Jika ditanya apakah Jisoo tertarik dengan Seokmin.
Hmm, jawabannya adalah mungkin saja. Karena Jisoo juga tidak bisa menyediakan jawaban yang bisa mewakili perasaannya. Ia sudah hidup seperempat abad lebih dan dalam kurun waktu selama itu, ia hanya tertarik dengan sedikit pria dan belum pernah menjalin cinta—yang dalam artian berpacaran dan memikirkan untuk menjadi selamanya— dengan seseorang.
Ia pernah menjalin hubungan dengan anak dari CEO agensinya. Namanya Seungcheol. Kakak lelaki Hansol, kekasih Seungkwan.
Tiga tahun berhubungan dekat. Hanya makan malam bersama, berbalas pesan, ke Paris dan Sevilla berdua pada tahun kedua mereka, menerima banyak barang mewah dari pria itu, dan hmm seingat Jisoo, hubungannya dengan Seungcheol hanyalah sebuah hubungan persahabatan yang dianggap serius oleh Seungcheol.
Kesimpulannya adalah Jisoo belum pernah berpacaran dengan siapapun dengan serius.
Dia model, tentu saja ia sibuk. Pacaran? Hah, yang benar saja. Nanti saat ia berusia 32 tahun, ia akan memikirkannya.
"Malam ini kita stay di hotel saja. Aku lelah. Besok kita bisa langsung berangkat ke Tokyo," Seungkwan melepas mantel bulu abu-abu gelapnya, memandang Jisoo yang sedang menatapnya melalui pantulan cermin.
"Tokyo?" Ada nada terkejut di dalamnya.
Seungkwan menatap linglung pada mata Jisoo,"MV Seventeen. Jangan bilang kau melupakannya. Tokyo. Kau ingat? Kau dan Jun?" Mata Seungkwan mendelik menelusuri mata artisnya.
Artisnya memang tak terlalu pintar, tapi ia yakin jika yang dimanagerinya ini tidak sedang mengidap sindrom demensia.
"Aku ingat," Jisoo memutar kursinya membelakangi cermin. "Tapi aku akan tetap pulang ke apartemen."
"Ini sudah jam sembilan."
"Hanya perlu 45 menit untuk sampai ke apartemen. Itu belum terlalu larut."
"Tapi pesawat akan take-off jam sepuluh pagi."
"Aku akan pergi dari apartemen jam tujuh," Jisoo beranjak dari kursinya. Ia meraih tasnya dan bersiap berlalu. "Ada sesuatu yang tertinggal dan itu sangat penting."
***
Jisoo sampai di apartemen pukul sebelas malam. Walaupun Seoul tidak pernah tidur, tapi Jisoo merasa menyetir sendiri di malam hari sangatlah mengerikan.
Tadi Seungkwan sudah berteriak heboh untuk mengantar Jisoo, meneriaki kru untuk mengantarnya, sampai menelepon Hansol. Tapi Jisoo ingin sendiri. Ia tak mau.
"Seokmin," Jisoo mengganti sepatunya dengan sendal rumahan bermotif sapi perah berwarnah hijau teh.
Berjalan menuju ruang tengah dan semua lampu sudah mati, kecuali lampu kabinet dapur berwarna kuning yang memang tidak pernah mati saat malam.
Kakinya dengan pelan menuju kamar. Kamar itu gelap. Namun dengan bantuan lampu dari kabinet, ia bisa melihat remang ruangan itu.
Ada seorang dengan tubuh panjang tertidur di sisi kiri ranjang.
Lelah yang seharian menggerogoti tubuh Jisoo tiba-tiba menguap dengan pelan. Seokmin sedang tertidur di ranjangnya. Ia berjalan pelan menuju pada sosok yang ia perhatikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
grand bébé [SEOKSOO]
Roman pour Adolescents•Lee Seokmin x Hong Jisoo ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Seokmin seorang hantu penghuni apartemen tua dan Jisoo seorang model menjadi penghuni baru apartemen. ®iam.vidiot