Chapter 16

676 87 2
                                    

Seungkwan berjalan lunglai meninggalkan ruangan Hansol dengan perasaan tak nyaman. Tangan kanannya memegang sebendel kertas A4 yang dijepit dengan paper clip ukuran sedang.

Ia terus mendesah pelan seiring dengan kakinya yang mendekati pintu lift. Pikirannya ada pada Jisoo yang sedang bermasalah.

Jisoo berbeda sedari beberapa periode hari terakhir. Ia berfikir dengan membawa Jisoo ke Milan akan membuat model itu sedikit memperbaiki moodnya. Namun naas, nama Kim Mingyu disandingkan dengan sang model dalam kertas A4 yang ia genggam. Ia yakin bahwa hal itu tidak akan membuat Jisoo merasa lebih baik.

Ini buruk.

Ngomong-ngomong tentang Kim Mingyu, Seungkwan sebenarnya tidak begitu mengenalnya. Setahunya, pria berusia satu tahun lebih tua darinya itu adalah seorang aktor.

Walaupun namanya tak sebesar Kim Soo Hyun atau Lee Min Ho, tapi nama Kim Mingyu terdengar lebih segar dan lebih muda. Pria itu membintangi beberapa drama manis yang mendapatkan rating cukup tinggi. Bisa dikata lumayanlah.

Dan tentang apa hubungan Mingyu dengan Jisoo, Seungkwan pun tak tahu tentang hal itu. Walaupun Jisoo adalah sahabatnya namun Jisoo sedikit menjaga privacy jika berhubungan dengan urusan asmaranya.

Hanya saja, dulu pernah ada pemberitaan tentang keduanya. Sebenarnya bukan tentang Mingyu dan Jisoo, namun Mingyu dan Jeonghan—dan nama Jisoo ada ditengah keduanya.

Seungkwan menghentikan langkahnya tepat di depan ruang staff administrasi.

Sepanjang pagi ia terus berfikir apa yang harus ia katakan pada Jisoo tentang lembar-lembar skrip yang sekarang sedang ia pegang.

Ia mengutuk dirinya sendiri kenapa membiarkan CEO menandatangani kontrak itu tanpa mengatakan siapa partner Jisoo.

"Tapi bukankan biasanya Jisoo selalu apatis dengan siapapun yang dipasangkan dengannya?" ia bermonolog menghibur diri.

Wajah Seungkwan semakin lesu. Ia begitu yakin ada sesuatu diantara Mingyu dengan Jisoo. Sesuatu— yang Jisoo tidak ingin kenang kembali.

"Seungkwan, kau baik?"

Seungkwan tak menyadari seseorang bertanya padanya dengan berulang-ulang sampai ia merasakan ada tangan lembut yang mengguncang bahunya pelan. "Kau tak apa?"

"Eum?" kemudian ia tersadar. "Tak apa, Minghao-ssi."

"Kau terlihat tak baik. Kau butuh sesuatu?" Petugas kesehatan agensi itu memandang Seungkwan dengan tatapan khawatir. "Kau pucat."

"Aku baik. Aku hanya harus segera pergi. Jisoo mungkin sedang menunggu—" Seungkwan sudah membungkukkan badannya pelan. Ia memang tak terlalu dekat dengan Minghao, jadi untuk apa berbasa-basi? Tapi...

"Ah, Minghao-ssi bukankah kau berteman dengan Jisoo?"

Minghao sudah hampir berbalik menuju klinik nyamannya ketika telapak tangan Seungkwan menyentuk pergelangan tangannya. "Ya. Saat aku merawat Jisoo dua tahun yang lalu."

Merawat Jisoo dua tahun yang lalu.

"Saat Jisoo sedang—"

grand bébé [SEOKSOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang