Chapter 15

707 81 4
                                    

Waktu berjalan dengan begitu menarik bagi Jisoo. Jisoo yang berusia 27 tahun itu kini sudah menemukan pembuncah endorfin pada dirinya. Ia memiliki Seokmin yang begitu luar biasa. Mereka banyak menghabiskan waktu berdua di dalam atau di luar apartemen.

Sebenarnya semuanya terasa begitu baik sampai pada Jisoo yang kini sering meninggalkan pekerjaannya untuk tetap berada di rumah.

Hal itu membuat Seungkwan merasa janggal. Yang Seungkwan tahu, Jisoo adalah sosok yang pekerja keras. Ia tidak pernah menolak pekerjaan yang ditujukan padanya.

Dulu Seungkwan sempat mengeluh karena Jisoo terus saja bekerja dan memberikan waktu yang begitu limit baginya untuk menikmati hidup sebagai seorang kekasih dari seorang pria. Namun kali ini terasa berbeda karena Jisoo banyak sekali menolak pekerjaan. Model itu hanya menerima pekerjaan-pekerjaan pendek yang berpusat di Seoul saja.

"Setidaknya pikirkanlah, ini untuk Jeonghan. Apa kau masih saja merasa malas jika ini berhubungan dengan kawanmu?" Seungkwan memijat pangkal hidungnya, terlihat kerutan-kerutan samar yang terpahat dengan alur yang manis di keningnya.

Sudah 30 menit ia duduk bersila kaki di sofa milik Jisoo. "Kumohon pikirkanlah," ia berjanji ini akan menjadi kali terakhir baginya untuk mengucap permohonan pada sahabatnya ini.

Seungkwan merasa seperti hendak meledak menghadapi sikap aneh yang ditunjukkan oleh Jisoo.

"Tapi kenapa harus dilakukan di luar negeri? Lagipula Jeonghan idol yang sangat besar. MV dibuat dimanapun, kupikir itu bukanlah hal yang akan dipermasalahkan oleh fans,"

Syukurlah Jisoo mau menjawab. Walaupun ia masih bergelut pada teflon mininya yang berisi dua telur mata sapi. Matanya tak sekalipun melirik pada Seungkwan yang sedang duduk di sofa membelakanginya kabinet dapur.

"Intinya, kau bersedia atau tidak?"

"Akan kupikirkan."

Seungkwan beranjak berdiri. Walaupun hanya seorang kawan, tapi Seungkwan dapat menjamin bahwa dialah satu-satunya di dunia yang tahu bagaimana temperamen Jisoo.

Ketahuilah bahwa jika Jisoo mengatakan 'akan kupikirkan' itu berarti ia tidak ingin melakukannya.

Tapi kenapa?

Hey, Jisoo bukan orang yang seperti itu. Ada yang salah disini. Sesuatu sedang terjadi. Seungkwan berani bertaruh.

Berdebat dengan hatinya, Seungkwan beranjak berdiri dan berpaling pada sosok yang dengan hanya menggunakan kaos oblong dengan ukuran begitu besar di hadapannya ini, "Akan kau pikirkan? Sebenarnya ada apa, Jisoo? Kau memiliki kekasih?"

Jisoo berhenti meneruskan kegiatannya. Matanya menatap pada Seungkwan kemudian berlalu menatap pada sosok yang sedang berada di samping layar TV. Sosok yang sedari tadi memperhatikan keduanya.

Seokmin.

"Hmm?"

"Aku tak akan mengurusi urusan pribadimu jika itu memang tak kau kehendaki. Tapi kumohon padamu, Soo, jadikan aku orang pertama jika kau memang tak bisa mengatasinya sendirian. Aku selalu ada untukmu,"

Seungkwan menghela nafas sebentar kemudian dengan senyum yang dipaksakan beranjak keluar dari apartemen. Menyisakan Jisoo yang terdiam beradu pandang dengan Seokmin.

grand bébé [SEOKSOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang