×08× {Ilusi}

20 6 0
                                    

"Kalian akan kemana?" tanya Jaemin.

"Hutan barat daya," jawab SooAh.

"Yang berdekatan dengan mansion wizard Seo Myungho bukan?" tanya Jaemin lagi. SooAh mengangguk kaku.

Jaemin menjentikkan jari "Perbolekan aku ikut!"

"Untuk apa kau ikut?" sinis Junkyu.

"Oh ayolah, aku bosan. Sesekali aku ingin berjalan jalan."

Para werewolf melirik satu sama lain.

"Aku janji tidak akan berbuat macam macam. Aku akan selalu bersama Jeno."

"Tidak apa apa?" tanya Hyunsuk menatap SooAh.

"Kurasa tidak apa apa ..." jawab SooAh 'Asalkan kita menyembunyikan identitas asli kita dengan baik.'

Hyunsuk mengerti kalimat yang tak muncul dari mulut itu hanya dengan tatapan mata.

"Baiklah tapi saat pagi tiba kau harus pulang," ucap Jeno.

"Kau mengusirku?! Bahkan kita belum melakukan perjalanan."

Tak!

"Kau ingin hancur terpapar matahari, huh?"

Jaemin mencebik kesal dan mengelus keningnya yang disentil oleh werewolf bermata sabit itu. "Ck! Baiklah!"

"Oh ya, aku belum tahu nama kalian masing masing."

×××

"Bagaimana kau bisa menyukai apel? Bukankah vampir selalu minum darah?"

"Aneh. Rasa apel itu aneh. Manis apel dengan manis darah sangat berbeda. Keanehan itu yang membuatku menyukainya."

Yeonsoo mangut mangut.

"Bagaimana kalian bisa bertemu?" Kali ini Hyunsuk yang bertanya.

"Saat itu aku sedang mengikuti pelatihan di sekitar kastil vampir si konyol ini. Di sanalah kami bertemu. Dari dulu aku memang tidak memandang buruk ras vampir, entah bagaimana awalnya sampai ras kita dicap tak pernah damai dengan vampir sejak dahulu. Dan ternyata vampir satu ini juga berpikiran sama denganku," jelas Jeno.

"Yup! Kita ini sefrekuensi," sambung Jaemin.

"Apa? Serfe ... Apa?"

"Sefrekuensi."

"Ooh." Hyunsuk hanya mangut mangut walau otaknya masih belum paham dengan kata itu.

Tap!

"Ada apa Junkyu?" tanya mereka saat tiba tiba Junkyu yang paling depan berhenti melangkah.

"Tunggu sebentar." Junkyu mengedarkan pandangannya "Apa hanya aku yang merasa jika kita salah jalan?"

Yang lain pun melihat sekeliling.

"Kurasa kau benar. Kita salah jalan," sahut SooAh mulai panik.

"Aku sudah melihat pohon ini empat kali!" Semuanya membelalakkan mata.

"Jangan ada yang terpisah! Kita coba lanjutkan sekali lagi," titah Jeno yang langsung diangguki mereka semua. Mereka pun berjalan kembali dengan waspada.

Tak lama kemudian mereka tiba di tempat yang sama lagi.

"Gawat! Kita terjebak," desis Jeno. "Ini pasti ulah wizard."

"Apa yang harus kita lakukan?" SooAh ketakutan. Dia belum pernah bertarung dengan wizard seumur hidupnya.

"Kita tidak boleh terpisah."

Revenge | Svt × Trz × NctTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang