Axel dan Romi Wardhana

455 20 0
                                    

Suara hantaman dari kulit ke kulit menyambut Axel yang baru saja balik dari sekolah

Segera Axel dikejutkan dengan pemandangan sang ayah yang tengah memukuli adiknya segera saja dia menahan tubuh ayahnya

"Udah yah, udah, Rom cepat masuk kamar!"

Romi segera menyeret tubuhnya menjauh menuju kamar

"Ayah mabok lagi."ujar Axel sembari membawa ayahnya ke kamar

"Hehehe biar ayah, pukul--hik--bocah--hik-- sial itu. --Hoek--Hoek--uhuk--Hoek--."

Axel segera mengurut bagian tengkuk ayahnya tatapan matanya tampak sendu lalu dia segera membaringkan ayahnya di kasur setelah Menganti baju ayahnya.

Selalu seperti ini setiap kali ayah mabuk dia akan kehilangan kendali dan melampiaskannya kepada Romi

"Ayah lebih baik tidur, yah"ujarnya sembari menyelimuti tubuh ayahnya

Axel segera beranjak dari sana meletakkan pakaian kotor milik sang ayah ke keranjang dekat mesin cuci sekaligus mencari alat untuk membersihkan bekas muntahan ayahnya setelah itu dia mencari obat sebelum beranjak ke kamar Romi.

                              .............

Tok tok tok cklek

  Axel segera mendekati Romi dan memeriksa tubuhnya.

"Seharusnya tadi Lo langsung masuk ke kamar dan kunci pintunya."ujar Axel

"Gue gak tau ayah ada di rumah, gue kira dia bakal lembur lagi kayak biasa."jawab Romi masih menundukan kepalanya.

Axel hanya bisa menatap Romi dengan tatapan sendu.

"Maafkan ayah ya, Rom."

Romi terdiam tidak mengiyakan atau menolak ucapan Axel.

"Ya udah gue mau ke apotek dulu, buat beli obat pereda mabuk, Lo di kamar aja jangan lupa kunci pintunya."ujar Axel beranjak pergi dari sana setelah selesai mengobati Romi

    Tidak lama kemudian terdengar suara mesin mobil yang beranjak menjauh

    alih-alih menuruti perkataan Axel, Romi malah beranjak pergi dari sana keluar dari rumah yang tidak bisa di anggap rumah itu

                             ............

    Tanpa sadar langkah kakinya membawa dirinya ke sebuah kawasan di distrik merah, tanpa sengaja dia melihat wanita yang selama ini dirindukannya saat dia akan beranjak mendekati wanita itu, dia melihat seorang pria yang langsung memeluk wanita itu dan keduanya memasuki salah satu klub di kawasan itu.

   Langkah kaki Romi terhenti

"Hahaha haah hahahaha hiks"sembari berjongkok di jalan dia menutupi wajahnya menertawakan dirinya sendiri

"Kenapa gue masih berharap bego, Lo itu udah dibuang."monolognya saat mengingat bahwa ibunya sendiri yang menyerahkannya ke tangan sang ayah

   Setelah menenangkan diri cukup lama dia beranjak dari sana berjalan tidak tentu arah

"Romi!"panggil Axel turun dari motornya dia segera beranjak mendekati Romi

"Gue udah bilang jangan kemana-mana."imbunya dengan raut wajah yang tampak cemas sembari memeriksa tubuh Romi dan baru merasa lega saat tidak ada luka baru ditubuh Romi.

"Ayok pulang!"ujarnya menarik tangan Romi dan keduanya berboncengan menuju rumah

"Kak, Lo gak marah sama gue."

"Marah kenapa?"

"Karena kehadiran gue ibu Lo gak mau pulang ke rumah dan lebih memilih tinggal di luar negeri, juga karena gue ayah jadi jarang pulang ke rumah."

"Dengar ya Rom! Itu mungkin hanya alasan, orang dewasa itu egois dan mereka gak sadar apa yang mereka lakukan salah dan ada korban didalamnya, Lo korban gue juga korban jadi gak ada alasan buat gue marah apalagi benci sama Lo."

Romi terdiam ironisnya orang yang selalu ingin dia jauhi justru selalu menjadi orang yang selalu ada untuknya

End

Publish 27 Juli 2023

Revisi 6 Maret 2024

Re-publis 10 Maret 2024

Sebelum ditutup author mau kasih info sedikit tentang Axel dan Romi

1. Perasaan Axel terhadap Romi itu bisa di bilang rumit, dia gak bisa di bilang benci tapi juga gak bisa dibilang sayang

2. Walau terlihat peduli Axel ini lebih sering muncul di saat-saat terakhir alih-alih di awal jika Romi terkena masalah

3. Axel lebih royal terhadap temannya

jadi antagonis?? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang