×21× {Monster}

15 3 0
                                    

"Bagaimana bisa dia belum bangun juga? Aish! Jun!"

"Jangan berisik, Jen! Aku tak ingin diusir lagi oleh tuan Hoshi, ya! Lebih baik kau makan saja kue kering ini!"

Rena menodongkan kue kering yang dibawakan Hyunsuk tadi. Tidak, Hyunsuk bukan ada dua. Hyunsuk memang sempat mengantar cemilan di kamar mereka. Setelah itu pergi lagi mengikuti Yeonsoo.

"Kau menyuruhku makan apa, Rena? Kue kering atau piring piring ini?"

Sebelumnya piring besar itu penuh dengan cemilan, tolong jangan salahkan Rena dan SooAh jika cemilan itu sudah mau habis dan hanya tersisa lima buah. Salahkan cemilannya yang begitu enak.

Tak terasa, hari mulai gelap. Sepertinya baru saja mereka menapaki kaki di halaman mansion itu.

"Apa kalian tidak lapar?"

"Chenle?"

"Kalau kalian lapar, ayo ke dapur untuk makan malam. Yeonsoo dan Hyunsuk sudah di sana." Setelah mengucapkan itu, Chenle berlalu dari pintu.

"Lihatlah, kau menghabiskan kue kering ini bahkan Yeonsoo belum merasakannya."

Mendengar ucapan Jeno, Rena sedikit merasa bersalah tetapi dia gengsi dan menutupinya. "Dia pasti sudah merasakan ini di dapur," sargahnya.

Jeno hanya merotasikan bola matanya.

"Junkyu!"

Plak!

Junkyu yang sedang menjelajahi mimpi itu pun akhirnya terbangun dengan pukulan di keningnya.

"Kau ingin tidur sampai kapan hah?!" Itu SooAh.

Junkyu pun buru buru membangkitkan tubuhnya melihat langit yang mulai gelap.

"Ayo makan malam, mereka sudah menunggu di dapur," ajak SooAh.

"Makan malam? Di sini?"

"Jadi di mana lagi?"

"O-oh iya!"

Mereka berempat pun mulai menuju ke dapur. Sesampainya di sana, alangkah terkejutnya mereka melihat 2 orang pria yang awalnya tidak mereka lihat di mansion ini. Seorang pria yang dengan tenang menikmati kudapannya dan seorang pria yang sibuk memperhatikan Yeonsoo bercerita.

"Paman Jihoon?!"

"Kak Minhyung?!"

"Halo."

"Bagaimana kalian bisa berada di sini?!"

"Aish, aku lelah untuk menceritakannya," ucap Jihoon lalu menenggak minumnya.

"Seandainya ada Seokmin di sini kau pasti akan menyuruhnya," sahut sang tuan rumah yang baru duduk di sebelahnya.

"Tentu saja. Apakah kau bisa menggantikannya membantuku untuk itu?"

"Jika kau bisa lelah, maka aku juga bisa lelah." Ucapan Myungho yang penuh senyum sedatar meja kaca pun dibalas senyuman sedatar lantai kamar mandi oleh Jihoon.

Selalu saja begitu. Dua sahabat yang terlihat tidak bersahabat. Tapi percayalah, mereka sudah biasa bersikap menyebalkan satu sama lain.

"Bagaimana kabar kalian?" ucap Minhyung setelah adiknya selesai bercerita.

"Kabar baik, bagaimana kau dan paman Jihoon bisa kemari?" balas Jeno.

"Apa kalian lupa? Jihoon juga teman Myungho." Itu bukan Junkyu atau siapapun, melainkan si manusia harimau yang datang membawa sepiring besar daging dan diikuti Hyunsuk yang membawa makanan lain di belakangnya.

"Simpan dulu keterkejutan dan kebingungan kalian. Ayo kita makan malam." Hoshi meletakkan piring itu di tengah tengah meja. "Ini adalah daging hasil buruanku. Silahkan dinikmati," ucapnya dengan senang.

Revenge | Svt × Trz × NctTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang