chapter 3

1K 68 0
                                    

Tiga bulan ini Lisa menjalani hari harinya sedikit menguras tenaga,karna paksaan Rose yang memaksanya untuk masuk agensi dengannya dengan alasan untuk mendukungnya dan akan lebih menyenangkan jika ada sodara yg bisa mendukung untuk mecapai karirnya.

Lisa memang sosok adik yang akan melakukan apapun yang bisa membuat kakak-kakak nya bahagia karna begitu sayangnya dia terhadap keluarganya,ia bahkan kadang harus di buat pusing karna terkadang ke tiga kakanya itu selalu meminta waktu untuk pergi bersama.

Sosok penyayang,lembut ada pada dirinnya namun ia juga tak bisa menhilangkan sosok manja seorang adik bungsu itu,dan bahkan ia juga sering baget menjahili ke tiga kakanya.

Kala itu Lisa yang gak tau akan niat kakanya itu di paksa untuk ikut melihat Rose latihan vocal,tanpa dia ketahui ternyata Rose sudah mendaftarkannya ke agensi tersebut untuk mempelajari dance nya dan mau tidak mau dia harus mengikutinya.

" Rose kau melakukannya tanpa bertanya dulu,,?"Lisa mempertanyakannya dengan sedikit kesal dan memicingkan matanya.

"Aku tau kalaupun aku bertanya pasti kau akan menolak lagi,,ayolah Lisa kita bisa punya kegiatan sama,,dan satu hal kau bisa melatih danceku untuk menunjang karirku,,"

"Oke,,,kali ini ku maafkan,,ayo masuk aku ingin melihat kemampuan bernyanyimu itu,,"

Lisa dan Rose memasuki agensi tersebut,Lisa berfikir tida ada salahnya di samping itu dia juga bisa menemani dan mendukuk karir kakanya karna di memang sangat menyayangi ke tiga kakanya itu.

Di kediaman keluarga Lee tidak seperti biasanya Jisoo pulang lebih awal,ketika selesai mengikuti sidang entah kenapa kepalanya sangat pusing yang menyebabkan dia kehilangan keseimbangan terhuyung dan kepalnyanya membentur tembok di ruang kerjanya yang meyebabkan sedikit terluka.

Karna hal itu dia memutuskan untuk pulang lebih awal meninggalkan beberapa pekerjaan yang menurutnya masih bisa di kerjakan esok hari.

"Kenapa hari ini rasanya lelah sekali," ia menjatuhkan badanya di sofa ruang keluarga lalu bersandar dan memejamkan matanya untuk mebuatnya rileks.

Dua bungsu Lee itu baru sampai di rumah setelah selesai latihan,ketika sampai garasi mereka heran mobil dari kaka sulungnya sudah terparkir lebih dulu karna biasanya Lisa akan sampai terlebih dahulu di banding yang lainnya.

"Apa Jisoonie sudah pulang,,aneh bukan,,?" Tanya Lisa sedikit heran.

"Ya sepertinya begitu,,"jawabnya sambil memasuki rumah sedikit berlari untuk memastikannya.

Saat mereka masuk dan mencari sang kaka,mereka menghentikan langkahnnya melihat kakanya tertidur di sofa dan yang membuat mereka kaget adalah melihat perban yang ada di kening sang kaka.

Dengan tergesa mereka menghampiri sang kaka,"eonnie,,,,,!!

Jisoo yang sedikit terlelap terhenyak kaget akan panggilan dari kedua adik bungsunya itu,,"oh,,kalian sudah pulang,,?"

"Eonnie,,ini kenapa,,?" Lisa bertanya hawatir terhadap kakanya,ia memang selalu mengawatirkan ke tiga kakanya karna Lisa memang sangat menyayangi mereka,walaupun dia adalah bungsu tapi justru dia selalu lebih dahulu menanyakan kakanya sudah makan atau sekedar bertanya kapan pulang.

"Aahh,,ini,sstth hanya luka kecil,tadi eonnie sedikit pusing dan terjatuh,," Jisoo menjelaskan sambil sedikit memijit pelipisnya yang sedikit berdenyut perih.

"Kau mengabaikan kesehatanmu karna kesibukanmu,,?" Tanya Rose cemas sambil duduk di dekat sang kaka.

Jisoo merasa sedang di introgasi oleh kedua adiknya hanya nyengir," gwenchana,,,ini hanya luka kecil,,"

Lisa yang lebih sensitif itu hanya menatap kakanya sedih,terkadang berfikir orangtuanya kaya lalu kenapa kakanya itu selalu kerja keras seakan hidup kekurangan.

"Rose,,,sebaiknya kau antarkan Jisoonie ke kamarnya,biarkan istirahatdi kamar saja di sini sedikit ga nyaman eonnie,,"

"Oke ,,kajja eonie,,jika dalam mode seperti ini kau tau Lisa akan lebih galak dari eomma dan appa," mengandeng kakanya meninggalkan si bontot yang masih duduk di sofa sambil melotot.

Di kamar itu Lisa sendiri sambil memikirkan kondisi Jisoo hawatir dan kehawatirannya bertambah saat dia mengingat ahir ahir ini Rose juga sering mengeluh sakit pda pinggangnya,walaupun Rose meyakini jika itu hanya kelelahan dan belum terbiasa karna dia ikut kelas dancenya nyatanya Lisa takut hal yang buruk terhadap kakanya dan selalu menganggu pikirannya.

Berbeda dengan ke tiga sodarinya Jennie masih di sibukan dengan tumpukan file yang masih harus dia pelajari,namun kegiatannya terhenti kala hp nya berdering dan melihat sekilas jika adik bungsunya yang menghubunginya.

Dia mengambilnya untuk menjawab panggilan itu." Halo Lisa ya,,,kau sudah di rumah,,?"

"Kau pasti sudah tau jawabannya bukan,,lalu,,kau sendiri akan samapai rumah jam berapa eonnie,,?"Jawabnya sedikit kesal,karnya nyatanya dia selalu menanyakan hal itu trhadap kaka²nya.

"Eonnie masih mengerjakan beberapa file lagi,,jadi tidurlah dan istirahatlah ,"

"Apakah kau tak pernah berfikir jika yang kau katakan barusan harusnnya kau yang mendengarnya eonnie,,kenapa kalian selalu sibuk,, tidakah kalian kasihan dengan tubuh kalian yang harus lelah itu,tidakah kalian memikirkan jika sehat itu mahal,,?"

"Yaahh,,,Lisa,,kau marah ?" Jennie berfikir Lisa sudah tau akan hal itu bukankan dia faham itu,tapi kenapa sepertinya saat ini Lisa sedikit berlebihan.

"Yah,,aku marah sama kalian yang selalu sibuk itu,,eonnie apa kau tau,,hari ini Jisoonie sudah pulang tak seperti biasanya,,tapi dengan luka di kepalanya."

"What,,,Jisoonie terluka,,kenapa dia ga memberi tahuku." Pekik Jennie kaget

"Jisoonie bilang dia sedikit pusing,,jadi dia terjatuh,,,,eonnie ku mohon cepatlah pulang dan istirahatkan badanmu,,setidaknya sayangilah badanmu itu." Jawab Lisa lirih

Terkadang Lisa berfikir kenapa sodarinya itu menjadi orang sukses,kenapa tidak menjadi seorang yang biasa saja agar dia bisa menikmati banyak kebersamaan dengan keluarganya itu,dan hal itu sering mengganggu fikiranya.

Jennie hanya diam mendengar ocehan adik bungsunya itu yang terdengar pilu,apakah adiknya itu sedang menyampaikan protes terhadap kaka kaknya,,batin Jennie

"Heeyy,,eonnie kenapa hanya diam,,,ayo jawab kau akan pulang sekarang,,atau perlukah aku menjemputmu..?"sedikit kesal karna tak mendapat jawaban sang kaka.

"Oke,,oke,,,eonnie akan pulang sekarang,kau tunggu saja di rumah,,puass,,," jawabnnya lalu menutup telfon.

Jennie membereskan filenya dan bergegas untuk segera pulang,dia tau jika adik bungsunya itu bukan hanya sekedar protes tapi dia sedang marah terhadapnya karna kejadian Jisoo.Jennie faham kehawatiran adiknnya itu dan dia gak mau membuat adiknnya yang lembut dan ceria itu akan ada dalam mode dingin dan mendiamkannya jika sedang marah,bahkan adiknya itu akan diam seribu bahasa jika sedang marah dan akan sulit untuk membujuknya.

Note"

Mohon dukungannya yah,, jika banyak kekurangannya jangan di hate coment karna masih dalam tahap belajar cukup beri saran agar bisa memperbaikinya,,,,

Garut 13 juni 2023,,,

A Sacrifice (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang