"Kau yang membuka segelnya?" Myungho memangkas jaraknya dengan Jaemin dan menatapnya tajam.
"Memangnya ada apa dengan itu?"
"Katakan padaku bagaimana kau bisa membuka segelnya."
Jaemin, seorang vampir yang sering diberi julukan vampir konyol itu meneguk ludah kasar di hadapan Myungho.
×××
"Quarto ya? Seperti pernah dengar eum ... Oh ya, tempat tinggal si wizard yang kemarin nyasar. Kira kira di mana dia tinggal, ya?" monolog Jaemin menggulung kembali sebuah kertas surat yang telah dibacanya.
Jauh tempo tahun sebelum dia bertemu Renjun, saat itu adalah pertama kalinya dia ke Quarto karena sebuah undangan pertemuan.
Jaemin yang menghadiri kota itu disambut dengan semestinya dan dilayani dengan baik hingga agenda berakhir.
"Aku ingin berjalan jalan tanpa ditemani. Apakah boleh?" ucap Jaemin seusai agenda selesai.
"Tentu saja, tuan muda Jaemin."
"Kau percaya padaku?"
Pria yang merupakan pengundangnya di pertemuan itu tersenyum tipis dengan mata sipitnya.
"Lebih tepatnya aku percaya pada petugas keamanan ku. Aku yakin mereka tidak akan diam jika kau bertingkah, Tuan muda," jawabnya.
Jaemin terkekeh kecil lalu berjalan pergi sendirian. Merasa bosan karena hanya melihat rumah penduduk, dia memutuskan meloncat ke atap dan mulai pergi sesuka hatinya.
Tibalah dia di gerbang belakang yang saat itu tidak ada yang menjaga. Tanpa minat dia hanya menatap gerbang itu. Hingga sebuah monolog menarik perhatiannya.
"Dia benar benar menyegel More dan meninggalkan rumahnya. Bahkan dia membuat segel sebesar rumahnya."
Seseorang di sana terdengar berdesis kesal. Yang membuat Jaemin tertarik adalah, seseorang tersebut menyebut kata segel.
Segel milik wizard yang akhir akhir ini membuatnya tertarik.
Jaemin pun mendekat dan bersembunyi di balik tong di samping pohon. Dia melihat seorang lelaki memegang buku tebal di tangan kiri sedangkan tangan kanannya memegang lurus tongkat sihirnya.
Lelaki itu berkali kali mengucapkan mantra yang tidak Jaemin mengerti. Dia mencoba mengingat, siapa tahu dia bisa mencoba mantra itu di kastil. Tapi otaknya tidak bisa mengingat jelas kata kata aneh yang diucapkan lelaki itu.
Kesal karena tidak berhasil, lelaki itu menghempas buku tebalnya ke tanah.
Dia mengusak rambutnya lalu berbalik. Terlihatlah rupa wajahnya yang memakai kacamata. Tak sengaja kontak mata mereka bertemu. Dia tidak panik, wajahnya tetap datar.
Jaemin yang merasa ketahuan karena memperhatikan dalam diam pun merasa canggung.
"Eum, kurasa tak perlu lagi aku sembunyi ..." ucapnya menggaruk tengkuknya lalu berjalan mendekat.
"Vampir?" ucap lelaki berkaca mata itu menaikkan alis.
"Ya, aku adalah tamu," jawab Jaemin. Pria itu tak membalas. "Omong omong kau sedang apa? Berusaha membuka segel itu? Seberapa pentingkah mansion itu untuk mu?"
"Kau tak perlu tau. Kembalilah ke kastil mu."
"Hey, siapa tau aku bisa membantu."
"Tidak. Kau tak mengerti apapun."
"Kau yakin? Selagi ada seseorang di sekitar mu, kau tidak ingin meminta tolong? Kau dalam kesusahan."
Lelaki berkaca mata itu tetap diam dan membaca kembali buku tebalnya. Jaemin tak sedikitpun beranjak dari tempatnya. Tak lama kemudian lelaki berkacamata itu menatap Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge | Svt × Trz × Nct
Fantasi"Aku harus membangkitkan klan ku kembali" "Lakukanlah semua tujuanmu meski diriku harus tiada karena itu" Tentang putri tunggal yang selamat dari pembantaian klannya. Mencari dan mengumpulkan petunjuk dari segala sudut pandang untuk mendapatkan jawa...