33. Vol. 2; I Remember

4.8K 331 18
                                        

"Alvaaa!"

Suara teriakan itu terdengar di vila pribadi. Sontak Alza dan Sofiee menoleh ke asal suara. Mereka melihat Ann berlari mendekat dan langsung menabrak Alza di sofa.

"Ah! Kenapa—"

"Alva, gendong!" teriak Ann dengan wajah cerah penuh dengan senyuman senang. "Gendong! Ayo gendong! Alva, ayoo!"

Alza bingung bukan main. "Alva? Aku Alza berengsek!"

Bukannya sadar, Ann justru semakin memeluk leher Alza erat. Jelas Alza semakin bingung. Ia langsung menatap tajam pada Sofiee. "Berengsek! Kamu apakan Ann sampai dia seperti ini!"

"Aku tidak menyentuhnya sama sekali."

"Tapi kenapa dia seperti ini?!" panik Alza. Ia berusaha melepaskan tangan Ann yang melingkar di lehernya, tapi tangan itu justru semakin mengerat dan terasa mencekiknya. "Berengsek! Ann, lepas!"

"Tidak mau! Aku mau digendong Alva!"

"Aku bukan Alva!" teriak Alza langsung mendorong Ann dengan kekuatan penuh. Dekapan Ann terlepas, Ann langsung terdorong dan hampir jatuh, tapi beruntung Sofiee segera menangkapnya.

Suasana hening sejenak. Alza diam beberapa saat menatap Ann, apa yang sudah ia lakukan? Tak lama, terdengar suara tangis, Ann menangis.

"Alva jahat, huaaa!"

Alza gelagapan seketika. "Bu-bukan begitu, aku—"

"Aku hanya mau digendong Alva, aku mau digendong Alva, aku mau digendong Alva." Kalimat itu terus diulang-ulang. Ann terus menangis sembari menutup matanya. Sekarang Alza merasa tidak nyaman. Ia menatap pada Sofiee tapi Sofiee juga sama bingungnya.

"Kamu mirip dengan Alva," ucap Sofiee.

Sontak kening Alza berkedut kesal. "Iyalah! Kan aku kembarannya! Kalo berbeda bukannya menjadi pertanyaan?!"

"Iya, kamu mirip dengan Alva, jadi mungkin Ann menganggapmu sebagai Alva sekarang."

"The fuck?!" pekik Alza.

Semakin lama, suara tangisan Ann semakin menjadi-jadi. Alza semakin frustasi. "Astaga, oke-oke, aku minta maaf. Ya sudah, kemarilah, aku gendong sebentar saja, aku—"

"Yey! Alva baik! Aku saaayang Alva!"

Alza merinding seketika. Belum sempat ia mengumpat, sekarang Ann justru mencium pipinya. "Berengsek!"

"Gendong! Gendong! Ayo pulang! Aku juga kangen Bunda! Ayo pulang! Pulaaang!"

Singkat cerita, kini Alza, Ann dan Sofiee sudah tiba di vila keluarga. Tentunya mereka pergi ke vila keluarga atas permintaan Ann tadi. Namun sebelum permintaannya dikabulkan, jelas Alza meminta ia dilepaskan atau mereka tidak akan pernah pergi ke vila keluarga. Meski Ann sempat menolak, akhirnya Ann setuju. Tapi hanya setelah sampai di vila keluarga.

Mereka datang dengan 1 mobil yang sama karena Ann terus menempel pada Alza. Jelas Alza tak bisa menyopir dalam keadaan itu. Dan setelah sampai di vila, Alza langsung menghirup napas dalam setelah terbebas dari cekikak maut itu.

Sofiee diam menatap Alza, pria itu sekarang sedang duduk di teras sembari mengusap lehernya sendiri. Lehernya memerah berkat cekikan Ann, ternyata Ann benar-benar mencengkeram sekuat tenaga.

"Berengsek! What the fuck?! Ada apa dengannya? Kenapa dia seperti itu? Apa dia gila? Kenapa dia melakukan hal itu? Dia pikir aku siapa? Sialan!" umpat Alza kesal. Ia masih terus mencaci maki sikap Ann yang tiba-tiba bermanja padanya, bahkan setelah Ann melepaskannya pun suaranya tak juga berhenti.

I'm not Enigma [TERBIT-edisi revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang