Di vila keluarga, di kamar Alva. Sang Bunda duduk di atas kasur sembari memangku kepala Ann dan terus mengusap surai gelap di sana. Ruangan itu senyap, namun terdengar isakan pelan sang Bunda.
Ann yang berada di pangkuannya ternyata tak tertidur sama sekali. Ia terus melamun dan mendengarkan suara isakan sang Bunda. Tak lama Ann menoleh, menatap sang Bunda. Sontak sang Bunda memalingkan wajahnya dan mengusap air matanya.
"Bunda," panggil Ann dengan suara pelan.
Sang Bunda diam sejenak, menyeka air mata dan menenangkan sesenggukannya. "Iya Sayang?" tanyanya kemudian.
Ann tak langsung menjawab, ia bangkit lalu mendekati sang Bunda. Ia memegang erat tangan sang Bunda dan semakin menggeser tubuhnya mendekat seolah mencari kehangatan.
"Bunda, Alva sudah tidur, ya? Tadi Ann memanggil Alva tapi Alva tidak mau datang. Alva justru sembunyi, dia tidak mau menemani Ann tidur," ucap Ann dengan wajah manyun.
Sang bunda terdiam mendengar itu, ia menatap pemuda polos itu. Tak lama, Ann menatap tangannya. Sekarang ia memainkan dan memutar-mutar cincinnya. Wajah sendu itu justru membuat dada sang Bunda semakin perih. Alva tidak mau datang? Tidak, justru Alva tidak akan pernah datang.
Sang Bunda langsung mengusap wajah Ann dan menciumnya beberapa kali. "Sayang," panggilnya pelan. "Ann jangan mencari Alva lagi, ya? Alva sudah tidur, Alva sudah istirahat. Mulai sekarang Ann tidur bersama Bunda saja, ya? Bunda akan terus menemani Ann tidur, Bunda juga akan menemai Ann main, Ann bersama Bunda saja ya, Sayang?"
Mulut sang Bunda hendak berbicara lagi, tapi air matanya lebih dulu mengalir hingga ia tak bisa bersuara lagi. Ia mungkin sudah ikhlas dengan kepergian putranya, tetapi ia tidak bisa melihat pemuda polos ini sedih karena merindukan orang yang takkan pernah kembali.
Sang Bunda mengusap pipinya yang basah, ia tak ingin pemuda itu ikut menangis karenanya. Tapi tak lama Ann duduk di hadapannya, lalu membuka resleting jaketnya dan menatap perut besarnya. Ia mengusap gundukan itu lalu beralih pada sang Bunda.
"Ada apa, Sayang? Perutnya sakit?"
Ann menggeleng pelan dan tak lama ia bergerak mendekati sang Bunda lalu memeluk tangannya lagi. "Bunda, jangan menangis, ya? Adik bayinya ikut menangis jika mendengar Bunda menangis."
Sang Bunda terdiam lagi. Ia mengangguk pelan dan kembali mengusap wajahnya yang mulai basah. "Iya, Sayang, Bunda tidak akan menangis lagi. Kan ada Ann di sini. Ya sudah, Ann tidur dulu, ya? Bunda akan memeluk Ann agar Ann tidak kedinginan, ya?"
Ann mengangguk semangat dan tersenyum kecil. "Iya! Oh iya, Bunda, Ann mau nastar, nanti kita buat nastar, ya? Tapi jangan beritahu Alva, jika Alva tahu kita membuat nastar, Alva pasti akan mengambilnya. Ann tidak suka nastar milik Ann diambil," bisiknya sambil menaikkan jari telunjuk ke bibirnya.
Sang Bunda kembali terdiam, ia hanya bisa tersenyum hambar dan mengangguk lemah. Ia kembali mengingat saat makan malam hari itu. Saat di mana Alva menjahili Ann dengan memakan nastar yang ada di tangannya. Sang Bunda terdiam sejenak sambil mengusap air matanya.
"Iya, Sayang, nanti kita buat nastar bersama, tapi sekarang Ann harus tidur dahulu, ya? Jika tidak tidur nanti Ann akan mengantuk."
Ann langsung mengangguk cepat, setelahnya ia menarik selimut dan berbaring sembari mendekatkan diri dengan sang Bunda.
Malam itu berlalu hingga pagi tiba. Kini jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Di dapur, Ann, Bunda dan Xici sedang sibuk di depan meja, di depan tumpukan adonan nastar dan sedang membentuk nastar-nastar tersebut.
"Yey, milik Ann sudah jadi!" teriak Ann senang. Binar matanya begitu bahagia ketika berhasil mengisi satu loyang penuh dengan bentuk yang ia kreasikan sendiri. "Sekarang, aku mau buat bentuk yang lain!" ucapnya lagi langsung mengambil loyang yang baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not Enigma [TERBIT-edisi revisi]
RomansaAnn, seorang pembunuh bayaran yang beralih profesi menjadi barista, tetapi diam diam ia bekerja lagi dengan seorang Enigma berbahaya bernama Alva Edison, kerjasama yang dibangun secara sepihak ini membuatnya harus memutar otak untuk menolak setiap m...
![I'm not Enigma [TERBIT-edisi revisi]](https://img.wattpad.com/cover/269864739-64-k685366.jpg)