×10× {Apel merah}

21 5 0
                                    

"Tongkat sihirmu sangat alot."

Mei memasang wajah marahnya yang tak dipedulikan Jeno yang sibuk menggigit sumber kekuatannya. Lihatlah perempuan itu sekarang terikat di atas pohon.

Tiba tiba seseorang meneriaki namanya. "Mei! Di mana kau?!"

"Dia di atas mu," sahut Jeno.

"Astaga! Kenapa kau di sana?!"

"Tanya saja pada serigala sipit itu!"

"Ayo kita kembali!"

Witch yang berlari tadi memanjat dan melepaskan Mei.

"Ayo. Semua sudah berakhir. Renjun sudah tiada."

Mendengar itu, Mei membelalakkan matanya. "Tidak mungkin!"

"Sudahlah hentikan reaksi berlebihan itu. Vampir bermata biru itu sudah memberikan ku serpihan bola sihir ini. Setidaknya kita dapat menyelamatkan mereka. Ayo cepat!"

"Tapi-"

"Cepatlah!" Mei ditarik paksa berlari pergi dari sana.

Jeno yang melihat mereka pun memiringkan kepala "Bermata biru?"

×××

"Huweee!"

Suara tangis dramatis memecah kedamaian pagi hari yang sejuk.

"Rena! Jangan tinggalkan aku! Siapa lagi temanku bertengkar jika kau tak ada, huh?! Huweee!"

Semua pasang mata melihat Junkyu dengan tatapan malas.

"Dia akan bangun! Tenanglah! Lebih baik kau diam dan biarkan Rena memulihkan dirinya sendiri," ucap Yeonsoo.

Junkyu terdiam dam mengusap wajahnya. SooAh mengalihkan pandangan. "Bagaimana dengan Jeno? Kenapa belum kembali juga?"

Jaemin, Yeonsoo dan Junkyu saling tatap.

"Tunggu ada yang mendekat," kata Yeonsoo.

Drap! Drap!

Jaemin menoleh ke sumber suara "Oh ya ..."

Duagh!

Jaemin yang baru saja menoleh  ke sumber suara derapan itu langsung tercampak ke samping hingga menabrak pohon. Ternyata dirinya mendapat tendangan kasih sayang yang lembut nan halus dari Jeno. Setelahnya serigala itu langsung mengganti pose menjadi duduk manis degan senyuman yang membuat kedua matanya menjadi segaris. Tak peduli Jaemin yang berusaha bangkit dan menggerakkan kepalanya ke kanan dan kiri hingga berbunyi

Kretek!

"Jeno?! Kau tak apa?"

"Aku baik baik saja," jawab Jeno dengan senyuman yang belum luntur. "Rena bertelepati dengan ku dan memberitahu bahwa kelemahan witch mungkin ada pada tongkatnya. Maka aku langsung menyerbu tongkatnya yang alot itu."

"Tidak heran mengapa Rena tak sadarkan diri seperti ini. Dia bertelepati terlalu jauh," sahut SooAh.

"Aku kagum dengan ikatan batin kalian. Walau tidak bisa menemukan lokasi, tapi bisa batin kalian bisa terhindar," sahut Jaemin kembali dari sana.

"Kau tak apa?" tanya Hyunsuk yang melihat Jaemin kembali membuat suara dari tulang lehernya.

"Kau!" teriak Jeno tiba tiba mengacungkan jari telunjuknya pada Jaemin.

"Apa?! Kau yang bodoh mengira witch itu adalah aku!" balas Jaemin.

"Terserah! Tapi kau! Kenapa kau menjadi pencuri?!"

Revenge | Svt × Trz × NctTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang