×18× {Ke Quarto lagi}

16 3 0
                                    

"Aku sudah menyerahkan semuanya pada Hoshi dan Chenle. Anak anak itu tidak akan menyadari bahwa aku tidak ada di sana. Tenang saja."

"Siapa Hoshi dan Chenle?"

"Hoshi adalah manusia harimau yang tinggal bersamaku sejak aku pindah. Dan Chenle adalah anakku."

"Kapan kau menikah? Kenapa tak mengundang?"

"Aku belum menikah. Dia adalah anak angkatku."

"Oh? Kenapa? Apakah karena dirimu yang suka menyendiri makanya tidak menemukan pujaan hatimu di luar sana?"

Myungho menghela napas berat. "Hatiku hanya masih belum bisa melupakan masa lalu."

Suasana seketika hening. Jihoon tahu bahwa temannya ini juga bermimpi memiliki keluarga. Dia sangat menantikan itu. Namun masa lalu yang bagaimana yang telah dilewatinya sehingga hatinya masih terjerat? Apakah dia sudah menemukan wanitanya? Apakah wanitanya meninggalkannya?

"Omong omong..."

Laki laki di belakang mereka yang sedari tadi diam akhirnya membuka suaranya. Laki-laki yang sempat heran melihat keakraban dua pria di depannya ini saat berbicara. Padahal beberapa menit yang lalu mereka berdua hampir merata-leburkan area depan mansion sang wizard.

"Apakah tempatnya masih jauh? Apakah memerlukan waktu sehari? Kita harus kembali sebelum gerhana bulan nanti malam," ucap laki-laki itu.

Jihoon, pria di samping Myungho menghentikan langkahnya dan menatap Myungho.

"Masih jauh, tapi ..." Myungho menjeda pergerakan mulutnya. "Baiklah baiklah aku akan melakukan apparate."

Jihoon tersenyum senang.

"Kau tidak berubah, Jihoon," imbuh Myungho datar.

Jihoon terkekeh. "Ternyata kau masih mengingatku yang dulu, ya."

Tentu saja, Jihoon membiarkan Myungho membaca pikirannya dan meminta untuk berteleportasi saja agar cepat.

"Apa itu apparate?" tanya pemuda di belakang mereka.

"Bisakah kau membuka tudung jubahmu? Aku sedikit risih berbicara dengan orang yang menutupi wajahnya seperti itu," kata Myungho.

Pemuda itupun membuka tudung jubahnya. "Maaf membuatmu risih, Tuan."

"Kelihatannya pikiran mu sedang berkecambuk, ya? Kau sangat menyayangi adikmu. Aku cukup kagum. Siapa namamu?"

"Lee Minhyung."

Myungho mengangguk angguk lalu mengeluarkan tangannya dari saku.

"Maaf, bagaimana kau tau jika pikiranku sedang berkecambuk?"

"Satu hal yang harus kau tau, Minhyung. Dia bisa membaca piki-"

"Kita pergi sekarang. Apparate!"

×××

"Apa kau ingin membunuhku?! Aku sangat terkejut, Myungho!"

"Hm, mungkin iya. Tapi gagal, karena kau masih hidup."

Percayalah, dua sahabat ini tidak bermusuhan secara benar-benar.

"Wahh di mana ini?"

"Ini area hutan belakang Quarto. 520 meter di sana kita dapat menemukan rumahku yang dulu. Kita akan ke sana untuk mencari tau apa yang telah terjadi," jelas Myungho.

"Ayo." Jihoon lebih dulu melangkahkan kakinya.

"Tunggu, pendek. Mereka akan mengira kita penyusup karena kita masuk dari sini. Pendeteksi mereka aktif kembali setelah kalian berhasil menggagalkan aksiku bersama More."

Revenge | Svt × Trz × NctTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang