×14× {Masalah Lama}

16 6 7
                                    

"Pantas saja tercium aroma terbakar," gumam Chenle menghampiri empat tamunya di halaman belakang sedang membakar ikan.

"Bolehkah aku bergabung? Aku tidak akan meminta ikan kalian," ujarnya lalu duduk di sebelah mereka. Rena hanya menghela napas sebal.

"Makanlah dengan santai, Yeonsoo." Chenle mengusap pipi Yeonsoo yang belepotan bumbu ikan bakar yang dilahapnya. Yeonsoo tersenyum ke arahnya lalu melanjutkan kegiatan makannya. Siapa sangka Chenle malah gelagapan melihat senyuman gemas dari Yeonsoo.

Berbeda dengan Junkyu dan Jeno yang bertaruh ikan siapa yang akan matang duluan. Sedangkan Rena hanya menatap tak minat kobaran api di hadapannya.

Mengingat beberapa menit yang lalu mereka diusir dari mansion Myungho oleh Hoshi karena Jeno dan Junkyu membuat keributan.

Jeno yang muak mendengar ucapan bersalah Junkyu yang baginya itu tak berguna -karena itu sudah lewat dan itu bukan salahnya. Jeno akhirnya tidak dapat menahan emosinya begitu juga Junkyu yang terpancing. Kedua werewolf itu berakhir adu mulut sangat dahsyat sehingga aura werewolf mereka mendominasi. Sampai pada akhirnya auman harimau terdengar dengan seramnya.

"Kalian itu serigala. Mengapa mengaum seperti harimau?!" kesal Rena yang sedari tadi menutup telinga bersama Yeonsoo.

"K-ami tidak ..." Kedua pemuda itu dengan ragu melirik ke belakangnya. Ditemukanlah seekor harimau putih tegap menatap garang ke arah mereka yang seketika menciut nyalinya.

"Kalian lanjutkan keributan itu di luar atau ku terkam kalian di sini?!"

Begitulah, akhirnya mereka memutuskan membakar ikan hasil tangkapan mereka di halaman belakang. Duduk di atas rumput, di bawah pohon rindang. Kicauan burung di hutan juga terdengar. Hm, tidak buruk juga.

Chenle masih memperhatikan Yeonsoo yang tak membiarkan sedikitpun ikannya tersisa kecuali tulang dan duri. "Kenapa kau memperhatikanku, wizard rambut hijau?" celetuk Yeonsoo membuat Chenle kaget.

Chenle menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "A-aku ..."

"Kau ingin ikan bakar juga? Aku akan membuatnya untuk mu." Yeonsoo mengecap jari jarinya lalu menghadap ke Chenle. "Bagaimana?"

Deg!

Tatapan Chenle terpaku pada galaksi netra yang dimiliki Yeonsoo. Sesuatu yang ...

"Hei kau!"

Jeritan Rena mengalihkan fokus awalnya pada sesuatu mengerikan di dalam netra itu.

"Kenapa kau tidak membantu kami saat tuan Hoshi marah?!" sulut Rena.

"Untuk apa?! Itu masalah kalian, bukan masalahku," balas Chenle. Rena mendesis kesal lalu membuang mukanya.

"Hahaha." Yeonsoo tertawa kecil.

"Apa kau punya teman di luar mansionmu?" tanya Yeonsoo.

Baik, Chenle tidak mau terpaku pada kedua mata itu lagi. Maka netranya sibuk bergulir menatap apapun yang bukan mata Yeonsoo. "Tentu aku punya. Aku punya relasi dengan wizard lain di luar sana. Kecuali para wizard di tempat ayahku dulu."

Yeonsoo mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Kota Quarto. Dulu ayah hidup di sana sebelum berteman dengan teman teman werewolfnya. Dia bercerita padaku. Tempat dengan kenangan kelamnya yang tidak ingin dia kunjungi lagi."

"Ooh, jadi tempat tinggal Renjun juga  Quarto..." Gumam Rena. Dia dan Yeonsoo mengangguk-anggukkan kepalanya sekali lagi.

"Sepertinya aku tertarik untuk menjadi teman kalian," ujar Chenle.

Revenge | Svt × Trz × NctTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang