Chapter 28

496 65 3
                                    

Seungcheol memandang gerimis diluar kafe dengan pandangan suram. Tangannya dilipat pada dadanya. Enam bendel dokumen berada tepat dihadapannya.

Tangannya meraih ponsel barunya, mengecek pesan namun tidak ada pesan satupun. Kepalanya menoleh ke belakang pada counter kafe.

Jihoon sedang fokus pada laptopnya, seperti sedang mengerjakan sesuatu, mungkin tugas sekolah. Seungcheol menarik nafas kemudian memandang pada gerimis diluar lagi. Baru dua detik kemudian ia menoleh lagi pada Jihoon.

"Jihoon, kemarilah!"

Ia melihat bocah itu menarik nafas sebal kemudian berdiri namun terduduk kembali karena ia lupa membuka earphone yang terpasang di telinganya. "Bodoh!" Seungcheol bergumam. Bocah itu kemudian tergopoh malas mendekat pada Seungcheol.

"Ada apa?"

"Apa yang kau lakukan?"

"Mengerjakan tugas kampus. Kau pikir apa lagi yang akan kulakukan," wajahnya terlihat lelah dan clueless.

"Bawa kesini. Aku akan membantumu," Seungcheol menepuk kursi disampingnya. Mengisyaratkan Jihoon untuk bergabung dengannya untuk menikmati gerimis.

"Tapi aku harus disana untuk menyambut pelanggan." Gerutunya. Telunjuknya menunjuk counter kafe yang berpendar cokelat.

"Kau cerewet sekali!" Seungcheol berjalan menuju pintu dan membalik tanda open ke close.

"Apa yang kau lakukan?" Jihoon marah tak terima.

Seungcheol membalasnya dengan tawa terbahak, "Sekarang kau tidak punya kewajiban untuk duduk dibalik countermu lagi. Lagian kenapa kau sibuk kerja keras saat bosmu tidak ada disini!"

Jihoon ingin berucap namun ia enggan. Ia sedang tak ingin berargumen. "Sebenarnya masalah apa lagi yang kau bawa kesini, huh?" ia bertanya sambil duduk disamping Seungcheol.

"Kau terlihat seperti orang sibuk, namun yang kau lakukan hanyalah datang kesini untuk meminum kopi."

"Aku bekerja juga disini. Kau tak lihat dokumen-dokumen ini?" ia menunjuk pada dokumen yang ada di depannya.

Jihoon meliriknya sarkas. Ia menumpukan dagunya pada meja. Matanya memandang pada gerimis diluar yang terlihat dingin. "apa kau akan membeli semua kopi yang kujual kalau kau menutup kafeku seperti ini?"

Seungcheol mengangguk lemas.

"Kau ada masalah apa? Kau seperti orang bodoh."

"Apa kau bisa melihat hantu, Jihoon?"

Jihoon bangkit dari dagunya dan menatap Seungcheol. "Kau gila? Tentu saja tidak!"

"Tapi foto yang kau lihat kemarin, aku tak menemukan ada pria di foto itu tapi kau bisa melihatnya."

Jihoon melihat Seungcheol dengan seksama. Usia mereka seperti terpaut lumayan jauh namun mereka bisa menjadi teman ngobrol seperti akhir-akhir ini. Ia ingin menyampaikan sesuatu namun ia enggan.

Mereka kembali pada diam. masing-masing dengan pikiran mereka sendiri. sampai pada ponsel Seungcheol yang berbunyi.

Mata keduanya melirik pada layar ponsel dan ada nama Seungkwan disana. Sontak Seungcheol menarik ponselnya dan menggeser tanda hijau disana.

grand bébé [SEOKSOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang