"Ayo, disini sangat panas!"
Seokmin menarik tangan Jisoo menuju lobi. Kaki kokohnya melangkah lebar berlari menuju lift di sisi kanan pintu utama.
Panas aspal yang terasa menghanguskan permukaan kulitnya terasa begitu menyiksa seperti tusukan-tusukan jarum kecil yang menyiksa kulitnya. Namun diantara sakit itu, Seokmin masih tersenyum miring. Hatinya merasa puas dengan apa yang baru saja ia lakukan.
Jisoo nya terlihat tak memahami hal yang baru saja terjadi. Demi apapun, wajahnya itu terlihat begitu polos.
Berjalan sekitar 15 langkah menuju sisi lobi apartemen dengan langkah lebar, menyesuaikan dengan langkah milik Seokmin, Jisoo merasa tak menginjak permukaan lantai. Pikirannya membawanya terbang jauh ke tempat yang lain. Ada rasa sesak yang begitu mendominasi dadanya.
"Yang tadi itu apa?" Jisoo bertanya tanpa memandang mata Seokmin, sepasang bola mata itu menatap apapun, kemudian terpaku pada tombol lift yang warnanya sudah memudar. Ia melihat dari ekor matanya, Seokmin menggidikkan bahu dan tersenyum puas entah atas alasan apa.
"Tak perlu kau pertanyakan. Kau juga tak perlu menjawab," begitu santai dua kalimat tak terdefinisikan keluar dari bibir Seokmin untuk Jisoo.
Mereka terlihat kaku satu sama lain. Kejadian di halaman apartemen tadi, ciuman tadi, ah bukan, itu tadi hanyalah sebuah kecupan. eugh,
Jisoo merinding hanya karena tak sengaja memikirkannya. "Ya. Mari kita menjalaninya," akhirnya jawaban itu keluar dari bibir Jisoo.
Apa yang akan kau jalani, Jisoo? Semua semakin tak jelas.
***
"Jadi sekarang apa?" Jisoo sedang bertumpu pada lututnya diatas sofa merah darahnya. Matanya memandang pada Seokmin yang sedang sibuk dengan A/V sources yang ada di antara set home theater.
"Apanya yang apa?" Seokmin bergumam lirih. Matanya yang terlihat semakin jernih itu sedang fokus pada DVD player yang menurutnya pengoperasiannya sedikit rumit.
"Ayolah, kau menciumku kemarin. Apa kita bisa menyebutnya sebagai awal dari sebuah kencan?"
Seokmin membalikkan badannya, kemudian tersenyum miring. Jisoo nya menjadi begitu lugas sekarang. Ia mengucapkan tiap kata seperti tak ada batas diantara keduanya.
"Okay, kau ingin apa?" Seokmin kembali pada sofa, menekan bahu Jisoo agar terduduk. Sedari tadi Jisoo melonjak-lonjak bertumpu pada lututnya diatas sofa seperti anak anjing meminta snack.
"Mari kencan."
"Tidak," Seokmin menggeleng. tangannya membawa kepala Jisoo untuk mendekat pada bahunya. Ia menepuk sisi bahu kanannya, "bersandarlah."
"Tapi aku ingin kencan," ia marajuk manja namun tetap menyandarkan kepalanya pada pundak nyaman milik Seokmin. "Aku sengaja pulang lebih awal. Suasana sore hari di Sungai Han cocok sekali untuk pasangan yang baru saja jadian."
"Seperti kita maksudmu?"
"Hmm, seperti kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
grand bébé [SEOKSOO]
Teen Fiction•Lee Seokmin x Hong Jisoo ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Seokmin seorang hantu penghuni apartemen tua dan Jisoo seorang model menjadi penghuni baru apartemen. ®iam.vidiot