×05× {Lembaran Lama}

26 5 0
                                    

Bertahun-tahun yang lalu, di hari peringatan kelahiran bayi pertama yang pemimpin klan Lee.

Derapan langkah terdengar disusul oleh kemunculan pria tegap dengan senyuman lebar yang tak pernah pudar. Lee Seokmin, pemimpin baru klan Lee.

Acara yang sudah menjadi tradisi bagi semua bangsa werewolf untuk menyambut kelahiran anak pertama sang pemimpin suatu klan. Seluruh pemimpin klan dari berbagai penjuru mata angin diundang ke kediaman klan Lee. Tak lupa Seokmin juga mengundang sahabatnya yang beda ras juga.

Lee Donghyuck, putra mahkota klan Lee. Diperkenalkan dengan bangga ke dunia. Kehadiran putra atau putri pertama akan selalu dihargai oleh semua klan.

"Baiklah saya ucapkan terima kasih kepada seluruh tamu undangan yang telah meluangkan waktunya untuk hadir di kediaman klan ku ini. Suatu kebanggaan bagiku bisa menyambut semua pemimpin klan yang hebat seperti kalian. Dan untuk para sahabat ku yang bukan werewolf, terima kasih telah menghadiri acara ini. Aku harap kalian bisa menikmati acara ini dan membuat relasi antar sesama dengan nyaman. Terima kasih."

Puluhan tamu memberi ucapan selamat pada sang pemimpin baru klan Lee. Pria berhidung bangir itu tak sekalipun melepas senyumnya menyambut jabatan tangan yang datang padanya.

"Cukup ramai untuk acara seperti ini." Jihoon berceletuk di sebelah Seokmin yang sedang memperhatikan semua dengan tatapan bahagia.

"Acara seperti ini memang selalu ramai, Jihoon," jawab Seokmin.

"Ah ... Ini adalah pertama kalinya aku menghadiri acara seperti ini."

Kedua pria itu sedang bebas. Para tamu menikmati acara serta jamuan yang diberikan. Sang permaisuri sudah diperbolehkan untuk istirahat bersama putranya. Maka Jihoon da Seokmin memutuskan untuk mengobrol dengan nyaman.

"Kau mengundang mereka juga ternyata."

"Tentu saja, memangnya siapa yang tidak ku undang? Bahkan aku mengundang klan Wen," respon Seokmin tanpa mengalihkan perhatian pada apa yang dimaksud Jihoon.

"Maksudku mereka," ucap Jihoon sekali lagi.

Seokmin menoleh pada apa yang Jihoon lihat dan langsung mengerti. Ia pun menghela napas panjang. Jeonghan yang sedang bercengkrama dengan para kerabat klan lain dan Seungcheol yang sedang menikmati kudapan bersama pemimpin klan lain. Kedua sahabat yang dulunya dekat sekarang seperti menghindar satu sama lain. Seokmin menghela napas.

"Tuan Lee," panggil seseorang di sebelah kiri mereka. Pria dengan setelan putih membungkuk sembari memegang topi yang berwarna senada di depan dadanya.

"Ah,  Seo Myungho."

Wizard dengan senyuman yang selau membuat wanita terpana itu menegakkan tubuhnya. "Ini ketiga kalinya aku menghadiri acara untuk pemimpin baru seperti ini," ucapnya.

"Kuharap kau tidak merasa bosan," celetuk Seokmin mengingat Myungho adalah Wizard yang sering menghabiskan waktu hanya di mansionnya. Myungho menggeleng sambil terkekeh lalu memasang kembali topinya.

Kepakan sayap terdengar mendekat. Mereka menolah ke belakang dan menemukan Elf Joshua yang tersenyum ramah di sana. Joshua menapaki lantai lalu meniru pose yang dilakukan Myungho bedanya tanpa topi di depan dadanya. "Apakah aku harus melakukan ini juga?" celetuknya.

"Ah, kau selalu meniru," balas Myungho.

Mereka bertiga tertawa. Mereka tahu gerakan itu bukan gaya Joshua. Busana serba biru tanpa melupakan ikat kepala yang menjadi khas bangsa Elf, sungguh warna yang kontras dengan rambut pirangnya. Terlihat menawan dipandang. Namun itu hanya busana, sifat yang dimiliki si pemakai tidak termasuk, jika kata Jihoon.

Revenge | Svt × Trz × NctTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang