chapter 4

868 63 0
                                    

Setelah menelfon Jennie ,Lisa memututuskan untuk masuk ke kamarnya membersikan diri dari keringatnya setelah berbaktifitas seharian dan setelah itu hanya diam di kamar,ia belum menemui Jisoo setelah kejadian sore tadi nun sempat bertanya trhadap Rose,dan mengatakan jika kakanya itu sedang tidur.

Apa yang harus aku lakukan,,kenapa kalian tidak perduli terhadap tubuh kalian,,batin Lisa,,dia masih saja menghawatirkan kakanya,dia akan menjadi orang pertama sedih dah hawatir jika kaka kakanya seedih,dia ga suka melihat itu,,dan karna alasan otu lah ia mengambil jurusan kedokteran dengan tujuan dia akan memperhatikan kesehatan setiap anggota keluarganya.

Kecerdasan Lisa memang di atas rata²,bahkan walaupun ada beberapa kegiatan tambahan nilai dalam bidang studinya tida pernah mengecewakan,,bahkan Lisa mendapatkan tawaran beasiswa di salah satu universitas ternama di luar negi namun dia menolaknya karna tak bisa jauh dari keluarganya.

Jennie tiba di rumah,tujuannya langsung ke kamar Jisoo untuk melihat keadaanya tapi ablm menaiki tanngga dia melihat kedua orangtuannya audah pulang dan sedang duduk di ruang televisi.

"Eomma,,,appa,,,,kalian sudah pulang,,,apakah ini ada hubungannya dengan Jisoonie,,?". Jennie mengentikan langkahnya dan bertanya terhadap orang tuannya.

"Heemh,,tadi Lisa menelfon dan mengabarkannya,,jadi kami memutuskan untuk pulang."

"Lalu di mana dia sekarang,,apakah di kamar Jisoonie,,?"

"Sepertinya adikmu sedikit marah setelah kami menuinya dia masih tetap diam di kamar,". Jawab sang ibu menceritakan protes si bungsu Lee terhadap Jennie.

"Aku akan ke kamar Jisoonie untuk melihat keadaanya,,"hendak meninggalkan orangtuanya.

"Setelah itu ajak mereka untuk makan malam bersama,,jangan lupa bujuk adik bungsumu Jennie ya,,"ucap ayahnya yang di balas dengan anggukan Jennie.

Jennie masuk kamar kakanya tanpa mengetuk pintu,dia melihat Jisoo sedang duduk di kasur sambil memainkan handeponnya." Eonnie,,are you ok,,?"

Jisoo nengok ke arah Jennie sambil tersenyum,," emh,,,,ini hanya luka kecil,tida trlalu serius,,,jangan hawatir,,"

"Apa eonnie lupa makan siang,apa kau lupa makan vitaminnya,,apa aniemiamu kembali kambuh,,?" Mencecar Jisoo dengan pertanyaan yang hanya di tanggapi santai oleh kakanya itu.

" Hey,,,sepertinya kalian berlebihan,,ini ga papa bahkan besok aku sudah nisa beraktivitas kembali,,"menepuk pundak sang adik untuk meyakinkan jika dia tidak papa

Seperinya ini adalah ulah Lisa,,fikir Jisoo

"Eomma menunggu kita untuk makan malam,kau bisa turun sendiri,aku akan memanggil Rose dan Lisa untuk turun,,?"

"Oke ,,,kau panghikan mereka ,nanti aku turun sendiri,,"

Setelah memastikan Jisoo dan Rose tutun,Jennie sejenak menghentikan langkahnya di depan kamar si bungsu ,ia harus sedikit membujuk karna dia tau pasti saat ini adiknya sedang dalam keadaan merajuk.

Saat sudah memasuki kamar Lisa,Jennie tidak menemukan adiknya di dalam bahkan ia memeriksa di kamar mandipun tida ada,,sejenak berfikir Jenie tau jawabannya pasti adiknya berada di ruang bacanya karna kebiasaan Lisa pasti akan berdiam diri di ruan baca husus dirinya untuk menenangkan diri.

"Lisa ya,,,apa kau di dalam,,apakah eonnie boleh masuk,,?". Tanpa menunggu jawaban Jenie masuk dan benar saja dia menemukan adiknya di dalam sedang fokus dengan bukunya.

Jennie menghampiri dan menepuk punggung Lisa lembut."Lisa ya,,,eomma menunggu kita untuk makan,,kajja kita turun."

"Nde eonnie,," Lisa hanya menjawabnya dan langsung berdiri untu turun.Hal itu membuat Jenie heran karna dia fikir Lisa akan marah.

Apa,,ini dia tidak marah,,,,ah pasti ada sesuatu yang dia rencanakan,,,batin Jenie setelah medapat respon sang adik,dan bergegas meyusul untuk turun

Semua anggota hening sibuk dengan makannanya masing²,hanya sura sendok garpuh yang menghiasi ruangaan tersebut.Lisa yang biasanya selalu berceloteh dan mengundang gelak tawa yg lain hanya diam dan fokus dengan makannya.

"Lisa,,setelah kuliah besok bisakah kamu temani aku latihan nari,,kau tau aku sempat mendengar kabar jika aku akan di promosikan untuk debut,,bukankah aku harus mempersiapkannya,,"

"Sepertinya ga bisa besok aku ada kelas tambahan,," jawabnya tanpa menoleh lawan bicaranya yang begitu antusias itu.

"Yaahh,,,aku akan menunggu sampai kelasmu selesai,,,yahhh pliisss" menyatukan kedua tangannya di dada sambil mengedi ngedipkan matanya gemas berharap tak mendapat penolakan dari sang adik.

Lisa yang melihat itu hanya menjawabnya dengan anggukan kepala tada dia setuju.

"Gumhawo,,Lisa,,,,"

Melihat sikap Lisa yang lebih banyak diam membuat yang lain heran.Namun setelah makanalam selesai sang ayah mengajak ngobor santai,deratanya akan perkembangan perusahan yang Jenie pegang,tentang beberapa kasus yang di tangani Jisoo,sampai kegiatan istri dan dua anak bungsunya.

Hingga saat pertanyaan itu di tujukan kepada Lisa ia menatap sedih setiap wajah orang ia sayangi itu smbil mebuang nafas kasar.."Apakah setiap obrolan hanya akan seperti ini..?"

Tuan Lee mengerukan keningnya mendapat respon dari bungsunya." Maksudnya apa Lisa ya,,?"

"Apakah kalian belum puas dengan kesibukan di luar sana,hingga sampai rumahpun kalian akan tetap membahasnya,,tidak bisakan ketika di rumah kita hanya membahas hal yang ringan dan bersenag senang,,"sedikit meninggikan suaranya,dan membuat heran.

"Lisa ,,kau ini kenapa,,ga biasanya kamu kasar seperti itu hinnga meninggikan suaramu saat bicara,,"jenie menyelanya menatap tajam adik bungsunya.

"Eonnie,,kau nisa lihat Jisoonie,,karna kesibukannya,,dia mengbaikan kesehatannya,dan kau liat saat ini dia sampai terluka,,"menunjuk ke arah jisoo,,matanya bergetar menahan agar air matanya tertahan,namun semua itu dapat di lihatdengan jelas oleh jisoo.

"Lisa ya,,,kenapa jadi berlebihan seperti ini,,ini hanya luka kecil,besok juga akan pulih,,hemh,,"manatap adiknya lembut meyakinkan jika dia baik baik saja.

"Lisa,,,aku tau kelak kau akan mejadi seorang dokter,,tapi apakah kamu akan seoverprotektif ini,," Rose menyela pertanyaan Jisoo,namun hal itu justru membuatnya emosi.

"Hemh,,jadi kalian fikir selama ini aku bersikap seperti ini karna obsesiku menjadi dokter,,ternyata aku salah,,aku bersikap seperti ini karna aku ga mau hal buruk trjadi terhadap kalian,,"Lisa tak dapat menahan lagi air matanya yang terjatuh begitu saja.

Melihat kondisi yang semakin memanas Tuan Lee memuku meja makan itu sedikit keras." Apa apaan ini,,,kenapa jadi seperti ini,,sudah diam kalian semua.."

"Maaf,,"Lirih lisa memilih untuk pegi ke kamarnya sedikit berlari menahan tangisnya yang akan tumpah.

Saat Jenie ingin menyusul Lisa,tangan sang ibu menhentikannya,,"biarkan dia sendiri,,"

"Tapi eomma,,"menyela sang ibu

"Nanti biar eomma yang bicara dengannya,,sebaiknnya kalian masuk kamar dan istirahat.." ucap sang ibu.

Lisa memang seorang yang berbeda semua sifat ada pada dirinya,ceria,lembut,manja bahkan terkadang cuek tapi dia akan sangat sensitif jika itu tentang keluarganya,dia akan menjadi seorang yang cerewet melebihi sang ibu jika peringatannya tak di dengar.

"Eomma tau kau sangat menyayangi kami semua,,Lisa ya" batin nyonya Lee menatap putri bungsunya yang berlari memasuki kamarnya.

Note"

Jangan lupa tinggalkan jejak yah,,,,untuk sekedar menaikan mood agar lebih semangat up,,,,trimakasih

Garut 14 juni 2023

A Sacrifice (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang