5. Alva's Perfume

15.2K 908 12
                                        

illustration of Xici

----------------------------------------

Suara mesin kopi mengisi kafe seperti biasanya, Ann menghabiskan harinya membuat hiasan cappucino untuk pelanggan, serta kedua temannya sibuk mengurus bagian lain. Kafe terasa lebih ramai hari ini hingga sore tiba. Pelanggan yang semula padat, kini mulai berkurang, hingga ia dan kedua temannya bisa duduk beristirahat.

"Huft, lelah sekali."

"Pinggangku juga sakit."

Keluhan kedua temannya. Ann menghela napas panjang. Rasanya memang lelah, tapi ia lumayan menikmati rasa lelah itu. Pandangannya mengedar keluar kafe, melihat lalu lalang kendaraan yang terlihat lebih ramai karena sudah sore, dan ini juga waktunya orang-orang kembali dari pekerjaan.

"Nanti malam pasti ramai lagi," ucap Roma sambil meminum air.

"Biasanya begitu," balas Via ikut mengambil air lalu duduk membawa handphone. "Eh, BTW, Ann. Kamu sedang ramai digosipkan," ucap Via sedikit berbisik dan Roma yang mendengarnya ikut mengiyakan.

"Iya, waktu aku mengantar pesanan, mereka semua langsung diam sambil menatapmu."

Ann mengangguk paham. Ia tahu ini pasti karena kejadian tadi pagi, tak heran jika tiba-tiba ia menjadi topik pembicaraan secara diam-diam apalagi ditonton oleh warga sipil sebanyak itu.

"Wah, Ann, kamu masuk headline news," heboh Via terkejut melihat handphone-nya, Roma yang mendengar itu langsung melirik penasaran.

"Judul headline-nya aksi heroik pemuda barista. Nama kafe juga masuk headline pantas saja hari ini kafe jadi ramai!" ucap Roma takjub sambil menggelengkan kepalanya saat membaca berita itu.

"Ya jelaslah. Akhir-akhir ini Ann tersorot karena cappucinonya, lalu ada hal ini juga. Jadi sebenarnya sudah tidak mengherankan lagi. Coba lihat ini, postingan tren cappucinonya juga masih hangat," jelas Via sambil menunjukkan layar handphone-nya.

Ann melirik sebentar. Ia baru tahu beritanya akan jadi seramai itu. Entah itu akan mencoreng namanya dan merugikan kafe atau sebaliknya. "Apakah itu berita serius? Aku merusak nama kafe, ya?" tanyanya, ada rasa khawatir dibenaknya jika ia merusak nama kafe.

"Aku yakin tidak, lagipula di sini kamu adalah orang yang menyelamatkan bukan yang menyandera. Tenanglah, ini hanya gosip anak muda, tidak lama lagi pasti akan terlupakan. Ah, sudahlah. Mau makan, Ann? Roma sudah memasak ebi furai loh, ayo kita makan dulu," ajak Via seolah-olah tak perduli dengan berita itu.

Ann paham Via hanya mengalihkan topik. Tapi ia diam saja mengikuti ajakan gadis itu. Setelah selesai makan, Ann kembali ke meja barista. Ia duduk diam menunggu pelanggan. Di tengah lamunan hening itu handphone-nya berbunyi, nama Nao lah yang tersemat di sana.

Nao: [Ann, kamu tidak apa-apa?]

Ann langsung tahu arah pembicaraan Nao, sebab masalah berita di internet seperti ini, Nao adalah nomor satunya.

Ann: [iya]

Nao: [Iya apa?! Serius, jangan bohong! Aku melihat beritamu dengan Alva Edison itu, kamu diancam? Ann jujur!]

Ann: [tidak, aku hanya menyelamatkan adiknya]

Nao: [Adiknya? Dia memiliki adik? Dia tidak macam macam denganmu, kan?]

Ann: [iya]

Nao: [Iya apa?! Astagah!]

Ann: [aku baik baik saja]

I'm not Enigma [TERBIT-edisi revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang