CHEVROLET hitam milik Seungcheol berhenti di parkiran apartemen dengan elegan. Pemiliknya sedang duduk terdiam dibalik kemudi. Ia mengeluarkan ponselnya dari saku jas dan menghubungi seseorang.
"Seungkwan, kau yakin ini tempatnya?" Ia mematikan mesin dan mendorong pintu dengan lengan kokohnya,
"Ya, aku disini. Nomor berapa? 407? Oke. Hmm, aku akan menghubungimu lagi nanti. Ya."
Ia keluar dan berjalan melewati area parkir yang kosong menuju lift usang disisi pintu masuk. Ada perasaan aneh yang muncul dalam pikiran Seungcheol.
Tempat ini, ini seperti tidak asing dalam memorinya. Ia seperti pernah kesini entah untuk urusan apa. Ia menggeleng pelan dan mengangkat wajahnya. Ini hanya perasaannya saja.
Pria tinggi itu masuk pada lift dan menekan angka empat. Lantai empat nomor 407. Menekan angka empat seperti inipun terasa tidak asing baginya. Ia pernah melakukannya, di tempat yang sama, suatu kali di masa lalunya.
Seungcheol ingin mengingatnya namun ia urungkan. Mungkin ini hanya perasaannya saja. Ia tidak mungkin datang ke tempat usang semacam ini. Tidak mungkin ia memiliki urusan dengan seseorang yang tinggal di tempat yang bahkan hampir ditinggalkan ini.
Pikirannya yang melayang mencari kemungkinan tiba-tiba tersadar karena lift tergoncang tanda bahwa ia sudah sampai di lantai empat. Bahkan bel alarm lift itu sudah tak berfungsi. Itu membuat Seungcheol mendesah panjang. Bagaimana Jisoo bisa tinggal di tempat seperti ini.
Ia keluar dan berjalan menjauhi lift. Langkah demi langkahnya sangat mantap membawa tubuh tinggi tampannya pada pintu-pintu tua yang berjajar di sisi kiri dan kanannya.
401
403
405
407
Ia berhenti. Jadi disini Jisoo tinggal. Seungcheol menoleh ke belakang. Lift tidak terlalu jauh dari tempatnya berdiri, itu berarti kamar-kamar apartemen ini tidak terlalu luas.
Ia mengambil satu nafas panjang kemudian menekan bel dua kali. Kedua tangannya membenahi jas yang ia kenakan kemudian kembali menekan bel. Seungcheol menunggu namun tak ada sahutan sama sekali dari dalam. Mungkin bel ini tidak berfungsi. Ia mengetuk pintu dua kali dengan cepat. Berharap Jisoo mendengar dan membuka pintu untuknya.
"Jisoo," ia sedikit berseru, "kau di dalam?"
Suara langkah kaki berjalan mendekat terdengar dari balik pintu. Seungcheol mundur satu langkah untuk mengantisipasi siapa yang akan muncul dari pintu itu. Ia yakin itu Jisoo.
"Siapa?" Pintu terbuka 10 senti dan mata Jisoo mengintip dari baliknya.
"Seungcheol. Aku Seungcheol."
"Seungcheol?"
Seungcheol tersenyum mengangguk. "Boleh aku masuk?"
Pintu dibuka oleh Jisoo. Seungcheol merasa jantungnya berdetak sangat kuat. Ia takut. Takut jika Jisoo benar-benar menunjukkan gejala depresi, stres, atau sejenisnya.
"Apa yang membawamu kemari?" Jisoo memandangnya curiga. Namun Seungcheol tak peduli dengan apa yang diucapkan oleh Jisoo. Ia menatap Jisoo. Badannya tetap segar, bahkan pipinya sedikit gembul.
KAMU SEDANG MEMBACA
grand bébé [SEOKSOO]
Teen Fiction•Lee Seokmin x Hong Jisoo ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Seokmin seorang hantu penghuni apartemen tua dan Jisoo seorang model menjadi penghuni baru apartemen. ®iam.vidiot