×24× {Pertanyaan}

12 3 0
                                    

"Kau benar benar ingin membunuh ku?"

Duar!

"Kau tidak ingin berpikir terlebih dahulu?" ucap Wonwoo yang sibuk menghindari dari segala serangan Junkyu.

Duar!

"Aku sudah berpikir sejak aku berpisah denganmu," balas Junkyu.

Semua kalimat ucapan Wonwoo disanggah oleh ledakan petir si pengguna pedang petir itu.

"Hey, aku ini berteman dengan tuan Kim. Kau tidak akan menyesal?"

"Tidak. Hubungan kalian tidak ada sangkut pautnya denganku. Walau aku menerima misi darinya bukan berarti aku tidak boleh menyentuhmu. Aku tidak diperintah untuk berteman denganmu. Kau pikir siapa dirimu?" Kalimat yang lumayan panjang kali ini terdengar dari mulutnya dengan akhiran yang menantang.

Duar!

"Baik, baik. Kau tidak ingin kita berdamai? Kita sama sama sedang memata matai."

Duar!

"Tidak, terima kasih."

Wonwoo menarik napasnya terburu-buru. Seperti tidak ada kesempatan bernapas untuknya setelah mengeluarkan kalimat. Wonwoo semakin yakin bahwa pemuda yang sempat hadir di masa lalunya itu benar benar membencinya. Pemuda ini benar benar marah. Seorang anak yang dulu sangat ambisius berlatih untuk kekuatan yang sedang dipelajarinya, kini sepertinya menjadi seorang pemuda yang penuh kebencian dan dendam pada Wonwoo. 

Padahal Wonwoo pernah membayangkan dirinya dan pemuda ini akan berhubungan baik di masa depan. Tetapi terkadang manusia dapat berubah semudah keadaan dan waktu yang berubah pula. 

Tidak, seharusnya Wonwoo sudah tidak terkejut lagi. Karena di dalam sejarah ingatannya, mereka berdua sudah pernah bertarung sebelumnya. DI suatu tempat.

"Tampaknya kau sangat menyukai pedang itu," ucap Wonwoo lagi.

Kalimat itu berhasil membuat Junkyu diam dan berhenti menyerang sejenak.

"Tentu saja, itu hadiah istimewa dari temanmu," lanjut Wonwoo.

"Diam kau. Aku tak ingin mengingatnya kembali," desis Junkyu seakan ada sekelebat kilat diujung matanya.

"Benarkah?"

Pats!

Junkyu langsung saja melesat ke hadapan Wonwoo. Menghunuskan pedangnya tepat pada dada Wonwoo. Tetapi detik saat mata pedang it menempel di permukaan bajunya, saat itu juga Wonwoo menghilang. Junkyu menengok ke belakang. Benar saja, pria wizard itu berdiri di sana dengan santainya. 

"Kau masih menggunakan cara itu. Itu artinya kau tidak bisa melupakannya."

Junkyu yang tidak terima dengan ujaran Wonwoo pun semakin geram. "Diam dan bertarunglah denganku."

Wonwoo berdecih lalu memanggil senjatanya untuk bertarung. Persengitan di antara mereka pun dimulai. Mereka bertarung seperti musuh lama yang bertemu kembali. Namun jika menyadari perbedaan usia mereka, memangnya bagaimana hubungan mereka berdua di masa lalu?

Junkyu sepertinya sangat tidak ingin mengingat dan membawa-bawa masa lalunya. Tetapi wizard sombong nan songong -menurut Junkyu- ini, dengan santainya muncul kembali ke hadapannnya. Tentu saja Junkyu merasa geram dan marah.

Lama kelamaan, kelihatannya besar kekuatan Junkyu tak sebanding dengan Wonwoo yang juga menggunakan sihir. Walau dirinya lincah, Junkyu sempat tumbang dibuat pria yang lebih tua darinya itu. Beberapa serangan pun tak sempat dielak, luka di tubuhnya terlihat bertambah, walau petirnya berkali kali meledak di sini dan di sana. Tapi yang namanya Junkyu tetap saja tidak ingin kalah walau merasa tenaga sudah mulai berkurang karena sempat kewalahan menyerang para monster serigala.

Revenge | Svt × Trz × NctTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang