Chapter 33

504 60 8
                                    

"Ough…"

Lee Jihoon meringis saat mencoba untuk bergerak. Bahu dan pinggangnya terasa pegal sekali saat ia mencoba untuk bangun.

Ruangan gelap hanya diterangi oleh lampu dari ruang sebelah. Kamar ini sangat senyap kecuali suara dengkuran lirih dari meja kerja. Seungcheol.

Ia mencoba untuk bangkit untuk mencari air. Ia yakin sedang berada di rumah Seungcheol jadi ia tak akan repot-repot untuk membangunkan pengusaha itu hanya untuk segelas air.

Ia keluar kamar dengan kaki tanpa alas menelusuri lorong pendek dengan dinding rak buku, ia menemukan tangga turun berbentuk L pendek. Dibawah ia langsung melihat dapur.

"Haus?"

Ia terperanjat. "Ya. Ini rumahmu atau rumah kakakmu?"

Hansol bersandar pada tembok, dibawah lukisan Jesus yang besar. "Seungcheol."

"Hm," Jihoon mengangguk. Senyum canggung bertengger di bibirnya.

Berhubungan dengan orang-orang kaya seperti pewaris sebuah perusahaan besar bukanlah hal yang Jihoon bisa bayangkan. Ia merasa lingkungan, kebiasaan, dan pembawaan mereka berbeda. Ia segera mengisi gelasnya dengan air, lalu ingin segera berlari ke kamar lagi.

"Jihoon, apa kau benar-benar melihat hantu itu? Maksudku Seokmin."

"Kau sudah mendengar itu rupanya," Jihoon bergumam. "Ia menyedihkan."

Hansol mendengus mengeluarkan suara dari hidungnya. Ia tidak menanggapi dan juga tidak bertanya apapun. Ia hanya tersenyum.

"Setidaknya ia seperti manusia normal hanya tubuhnya berpendar biru muda," Jihoon menambahkan.

Hansol tidak menjawab lagi. Ia nyengir lalu duduk di kursi makan. Tepat saat ia duduk, ia menyilangkan kakinya selayaknya orang kaya. Lalu tangannya mempersilahkan Jihoon untuk bergabung.

Jihoon melangkah maju sambil bergumam terima kasih.

"Aku yakin Seokmin ada hubungan denganmu," simpul Hansol.

"Maksudmu?" suara Jihoon melirih. Apa yang dimaksud dengan ada hubungan? Jihoon jelas tidak mungkin berhubungan dengan hantu.

Hansol menggidikkan bahunya. "Hubungan darah maksudku."

Kata-kata Hansol menghantam Jihoon. Sekarang kepalanya dipenuhi oleh silsilah keluarganya. Seokmin memiliki marga yang sama dengannya. Ayah ibu dan kakek nenek dan sepupu dan semuanya. Ia hidup di keluarga yang tak mengenal perceraian atau semacamnya, dan keluarganya utuh, maksudnya ayah dan kakeknya masih ada dan mereka bukanlah Seokmin. Ia menggelengkan kepala.

"Kau pasti salah. Orangtuaku dan kedua kakekku masih hidup. Seokmin bukanlah satu dari mereka."

Sesaat Hansol tersenyum lalu menggidikkan bahunya lagi. "Entahlah. Itu hanya hipotesisku saja."





***





Jisoo mencoba meraih Seokmin namun pria itu terus menarik diri. "Seokmin…" ia mencoba lagi. Tangannya memegang pundak Seokmin yang membelakanginya di jendela kaca.

grand bébé [SEOKSOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang