Chapter 27

481 68 4
                                    

Seungcheol duduk dibangku halte bus dengan gelisah. Ia berulang mengangkat tangan kirinya yang sedang membawa gulungan kertas berwarna putih untuk melihat jam.

Bus nomor 309 tidak segera datang padahal ia sangat tergesa. Kantornya berjarak 20 menit berjalan jika ia mau namun itu terlalu lama. Ia ingin menghubungi supir kantor tapi ponselnya sudah menjadi milik Jihoon sekarang.

Ia ingin bertemu dengan seseorang. Ia hampir putus asa dan ingin pulang ke kantornya untuk mengambil mobil tapi untung saja bus 309 datang.

Ia bergegas berdiri dengan gulungan kertas dan tangan lainnya yang menenteng jas hitam mahalnya. Ia ingin pergi ke suatu tempat.

Ia menaiki bus nomor 309 dan duduk di ujung belakang. Kepalanya menunduk memandang sepatunya yang berdebu. Ia ingin menghubungi Seungkwan tapi ia tak lagi mempunyai ponsel.

Ia berharap Seungkwan sedang bersama kekasihnnya. Bus berhenti dan Seungcheol mendesah sekali, matanya melihat keluar jendela. Ini halte pertama, dua halte lagi dan ia akan sampai.

Seungcheol keluar dari bus dan bergegas keluar dari halte, menyeberang jalan dan memasuki area apartemen. Ia menaiki lift sebentar kemudian memencet password di sebuah kamar.

"Hansol, kau dirumah?"

Hansol sedang menonton tv saat ia mendengar bunyi bip pada pintunya pertanda ada seorang yang akan masuk. Ia mengira itu adalah Seungkwan yang berjanji akan datang. Namun ia kecewa karena ada seorang lain yang datang. Kakaknya.

"Hm, aku disini. Kenapa kau kemari?" ia menjawab tak bersemangat, "aku sedang mengambil cuti untuk tidak bekerja." Ia menambahkan— khawatir jika kakaknya datang untuk memintanya untuk kerja.

Seungcheol tak menjawab, ia duduk disamping Hansol tanpa semangat— kepalanya tertunduk dan rambutnya acak-acakan.

"Ada sesuatu yang terjadi?" Hansol bertanya— ia tahu bahwa ada yang terjadi, tapi ia memilih untuk bertanya karena ya... ia bukan orang yang bisa membaca pikiran orang lain.

"Aku menemukan hal yang aneh pada Jisoo," kakaknya menjawab dengan lesu.

"Kupikir masalah pekerjaan," Hansol berdecak remeh. Matanya kembali pada TV dan duduknya kembali rilex.

"Ada yang serius dengan Jisoo."

"Aku tahu. Kau mengulangi berita itu ribuan kali dan Jisoo tak apa-apa."

Seungcheol tak menyahut— ia memilih untuk diam. "Seungkwan tak disini?"

Hansol menoleh. "Kau kesini tak untuk mencariku, bukan? Kau mencari Seungkwan." Bibirnya manyun. "Aku kecewa." Nada sebal sangat ketara terlihat.

"Jangan berlebihan," Seungcheol bangkit berdiri menuju dapur diikuti dengan mata Hansol yang mengawasinya.

Hansol hendak bangkit berdiri mengikuti saat suara bip sekali lagi berbunyi dari pintu. Kakinya berjalan menuju pintu, ia yakin bahwa itu Seungkwan.

"Seungkwan?" Seungcheol menoleh pada Hansol dan Hansol mengangguk tanpa ekspresi. Ia kembali duduk bertumpu pada meja dapur. Matanya masih mengekori Seungcheol yang berjalan cepat menuju pintu— mendahuluinya.

grand bébé [SEOKSOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang