23. Vol. 2; He Goes

8.8K 507 1
                                        

Pertama, aku mau ngasih tau dulu nih. Di bab Vol. 2 ini akan lebih banyak konflik berat dan angst, ya. so, persiapkan jiwa dan air mata ya, semoga enjoy ya! Vol. 2 ini maksudnya buat di novelnya, ya. Buku kedua gitu. Anggapannya ini season 2, oke? Nah sekarang, happy reading yall!

---

Akhir pekan pagi itu, di vila keluarga, Reo keluar dari kamarnya setelah lembur semalaman. Ia berjalan menuju dapur dan mengambil air minum, setelah itu berjalan kembali ke kamar. Tapi langkahnya terhenti ketika melihat cahaya kecil di ruang tengah. Ia mendekati ruang tengah dan menghidupkan lampunya, ternyata ada Alva di sana. Adiknya itu sedang duduk di sofa menatap layar handphone-nya sendirian, padahal jam masih menunjukkan pukul 4 pagi.

"Tidak tidur? Ann merengek lagi semalaman?" tanya Reo sambil mendekat ke sofa. Alva menoleh sejenak lalu kembali pada layar handphone di tangannya, tak menjawab. Merasa tak ada hal yang perlu dibicarakan akhirnya Reo berbalik hendak kembali ke kamar.

"Reo," panggil Alva dengan suara pelan. Reo langsung berbalik. Ia terkejut ketika melihat wajah pucat adiknya itu.

"Kamu sakit?"

Alva menggeleng. "Aku ingin tinggal di vilaku, tolong beritahu Bunda," ucapnya sembari mengambil kunci mobil.

Reo bingung. "Kenapa tiba-tiba?"

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin ke vilaku."

"Lalu Ann?"

"Dia masih tidur, aku akan menjemputnya."

Alva langsung berbalik menuju pintu. Reo diam menatap punggung adiknya, mungkin Alva hanya ingin menyendiri sejenak karena kelelahan menghadapi rengekan Ann? Ini wajar terjadi, Alva sangat introvert sejak dulu, jadi cukup wajar ada ledakan kelelahan seperti ini. Tak ingin ambil pusing, ia kembali ke kamar dan sibuk dengan tumpukan berkas lagi.

Dua jam berlalu, kini pekerjaan Reo selesai, ia langsung berdiri merenggangkan otot tubuhnya setelah duduk berjam-jam. Tak lama terdengar ketukan di pintu. Ia langsung mendekati pintu dan membukanya, ada Ann di sana. "Mencari Alva?"

Ann mengangguk pelan lalu ia menatap ke arah lain. Belum sempat Reo menjawab, pemuda itu sudah lari duluan masuk ke kamar Alva. Ia sedikit heran dengan tingkah aneh Ann, hal apa lagi yang akan pemuda itu lakukan hari ini.

Tak berselang lama, Ann keluar membawa jaket cokelat dan topi hitam milik Alva. Reo bingung. "Mau ke mana?"

Tak membalas, Ann justru lari ke arah pintu dan keluar. Reo panik. Ia langsung mengikuti pemuda itu dan menahan tangannya. "Tunggu, jangan keluar sendirian, nanti Alva akan menjemputmu."

Hening beberapa saat, Ann menatap Reo cukup lama, lalu beralih ke arah luar vila. Tangannya terangkat menunjuk ke jalan di depan sana. "Sudah, di sana, Alva sudah memanggilku."

Reo menatap ke arah jalan. Dari kejauhan ia memang melihat ada mobil Alva. Merasa adiknya sudah menjemput, Reo melepaskan cengkeramannya. Ann langsung lari ke arah mobil itu. Setelah mobil itu pergi, ia kembali masuk ke vila. Entah kenapa ia merasa ada yang tidak beres dengan mereka.

"Sayang, dari mana?"

Suara itu mengejutkan Reo, ia langsung menoleh dengan cepat. Rupanya sang Bunda sudah berdiri di belakangnya. "Oh, Bunda. Aku mengantar Ann keluar."

"Loh, Ann ke mana? Dengan siapa?"

"Alva, katanya mereka mau tinggal ke vila."

"Begitu ya, padahal hari ini Bunda sudah janji dengan Ann akan membuatkan jus anggur. Kemarin Ann mengeluh ingin minum alkohol lagi. Tapi tidak apa-apa, Bunda akan membuatnya jika Ann sudah pulang," ucap sang Bunda tersenyum kecil, namun ada sedikit raut kecewa di wajahnya. Tak lama sang Bunda pergi.

I'm not Enigma [TERBIT-edisi revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang