Chapter 19

534 72 8
                                    

JIKA MANUSIA BERFIKIR bahwa menghabiskan pagi di Milan adalah kegiatan yang menyenangkan, mungkin mereka harus berdebat dengan Jisoo mengenai hal itu. Karena pagi ini, ia memutuskan untuk segera pulang dari tanah asing ini.

Ia sedang berdiri di samping van putih yang telah menjadi miliknya dalam empat hari ke depan. Matanya meneliti kalimat-kalimat yang tertulis rapi di sebendel kertas yang ia pegang. Bibirnya membentuk seuntai seringaian malas.

"Aku terlihat begitu murahan disini," Mata Jisoo melirik pada Seungkwan yang sedang meniup cup bermotif bola yang berisi kopi panas.

"Apa ini gila? Aku harus berciuman dengan Mingyu?" sebendel kertas A4 yang dipegangnya turun seiring dengan tangan kanannya yang lemas.

"Kau seperti belum pernah melakukannya. Dengar, kumohon sedikitlah jinak. Aku bersumpah akan meninggalkanmu disini jika kau bertindak diluar jalur."

"Kau pikir apa yang akan kulakukan? Akhir-akhir ini kau begitu negatif," Jisoo mendesis malas ke arah Seungkwan.

Seungkwan diam. Ia meletakkan cupnya di meja portabel disampingnya. Sekarang mereka ada diluar untuk persiapan syuting. Kru sudah mempersiapkan segalanya. Jisoo sudah dibreefing pribadi oleh Seungkwan kemarin saat di dalam pesawat.

Semalam, setelah makan malam, sutradara Nam dan Produser Jung sudah menjelaskan pada semua yang terlibat dalam pembuatan video musik tentang prosedur dan tiap jalannya plot. Jisoo tentu saja termasuk didalamnya. Namun, kenapa masih saja ia baru ribut sekarang?

"Well, sekarang siapa yang negatif," Seungkwan menarik kursi lipat di sampingnya. Ia mendekatkan wajahnya pada Jisoo yang sedang duduk di seberang meja.

"Kau tahu, sebelum kau pindah dari apartemen kau tidak sedungu ini. Kau dulu selalu positif dan pekerja keras." Seungkwan terlihat begitu sebal.

Ia merasa Jisoo memang memiliki rencana pribadi dibalik perpindahannya dari apartemen mahalnya di gangnam. Terbukti sekarang, Jisoo yang begitu pekerja keras berubah menjadi Jisoo yang malas dan selalu menghabiskan banyak waktu untuk kehidupan pribadinya.

"Sekarang diam dan lakukan saja semuanya kemudian kita pulang. Aku sudah seperti hampir mati karena merindukan kekasihku," sang manajer berdiri dari duduknya dan berjalan menuju mobil kru.

"Kau pikir aku tak merindukan kekasihku, hah!" teriak Jisoo.

"Kau masih berniat untuk tidak memperkenalkan orang itu padaku?" tanya Seungkwan.




***






SATU yang benar-benar membuat Jisoo lega adalah ketika Sutradara Nam menyatakan bahwa semua proses syuting sudah selesai.

Jisoo menghela nafas panjang dan tersenyum lebar. Ia melakukan selebrasi kecil atas berakhirnya empat hari dalam proses menjemukan yang ia lakukan. Ia bahkan lupa berapa kali ia mengumpat tentang bagian-bagian yang membuatnya menahan nafas lama. Tiga hari dalam proses yang melelahkan ditambah dengan adegan, eugh, mengerikan.

Dan musisi evil itu, maksud Jisoo adalah Jeonghan— ah, bahkan Jisoo sudah tak sudi lagi menyebut nama itu. Jeonghan benar-benar sukses membuat Jisoo merasa ingin menyumpalkan spon bedak ke bibirnya yang selalu manis.

grand bébé [SEOKSOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang