×11× {Siapa Dia?}

21 4 0
                                    

Jaemin POV is end

Dengan penuh amarah kakinya melangkah masuk ke dalam mansion yang penuh dengan patung itu. Tak mempedulikan penjaga di luar yang sudah tak berdaya.

"HUANG RENJUN! TUNJUKAN DIRIMU SEKARANG!"

Dia benar benar tidak bisa mengendalikan emosinya kali ini.

"SEKARANG ATAU KUHANCURKAN MANSIONMU INI!"

Derapan langkah terdengar menuruni tangga.

"Ada apa datang ke mari, Tuan muda Jaemin? Apa kau perlu sesuatu?"

"Di mana Miran?"

"Miran? Oh aku meninggalkannya tadi siang, aku ada urusan di-"

"Ku tanya sekali lagi. Di mana Yoo Miran."

"Oh, kau sudah tau?" kekeh Renjun.

"Apa yang kau perbuat dengannya?"

"Tidak ada. Memang sudah menjadi takdirnya untuk mati. Apa pedulimu? Dia hanya manusia lemah."

Brak!

Jaemin meninju Renjun dengan begitu kuat hingga menembus 2 dinding di belakangnya.

Dengan instingnya, dia melesat ke berbagai ruangan dan menemukan Mira yang terbaring lemah di dalam ruangan yang di sana terdapat sebuah bola sihir berwarna ungu.

Jaemin menghampiri wanita yang tergeletak di atas peti kayu tersebut. Mengangkatnya lalu membawanya pergi melesat melintasi jendela.

"Miran ... Yoo Miran ... Buka matamu!" Jaemin menepuk pipi Miran sedikit kuat. Berharap manusia cantik itu membuka matanya.

Tapi usahanya tidak membuahkan hasil. Perempuan yang selama ini menempati hatinya itu enggan membuka mata. Dadanya pun sama sekali tidak melakukan respirasi. Kulitnya pucat, tubuhnya dingin.

Cinta dua pihak tanpa hubungan apapun ini akhirnya tamat sampai di sini. Meninggalkan sang vampir yang menangis keras sebab merasakan pilu yang begitu menusuk.

'Terima kasih sudah mencarikan ku tabib untukku. Tapi Jaemin, bagaimana pun juga aku tidak dapat melawan takdir. Renjun mengharap kematian ku. Aku bukannya tidak ingin bertahan, tapi memang ku rasa sudah sampai di sini perjalanan hidupku. Mungkin setelah membaca ini kau merasa bersalah karena memanggil tabib yang salah. Tidak Jaemin, kau sudah melakukan yang terbaik. Aku sangat bersyukur memiliki kenangan terakhir hidup bersamamu. Bahkan jika kau tak memanggil tabib aku juga akan menghembuskan napas terakhir ku setelah aku membuatmu tersenyum senang dan melihat bulan cantik berdua denganmu. Ini sudah menjadi takdirku.

Terima kasih telah mau menemaniku hidup, terima kasih sudah rela berjuang bersamaku. Setelah ini, carilah kebahagiaanmu yang lain. Kehadiran diriku dalam hidupmu hanya sampai di sini. Maaf karena aku tidak bisa lagi menemani kehidupanmu sampai akhir. Jangan menangis, sayang. Aku pamit duluan. Sampai jumpa di kehidupan selanjutnya, vampir tua yang tampan. Aku mencintaimu.

Salam hangat, Yoo Miran'

×××

"Oleh sebab itu, aku mencuri bola sihir mereka untuk membuka portal dunia manusia. Portal yang dibuat bangsa vampir hanya bisa dibuka sekali dalam setahun. Jadi aku menggunakannya untuk membukanya untuk keduakalinya di tahun itu.

Aku kembali mengunjungi dunia manusia untuk mengubur jasad Miran dengan layak di sana. Setelah kembali, aku menghancurkan bola sihir itu. Aku merasakan ada yang aneh di sana. Para wizard itu memanfaatkan energi kehidupan yang tersisa pada orang yang sedang sekarat untuk memperkuat bola sihir itu. Bahkan aku merasakan ada energi kehidupan yang telah direbut paksa di bola sihir itu."

Revenge | Svt × Trz × NctTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang