extra : Priyatno Respati

665 45 2
                                    


                            ******

Hari beranjak malam saat Priyatno sampai ke rumah, menatap ke arah rumah yang tampak suram belakangan ini.

  Saat dia akan beranjak masuk tiba tiba pintu terlebih dahulu terbuka dan terlihat remaja laki-laki yang tengah mengendong batita diikuti oleh balita di belakangnya.

  Priyatno segera mencegat tangan remaja itu memberi tahu akan keberadaannya

"Esa, ada apa?"tanyanya

"Abang, gak ada apa-apa kok."jawab Esa tergesa-gesa berusaha melepaskan diri dari abangnya

"Huuuuft."(menarik nafas panjang)

"Kalian mau ke mana?"tanya Priyatno

"Kami disuluh bapak buat nginep di lumah kakek."jawab balita perempuan itu dengan nada lucu

"Ya udah hati-hati, Sa, jagain adeknya."ucap Priyatno

"Iya bang."jawab Esa beranjak pergi dari sana menuju rumah kakeknya yang hanya berjarak 4 rumah dari rumahnya.

Setelah melihat adiknya memasuki rumah kakek mereka dia segera kembali memasuki rumah.

                         ********

   Priyatno tidak bisa berkata apa-apa saat melihat rumah yang terlihat seperti kapal pecah, semua barang terlempar ke lantai bahkan kursi makan dan meja pun tak luput.

   Di ruang tengah terlihat ayahnya yang hanya tertunduk diam sembari memegang erat dokumen ditangannya sementara ibunya tampak menangis histeris sembari melempar barang.

Saat melihat ibunya akan melempar sebuah gelas kaca kepada ayahnya, Priyatno segera memeluk ibunya sembari melepaskan gelas kaca dari genggaman ibunya.

  "Ada apa, Bu"tanyanya dengan pelan sembari mengelus punggung ibunya

"NO BILANGIN SAMA BAPAK KAMU! TINGGAL RUMAH INI HARTA YANG IBU PUNYA, IBU TIDAK RELA KALAU RUMAH INI DI JUAL!"ucap ibunya dengan nada marah

Mendengar perkataan ibunya Priyatno kembali menatap sang ayah

"Bapak gak punya pilihan No biaya rumah sakit Aryani udah hampir jatuh tempo, sementara gaji bapak gak nutupin, dan pinjaman yang bapak ajukan juga ditolak."ujar ayahnya memegang dokumen ditangannya dengan erat.

"Ibu tenang ya, pak kemarikan dokumen itu."ujar Priyatno sembari menggadahkan tanganya

"Tapi, No."ayahnya hanya bisa terdiam saat melihat tatapan Priyatno, pria itu pasrah menyerahkan dokumen itu pada Priyatno.

   Priyatno memberikan dokumen itu pada ibunya, yang dipegang-erat oleh ibunya dengan mata waspada dia segera berlari menuju kamarnya.

                             *********

Ayah Priyatno mengikuti Priyatno ke luar rumah setelah membereskan barang yang berserakan di rumah.

  "Pak bukankah sudah Yatno bilang kalau ada apa-apa, hubungi Yatno aja, bapak mau penyakit mental ibu kambuh lagi, yang menderita siapa kalau ibu kambuh pasti bapak jugakan."keluh Priyatno

"Tapi sejak siang ini kamu gak bisa dihubungi."lirih sang ayah menatap Priyatno

Haaaaa

"Untuk masalah uang, bapak gak perlu khawatir aku udah bilang pada pihak rumah sakitnya."ujar Priyatno sembari melihat ponselnya yang ternyata kehabisan baterai

"Dan ini sisa uang untuk biaya sekolah adik-adik."lanjutnya sembari memberikan amplop kepada sang ayah.

Ayah Priyatno sebenarnya sedih saat melihat putranya pontang-panting mencari uang tambahan sembari sekolah, dia juga dulu sempat tidak setuju dengan pekerjaan Priyatno tapi dia juga tidak memiliki pilihan, karena hanya perkejaan itu yang menghasilkan uang cepat sebanding dengan resikonya kalau ketahuan.

"Maafkan bapak yang tidak kompeten ini, No."ujar ayah Priyatno sembari menunduk

"Dengan bapak yang tidak melarikan diri dari tanggung jawab kepada kami saja, itu sudah cukup."ujar Priyatno dia berfikir dia tidak akan bisa sekuat ayahnya menghadapi mental istrinya yang terkadang labil dan gila, lalu anaknya yang sakit ditambah, mengurus tiga anak yang masih kecil.

End

Note : Batita (bayi tiga tahun)
           Balita (bayi lima tahun)

Perkejaan Priyatno kayaknya para pembaca pasti udah tau

Publish 14 Juli 2023

Revisi 6 Maret 2024

Re-publish 10 Maret 2024

Sebelum ditutup author mau kasih info sedikit tentang Priyatno

1. Priyatno ini anak ke-3 dari enam bersaudara

2. Kakak pertama Priyatno udah meninggal sementara kakak keduanya sakit

3. Ibunya Priyatno memiliki masalah mental sejak masih gadis yang sering kambuh-kambuhan

4. Keluarga Priyatno gak bisa di bilang miskin tapi juga gak bisa di bilang kaya karena bebannya juga banyak

5. Priyatno ini tipe orang yang tertutup dia jarang membicarakan tentang dirinya sendiri.






















Terakhir berhubung besok atau lusa nanti udah mulai memasuki bulan puasa.

  Author mau minta maaf kepada para pembaca bila semasa author update cerita ada kalimat yang kurang berkenan di hati kalian.

jadi antagonis?? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang