CHAPTER 40 [ END ]

3.6K 70 5
                                    

Hello-!! Ketemu lagi...

Gimana hari kalian? Ada cerita apa hari ini?

Sehat sehattt!!!!



Tengah malam ini, Cassi dibuat tidak nyaman. Sebenarnya dari pukul 9 malam Cassi merasa tak nyaman pada perutnya, namun ia tak terlalu memikirkannya.

Sedangkan Ragas sendiri, ia sudah terlelap sedari pukul 10 malam, tentunya dengan posisi memeluk dirinya dengan salah satu tanganya berada diperut besarnya.

"Sakit banget," gumamnya kecil.

"Udah gak beres ini," lanjutnya panik, ketika semakin merasakan sakit pada perutnya.

"Agas, bangun!" Dengan menggoyangkan serta sesekali mendesis sakit.

"Gas, bangun!" Teriakannya yang kencang, diikuti tetesan mata yang mengalir.

Perutnya benar benar sakit sekarang, disusul dengan bagian rusuknya yang seperti akan dipatahkan.

Ragas yang mendengarkan tersebut segera terbangun, dan secara spontan duduk tegap.

"Kenapa kak?" Tanya Ragas panik, syang belum sepenuhnya sadar.

"Anak kamu mau keluar, Ragas!" Teriaknya kencang, dengan meremat tangan Ragas kencang hingga kuku membekas.

Dengan sigap, Ragas segera bangun dan meraih kunci mobilnya. Dan tanpa berlama-lama lagi Ragas menuntun Cassi, dikarenakan dirinya tak sanggup mengangkat Cassi yang sekarang berbadan dua, menurutnya itu sangat berat dan daripada beresiko, ia memilih menuntun.

Beberapa bodyguard yang melihat keberadaan Ragas dan Cassi, juga dengan cepat memahami kondisi dan segera mengambil seluruh perlengkapan yang sudah disiapkan jauh jauh hari.

" Om Roy, bawa mobil!" Titahnya pada salah satu bodyguard, yang langsung dijalankan.

Setelah tiba diluar, dengan segera Ragas memasukan Cassi ke kursi penumpang, disusul dirinya dan Roy yang berada dikursi pengemudi.

"Sakit gas," rintihnya kesakitan.

"Sabar kak, tarik nafas dulu. Kita atur nafas, kakak gak boleh panik." Walaupun dirinya panik, namun ia tak bisa menampilkan kepanikannya didepan Cassi, takut takut Cassi semakin panik dan semuanya semakin tak terkondisikan.

Cassi menggelengkan kepalanya dengan brutal, "sakit banget gas! Gak bisa!"

"Bisa kak! Harus bisa!" Ujar Ragas mencoba memberi semangat.

"Demi anak kita, kak! Pasti bisa! Ragas yakin!" Lanjutnya semangat.

"Cepetan dikit dom om Roy!" Bentak Ragas pada Roy yang mengemudikan dengan yang menurutnya sudah cepat. Namun, apa boleh buat? Ia harus menuruti dan melajukan lebih cepat lagi, namun dengan hati hati.

-oOo-

Kini dirinya tengah menemani Cassi, ya dia belum melahirkan karena masih dalam pembukaan 3. Dan Ragas akan setia menemaninya, membantu proses pembukaan serta menyemangati Cassi yang tampak terus merintih kesakitan.

"Sakit banget gas," lirihnya.

"Kakak hebat! Pasti bisa, Ragas temenin." Ucapnya menenangkan, dengan mengusap lembut perut Cassi sesekali menciumnya.

"Udah pengen keluar, ya? Sabar ya." Lanjutnya.

Sedangkan beralih kedepan ruang persalinan, seluruh keluarga besar kedua belah pihak tampak gusar didepan ruang persalinan.

Mereka dihubungi ketika Ragas dan Cassi masih dalam perjalanan, jadi tak heran mereka mengetahui hal tersebut.

"Aduh, Cassi bisa kan yah?" Tanya gusar Aurel, yang langsung didekap Agaz suaminya.

My Little Boyfriend [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang