Chapter 25

509 68 2
                                    

Kim Mingyu melotot pada Seungcheol yang sedang mendesaknya disamping wastafel toilet. Wajahnya masih basah karena bekas mencuci muka beberapa saat yang lalu. Ia terkejut bagaimana orang ini bisa masuk ke dalam perusahaannya.

Matanya menatap sekeliling, pada empat bilik yang terbuka disana. Tempat ini kosong, hanya ada mereka berdua. Itu bagus karena Mingyu merasa lega karena tidak akan ada yang melihatnya diperlakukan seperti ini.

Pandangannya kembali pada sosok tinggi maskulin di hadapannya, "Ada apa?" Suaranya bergetar.

Seungcheol sudah lama membencinya, ia tahu itu. Ini adalah pertemuan pertamanya setelah Mingyu debut sebagai aktor. Untuk apa pria ini tiba-tiba datang dan mendesaknya seperti ini. Apapun alasannya, Mingyu tidak ingin berhubungan dengan Seungcheol. Pria ini menyebalkan dan berbahaya.

Seungcheol tidak menjawab. Ia mengatur nafasnya yang meraung karena menahan amarah. Ia ingin sekali menonjok pria ini sekedar untuk melampiaskan amarah namun ia mengurungkannya. Mingyu tidak bersalah atau bahkan tidak mengetahui apa-apa.

"Ada apa?" Mingyu mengulanginya disela usahanya melepas lengan Seungcheol yang menekan tenggorokannya.

Buku-buku jarinya memutih karena usahanya yang tak berhasil. "Kumohon!"

Seungcheol melepasnya dan sedetik kemudian Mingyu merosot terduduk terbatuk. "Ada apa?" Ia mendongak mencari wajah Seungcheol yang menatap pada cermin. Tangannya masih memegangi lehernya yang terasa panas. Seungcheol tidak main-main saat mencengkeramnya tadi.

"Jisoo." Seungcheol bergumam.

"Jisoo? Ada apa dengannya?"

Kenapa harus sesuatu yang menyangkut Jisoo!

Seungcheol mendengar suara Mingyu yang tak menunjukkan keterkejutan, suara itu terdengar malas dan lelah. Sedari awal Seungcheol tahu Mingyu tidak akan pernah tahu tentang apa yang menimpa Jisoo saat ini.

Ia datang kesini juga bukan untuk mengadili Mingyu atau menghajarnya atau melimpahkan semua kesalahan yang terjadi pada Jisoo pada pria ini.

Ia hanya ingin meminta bantuan Mingyu untuk mencari tahu tentang apa yang terjadi pada Jisoo. namun saat ia melihat Mingyu, ia merasa darahnya naik sampai ubun-ubun.

Kejadian masa lalu terputar kembali membuat Seungcheol ingin sekali membunuh orang ini. Orang yang membuat Jisoo menderita lama sekali— mungkin sampai sekarang juga.

"Ia dalam masalah," Seungcheol mulai tenang.

"Masalah?" Matanya melotot tak percaya. "Apa?"

"Kurasa dia berimajinasi atau sejenisnya." Seungcheol berhenti sejenak.

Ia menatap Mingyu untuk mencoba membaca ekspresi apa itu. Wajah Mingyu tersentak kaget dan pupil matanya resah memandang mata Seungcheol.

"Jelaskan padaku," Mingyu merespon terperanjat. Ia berdiri dan itu membuat Seungcheol mundur menjauh. "Imajinasi? Apa maksudnya?" suara Mingyu mendesak Seungcheol untuk segera berbicara.

"Ada kantin atau semacamnya disini? Kita cari tempat yang lebih nyaman."

"Itu salahmu kenapa kau mendatangiku di toilet," Mingyu mendengus dan berjalan melewati Seungcheol.

grand bébé [SEOKSOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang