Pagi-pagi sekali Seungkwan tergopoh dengan cepat memasukkan sebuah koper pada van perusahaan.
Disampingnya ada Hansol dengan mata yang masih mengantuk membantunya memegang milik sang kekasih. Ia bahkan masih mengenakan celana pendek hitam dan sandal motif babi yang berwarna pink lembut. "Kwan, ini masih jam delapan."
"Pesawatnya pukul sebelas," Seungkwan masih sibuk dengan sesuatu pada ponselnya. "Kami harus briefing terlebih dahulu."
"Kalian bisa melakukannya di dalam pesawat. Kalian memiliki waktu lebih dari sepuluh jam di dalam pesawat,"
Hansol masih mengucek matanya dan bibirnya terus saja menguap lebar. Padahal kekasihnya sudah berpakaian rapi dan wangi disampingnya.
"Begitukah?"
"Bukankah kau menjadi manager lebih dari enam tahun? Tenanglah."
***
Pukul delapan.
Smartphone Jisoo bergetar berlebihan atas kabinet dapur. Pemiliknya masih tidur di peluk oleh sang kekasih di dalam kamar.
"Ponselmu bergetar," Seokmin berujar parau di antara kesadarannya.
"Itu Seungkwan." Jisoo tersenyum.
Tentu saja itu Seungkwan.
"Sekarang ia sedang ditenangkan oleh kekasihnya. Aku berani bertaruh."
Kini gantian Seokmin yang tersenyum. "Kenapa begitu?" ia masih memeluk Jisoo di balik selimut mereka. Tangan kokohnya mendekap lengan Jisoo dengan posesif.
"Seungkwan selalu terburu-buru di pagi hari. Hansol selalu menjadi orang pertama yang memintanya untuk tenang dan membiarkanku tidur lebih lama," Jisoo terkekeh pelan membayangkan apa yang terjadi di parkir apartemen Seungkwan dan Hansol pagi ini.
Seokmin tersenyum dengan lembut, ia mengecup kening Jisoo dengan begitu pelan. "Kita akan tak bertemu dalam waktu seminggu kedepan."
"Aku tak ingin pergi. Aku sudah mengatakannya padamu."
Mendengar keluhan berulang dari kekasih membuat Seokmin mengelus punggung Jisoo pelan. Ia merasakan begitu halusnya kulit dibalik kain tipis itu.
"Kau harus bekerja. Kita bisa bertukar pesan. Jangan khawatir."
Mandi dan bersiap, Jisoo memilih pakaian untuk airport style-nya kali ini. Ia sudah lama tidak berpergian. Ia harus terlihat begitu menawan kali ini untuk memuaskan kamera para fansnya.
Sarapan dengan jus wortel buatan Seokmin, Jisoo sekarang sudah siap menghadapi kamera para menggemar.
"Aku pergi," bibirnya membentuk lengkungan masam yang sangat lucu untuk Seokmin. Mereka sudah berdiri di lobi apartemen untuk menunggu Seungkwan menjemputnya.
"Aku akan baik-baik saja. Jadi berjanjilah padaku bahwa kau juga akan baik-baik saja disana," Seokmin tersenyum saat melihat Jisoo hendak membuka bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
grand bébé [SEOKSOO]
Teen Fiction•Lee Seokmin x Hong Jisoo ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Seokmin seorang hantu penghuni apartemen tua dan Jisoo seorang model menjadi penghuni baru apartemen. ®iam.vidiot