illustration of Alza
----------------------------------------
"Hei tenang-tenang, ini aku Alza. Ada apa ini? kamu bertengkar dengan Alva?"
Seketika Ann terdiam, ia baru sadar yang diserangnya bukanlah Alva tapi saudaranya, Ann gelagapan bingung harus berkata apa. Kemiripan dua saudara kembar itu membuatnya mengira ini adalah orang yang sama.
"Sayang, ada apa?"
Suara sang Ibunda mengejutkan Ann, rasa canggung langsung memenuhi kepalanya, ia tidak tahu harus berkata apa untuk menjelaskan ini, terlebih Alva meminta untuk menjadi fake partner, tak mungkin ia membongkar rahasia itu.
"Tidak apa-apa, Bunda. Kami hanya mencari udara segar saja, kok," Alza.
"Begitu ya. Ya sudah, ayo kita masuk. Ann juga ikut Bunda masuk, yuk! Di luar dingin, nanti sakit loh," ajak sang Bunda sembari merangkul dan mengusap kepala Ann lembut. Dengan perasaan canggung, Ann langsung menurut karena sekarang ia sangat menghindari kontak mata dengan Alza.
Ann diajak masuk ke ruang tengah. Di sana ia diminta duduk di sofa panjang, menunggu sang bunda mengambil camilan, dan kini ia duduk disamping Alva. Tak lama, Alza datang dan ikut duduk di sana.
Ann terdiam tak ingin memulai percakapan. Ia masih sangat canggung karena sudah menyerang orang yang salah. Tak lama, Xici datang dengan membawa 1 cup besar penuh dengan popcorn.
"Xici, sini," panggil Alza. Tentu Xici menurut dan langsung duduk di samping kakaknya. Ann melihat dari ekor mata. Dua orang ini sedang berbisik, tak lama mereka memanggilnya.
"Kak Ann, kakak masih marah, ya?" tanya Xici dengan wajah manyun.
"Kami minta maaf soal tadi," tambah Alza menunduk sambil menangkup kedua tangan di depan wajahnya. Ann diam kebingungan. Seharusnya ia yang minta maaf karena sudah menyerang duluan.
"Ah, tidak, aku yang seharusnya minta maaf, aku tidak sengaja," cicit Ann bingung sekaligus canggung dengan situasi ini, sedangkan Alva hanya diam menatap tiga orang yang saling meminta maaf dan terus menyalahkan diri mereka sendiri.
"Duh, ada apa, ini? Kenapa suasananya jadi canggung?" tanya sang Bunda yang baru muncul dari arah belakang. Sang Bunda datang bak malaikat penyelamat suasana tidak nyaman itu.
Alza dan Xici tertawa pelan. "Tidak kok, Bunda. Hanya kenalan saja."
"Begitu ya. Ya sudah, kalau begitu ayo coba puding buatan Bunda ini. Bunda membuat puding susu, semoga suka ya."
Sang Bunda memberikan puding pada masing-masing anaknya dan juga pada Ann. Tak lama, sang Ayah pun datang dan ikut memakan puding itu. Sang Ayah menghidupkan layar besar dan memutar sebuah film, semuanya langsung diam menonton. Ketika yang lain fokus menikmati film, Ann bingung apa lagi yang ia lakukan di sini.
"Alva," panggil Ann berbisik. Yang dipanggil menoleh dan mencondongkan diri padanya. "Sampai kapan aku di sini?"
Alva diam berpikir sebentar. "Sampai diizinkan Bunda keluar."
"Apa? Aku harus cepat pulang, besok aku kerja!"
"Ambil cuti," sambung Alva dengan mudahnya dan kembali menatap layar film. Kesal, Ann langsung mencubit pinggang pria itu hingga sang empunya meringis kecil. "Na-nanti aku usahakan," cicitnya mengusap bekas cubitan yang terasa nyeri.
Lama-kelamaan, Ann diam dan ikut terbawa film. Ia mulai menikmati alur film yang begitu emosional ini sambil terus memakan puding di tangannya. Ann terlalu meresapi adegan film itu hingga membuatnya beberapa kali menitikkan air mata dan tertawa kecil. Ia benar-benar merasa nyaman dengan posisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not Enigma [TERBIT-edisi revisi]
RomanceAnn, seorang pembunuh bayaran yang beralih profesi menjadi barista, tetapi diam diam ia bekerja lagi dengan seorang Enigma berbahaya bernama Alva Edison, kerjasama yang dibangun secara sepihak ini membuatnya harus memutar otak untuk menolak setiap m...
![I'm not Enigma [TERBIT-edisi revisi]](https://img.wattpad.com/cover/269864739-64-k685366.jpg)