illustration of Via
----------------------------------------
Hari saat Ann kembali, kafe terlihat ramai normal seperti biasanya. Tenang dan tentram sampai saat Via mengambil foto Ann tanpa izin dan membagikan ke sosmed kafe. Seketika Ann hampir tidak bisa beristirahat, karena banyaknya pelanggan kafe yang datang saat mengetahui barista yang mereka cari sudah kembali. Ann hanya bisa menghela napas pasrah saat kafe penuh hanya untuk memesan cappucino buatannya.
"Em, maaf ya, tapi aku benar, kan? Banyak yang mencarimu," ucap Via berusaha menghibur karena merasa bersalah.
Ann memijat kepalanya. Ia menunduk lesu di atas meja, tenaganya terkuras setelah membuat lebih dari 100 cangkir cappucino hari ini. Via jadi makin bersalah melihat Ann begitu kelelahan.
"Ann, aku traktir nih, aku bawakan ebi furai juga," ucap Via sambil menyerahkan segelas ice coffee latte dan sepiring ebi furai. Tak banyak bicara Ann langsung menerima semua itu. Rasa lelahnya sedikit tertolong setelah melihat ebi furai hangat.
"Wih, cincinmu bagus. Beli di mana?" tanya Via saat menyadari ada benda asing melingkar di jari Ann.
"Souvenir."
"Souvernir sebagus ini? Kamu liburan ke mana?" tanya Via lagi penasaran.
Ann diam sejenak. Ia juga menyadari benda ini terlalu mewah untuk disebut souvenir. Ia sedikit menyesal sudah menyebutnya seperti itu. Tak lama Via mendekat, menyenggol lengan Ann dan berbisik, "Pacar?"
Sontak Ann tersedak, segera ia mencari tisu dan air biasa untuk membersihkan wajah dan tangannya dari tumpahan kopi. Ann menatap ngeri pada Via. Bagaimana gadis ini bisa berpikir seperti itu? "Bukan."
"Begitu ya, aku mengira kamu menerima lamarannya," bisik Via.
Ann terdiam seketika, apa ini karena pertanyaan kemarin? Ann yang awalnya hanya sibuk memikirkan model cappucino sekarang dihantui oleh sosok Alva. Makhluk itu kenapa selalu saja berputar di dalam kepalanya. Sial.
Hari demi hari berlalu seperti biasa, namun ada yang berbeda. Kini Nao jadi lebih sering datang ke kafe bahkan saat pekerjaannya menumpuk. Tanpa bertanya, Ann tahu jika Nao takut ia menghilang lagi. Sekarang Nao sering menghabiskan waktu di pojok kafe dengan laptop dan kucing kesayangannya. Hingga si kucing mulai terbiasa dengan suasana kafe dan sering berkeliling membuat para pelanggan yang berdiam di dalam terhibur dengan tingkah manjanya, bahkan tak sedikit pelanggan yang datang membawa camilan untuk si kucing bernama Kitty itu.
"Kitty~" panggil Nao. Kucing berbulu putih itu langsung berlari melompat ke atas meja barista dan bermanja pada tuannya. Ann yang melihat itu juga ikut tersenyum kecil, bahkan anabul itu juga mulai menarik perhatiannya.
"Kucingnya tinggal di sini saja, jadi kucing milik kafe," ucap Roma dengan senyuman jahil.
"Tidak boleh! Kitty akan merindukanku jika dia tinggal disini," balas Nao memeluk erat kucingnya dengan wajah manyun.
"Loh, bukankah Kitty justru lebih senang di sini?" balas Roma tersenyum jahil. Tak lama, Kitty langsung turun dari meja barista dan lari meninggalkan Nao. Kucing itu naik ke meja lain dan bermanja pada para pelanggan di sana.
"Wah wah, lihat itu. Kittu langsung kabur. Sudahlah, berikan saja pada kafe," ucap Roma semakin menjadi-jadi.
"Ih, Kitty tidak setia!" kesal Nao.
Roma langsung tertawa geli, Via yang mendengar itu juga tak bisa menahan suara tawanya.
"Hm, kira-kira di mana tempat main yang bagus ya? Aku sudah mencari banyak referensi tapi aku juga bingung harus memilih yang mana," ucap Via sambil terus menggulirkan handphone-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not Enigma [TERBIT-edisi revisi]
RomansaAnn, seorang pembunuh bayaran yang beralih profesi menjadi barista, tetapi diam diam ia bekerja lagi dengan seorang Enigma berbahaya bernama Alva Edison, kerjasama yang dibangun secara sepihak ini membuatnya harus memutar otak untuk menolak setiap m...
![I'm not Enigma [TERBIT-edisi revisi]](https://img.wattpad.com/cover/269864739-64-k685366.jpg)