Chapter 20

678 84 6
                                    

Untuk semua paragraf yang italic itu adalah kejadian 10 tahun yang lalu. Jika kalian menemukan ada paragraf yang menyinggung kejadian 'dua tahun yang lalu' itu akan terjawab di chapter2 berikutnya.




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~






Cerita itu bermula 10 tahun yang lalu. Jisoo masih seorang siswa sekolah menengah dan seorang trainner agensi. Di usia 17 tahun sebenarnya Jisoo bukanlah anak-anak yang perlu perlindungan. Ia bisa dikatakan seorang remaja— yang dituntut menjadi dewasa sebelum waktunya.

Ia menjadi trainner kesayangan karena bakatnya yang terlihat mendatangkan pundi uang untuk agensi, sehingga latihan dan semua seluk-beluk persiapan debut diagendakan untuk Jisoo.

Satu tahun berlalu dan Jisoo hampir ingin menyerah. Ia masih begitu muda dan menginginkan kehidupan yang menyenangkan. Namun ia harus melakukan hal yang membuatnya merasa begitu lelah. Ia berada di gedung agensi 24 x 7 dalam sehari; pergi sekolah 1 sampai 3 kali seminggu; bahkan tidak sama sekali.

Disana, ia merindukan sosok teman.

Disaat satu-satunya kawan, Johnny, kakaknya sedang dalam kesibukan yang tak bisa ditawar, Jisoo merasa dirinya semakin sendiri dari hari ke hari. Disamping itu, ia jarang pergi ke sekolah sehingga ia tak bisa banyak berkomunikasi dengan Seungkwan.

Promosi dari satu rumah produksi ke rumah produksi lain— dari stasiun tv sampai dengan brand-brand ternama, ayah Hansol melakukan semuanya untuk Jisoo. Orang yang begitu Jisoo segani itu berdalih bahwa Jisoo adalah aset perusahaan di masa depan.

Hari itu datang.

Masa pre-debut dan mendapat undangan menjadi cameo sebuah drama.

Ia menjabat tangan seseorang yang sedari tadi memperhatikannya dan memperkenalkan diri sebagai Kim Mingyu.

Disitulah awal dimana mereka menjadi sepasang kawan yang menarik. Mereka saling bertukar pesan dan terkadang bertemu disela kesibukan masing-masing.

Begitu manis, sampai pada...

.

.

.

.

.

.

Jisoo mengeratkan pelukan kelopaknya akan kedua mata rusanya. Ia merasa bahwa mini bus yang ia pijak semakin menyempit dan menekannya telak. Kenangan itu... ia begitu merindukan Mingyu sebagai sahabatnya dahulu. Kenangan-kenangan itu biasanya muncul dalam mimpi buruknya dan kini hadir begitu saja di pelupuk mata.

"Mingyu, kuharap kau mengerti. Kita—" aliran kalimat Jisoo sontak berhenti saat ia merasakan ada benda keras bertumpu pada tengkuknya. 

"Kumohon jangan lakukan ini."

.

.

.

.

.

grand bébé [SEOKSOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang