I'm not Enigma [TERBIT-edisi revisi]

1. A Mission

illustration of Ann

----------------------------------------
teaser I'm not Enigma...

---

Ketenangan adalah hal yang paling didambakan oleh semua orang, begitu pula dengan seorang pemuda bernama Ann. Hari-harinya diisi oleh pekerjaan yang tak begitu ia minati. Tapi entah bagaimana ia selalu diseret oleh tanggung jawab itu. Hidup bergantung pada pekerjaan, mungkin itu adalah kalimat yang tepat.

Dering telepon terdengar dari handphone yang berada di atas meja, hingga membuat Ann yang tengah menikmati kopi paginya terusik. Terpaksa ia mengangkat telepon itu untuk membungkam suaranya.

"Ann, kamu di sana?"

"Hm, langsung bicara."

"Ada target baru, aku harap kamu bisa menyelesaikannya, aku akan mengirim lokasi dan data-datanya, tolong bacalah terlebih dahulu, targetnya sedikit lebih sulit dari biasanya."

Ann tak merespons, ia langsung mematikan telepon itu. Tak ingin berlama-lama, ia langsung mengambil jaket hitamnya dan segera keluar dari apartemen. Ia melangkah ke sebuah gedung terbengkalai dan berjalan tanpa mempedulikan banyaknya pasang mata yang memperhatikan. Tak mau ambil pusing ia langsung menemui seseorang yang memberikannya misi, seorang pria tua, yang ia panggil bos.

"Jadi, kapan operasinya?" tanya Ann saat baru masuk ke ruangan bosnya. Di sana ada beberapa anak buahnya yang berjaga di belakang, dan beberapa sedang duduk di meja lain, sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Ann, kuharap kamu jangan gegabah, targetnya sulit," ucap seorang pemuda bernama Nao yang duduk di dekatnya, ia adalah partner kerja Ann di setiap misi yang menghantui. Nao masih mengutak-atik laptop yang ada di hadapannya, lalu menunjukkan monitor yang berisi data-data tentang target pada Ann.

"Alva?"

"Yup, kurasa kamu pernah mendengarnya, targetnya adalah Alva Edison ketua AI Corp ilegal, seorang Enigma," jelas Nao lalu menggulirkan layar untuk menunjukkan data-data selanjutnya.

"Enigma?" ulang Ann.

"Iya, itu golongan di atas Alpha, mereka dianggap sebagai Alpha paling dominan, dan mereka bisa—"

"Oh, Alpha, katakan saja begitu, jangan bertele-tele," potong Ann malas.

"Ann, aku serius!" bentak Nao emosi. Ia tahu Ann adalah seorang beta dan tidak akan terpengaruh dengan hal yang disebut pheromon, tapi beda ceritanya jika berhadapan dengan seorang Enigma. Sebagai partner dalam pekerjaan, tentunya ia juga mengkhawatirkan rekannya, terlebih target mereka adalah seorang Enigma berbahaya.

Tak lama sang bos tertawa kecil. "Sudahlah, aku percaya dengan Ann, kamu bisa langsung menjalankan misinya kapan saja, dan tentu ada bayaran besar yang menunggumu," ucapnya dengan senyuman khas.

Ann menghela napas malas. "Aku hanya perlu membunuhnya, kan? Tidak ada hal aneh-aneh lainnya, kan?"

"Hal aneh lainnya? Hm." Bosnya berpikir sejenak sambil melihat ke arah monitornya, ia melirik lagi kearah Ann, dan langsung tertawa. "Akan lebih seru jika kamu membuat hal baru. Kamu diberi kebebasan bersenang-senang dengan target kali ini, yang terpenting targetnya harus mati," sambung bosnya dengan senyuman kecil.

Ann diam sejenak, ia merasa aneh dengan tingkah bosnya kali ini. Tak biasanya bos terlihat ragu sampai mengucapkan harus mati.

Ann mendengkus malas, tapi ia tak mau ambil pusing. Ia langsung berbalik meninggalkan ruangan itu. "Baiklah, akan aku laksanakan."