! ayah udah kirim barang-barang kamu ke rumah Pratama."ujar Rendi berjalan menjauh dari Axel
"Punya anak dua gak ada yang benar, yang satu bisanya cuma yusahin doang yang satunya lagi cuma bisa ngeluh."gerutu Rendi yang tentunya masih bisa di dengar oleh axel.
TBC
Publish 12 Juni 2023
Revisi 20 Februari 2024
Re-publish 23 Februari 2024
Bonus
Beberapa tahun silam
Rumah Axel
Dimeja makan terlihat tiga orang 1 orang dewasa dan 2 orang anak kecil
"Ini uang untuk bulan ini."ucap pria dewasa menyerahkan 1 gepok uang dan ATM ke arah Axel
"Kamu atur untuk pengeluaran rumah ini jika kurang kamu bisa hubungi ayah."imbuhnya
"Kali ini berapa lama?"tanya Axel sembari menghitung uang
"Ayah gak tau berapa lama tapi ayah usahakan akan pulang sebelum pertengahan tahun."jawabnya
Yang hanya ditanggapi anggukan kepala dari Axel
Lalu pria bernama Rendi selaku orang tua keduanya menatap ke arah anak lain disitu
"Kamu saya harap kamu lebih bisa menjaga diri kamu sendiri dan jangan selalu membuat saya marah."ucap Rendi dengan dingin di tambah tatapannya amat sangat tajam
Romi menggigil ketakutan lidahnya kelu untuk sekedar menjawab pertanyaan sang ayah
"Ayah tidak perlu khawatir berkerja saja yang rajin biar urusan rumah Axel yang urus."ucap Axel berusaha meredakan suasana
"Kalau begitu ayah pergi."pamit Rendi lalu berdiri di ikuti kedua anaknya
Axel mencium tangan Rendi sebelum Rendi memasuki mobil
Sementara Romi hanya berdiam diri tidak berani mendekat
"Ayo masuk."ajak Axel kepada sang adik dia mengulurkan tangannya tapi dihindari sang adik
"Aku mau langsung sekolah saja."ucapnya langsung masuk ke dalam garasi dan mengendarai sepeda elektrik keluar rumah
Axel hanya menutup matanya pusing
"Sekolah macam apa yang tidak membawa tas dan buku."gerutunya
**********
KAMU SEDANG MEMBACA
jadi antagonis?? (END)
RandomCerita ini pertama kali ditulis 30 Oktober Pertama kali dipublikasikan 6 Mei End 20 Oktober 2023 Revisi dimulai 31 Desember - 10 Maret 2024